Tertukar barang mungkin semua orang pernah mengalaminya, misalnya tertukar sendal jepit. Maklum saja sendal jepit sendal setuja umat, banyak yang pake. Tertukar sendal jepit lumrahnya terjadi di Masjid. Masjid mana? Masjid Nabawi. Madinah, Arab Saudi.
Rasa syukur tak terbatas terucap terdengar oleh pendengaran dan terbungkus di dalam hati, air mata sudah berapa yang tak bisa terbendung. Menangis tiada henti, menetes kuusap lagi, menetes lagi kuusap lagi. Terus saja seperti itu.
Diantara jutaan umat Rasulullah aku dan suami menjadi salah satu diantara tamuNya, tamu Rasulullah. Bila air mata ini bisa berbicara tidak akan sanggup untuk menceritakannya.
Bisa menginjakan kaki di Kota kelahiran Rasulullah dan berziarah ke Makamnya. Terima kasih ya Allah atas undangannya 12 tahun menatikannya, menunggu, tertunda dengan satu dan lain hal.Â
Rindu menantikan, selalu meneteskan air mata setiap melihat orang menunaikan ibadah umroh dan haji, selalu terkesima setiap membaca buku perjalanan seseorang bertamu ke Baitullah.Â
Dan kini tanggal 25 Agustus 2024 Aku dan suami memenuhi undanganMu.Â
Mungkin kita sering mendengar setiap yang terjadi di sana ada kaitannya dengan apa yang sering kita lakukan di rumah. Kisah spiritual yang selalu membawa pesan, hikmah dan pelajaran yang bisa diambil.Â
Semoga kisah sepasang sendal setuja umat yang tertinggal di Masjid Nabawi ini ada manfaat yang bisa diambil untuk pembaca terutama untuk aku.
Kisah ini aku sendiri yang mengalami, kisah sendal jepit yg tertinggal, padahal sendalnya sudah diberi nama bahkan suami pernah menawari untuk dituliskan nama negaranya, Indonesia. Tapi aku menolaknya. Berasa lebay hehe.
Sendal yang selalu aku pakai ketika berangkat ke Masjid Nabawi dan aktivitas lainnya selama di Madinah.
Tertukar setelah hari terakhir di Madinah setelah melakuka  rangkaian kegiatam bersama rombongan yaitu ziarah wada (ziarah perpisahan) dengan Rasulullah.Â
jamaah perempuan melanjutkan aktivitasnya dengan soalat Dhuha di Masjid Nabawi. Entah kenapa ada rasa syahdu, tenang, nyaman, merasakan kenikmatan rasanya ingin berlama-lama di dalam Masjis karena siang bada dzuhur aku harus bertolak ke Makkah.Â
Dirasa sudah cukup menunaikan solat sunah Dhuha, Hajat, Taubat baca quran, berdo'a sebanyak-banyaknya. Aku pun menyudahinya dan keluar menuju rak penyimpanan alas kaki.
Di tempat aku menyimpan sendal, sendal jepit berwarna hijau berlebel namaku tidak ada, mataku berlari ke kotak rak sendal kiri kanan bawah atas tapi tak aku temui.Â
Hanya ada sendal jepit yang berwarna sama tapi tak berlebel namaku. Masa aku pakai sendal yang bukan milikku. Dari pada berlama-lama aku putuskan untuk tidak memakainya dan memilih pulang tanpa alas kaki, hanya berkaos kaki.
Temenku bilang "Barang apapun yang tertinggal di Masjid Nabawi tidak akan hilang", ini hanya tertuker. Â Akhirnya aku meniatkan disedekahkan saja jika sendal itu tetep dipake sama orang yang bersangkutan.
Namun, jika orang tersebut mengembalikan ke tempat semula, artinya dia mengambil sendal miliknya dan menyimpan sendalku.
Semoga ini kode dari Allah dan Rasulullah bahwa aku akan kembali lagi untuk mengambil sendalku yang tertinggal di Masjid Nabawi. Ya Allah semoga ini jadi do'a aku dan suami  akan kembi lagi bersama anak-anak. Aamiin
Siapapun yang memakainya aku niatkan seperti itu iklas. Pulangnya hanya pake kaos kaki dari Masjid Nabawi dan berniat mau beli sendal lagi dan alhmdulilah sendal baru dengan harga  5 real alias seratus ribu rupiah.
Ya Allah Sendal Jepit harga  13000 Allah ganti kontan 100 ribu sendal nyaman Alhmdulilah.Â
Jadi teringat sebelum berangkat ada teman yang menitipkan uang jajan beliau berpesan "uang itu dipake buat jajan di sana saja". Kini uang yang masih terbungkus amplop putih tersimpan di dalam tas menjadi rezekiku.
Teringat kembali bahwa rezeki itu adalah sesuatu yang sudah kita makan dan pakai. Walaupun uang pemberian teman sudah digenggaman jika itu belum rezekiku bisa saja hilang. Tapi uang itu rezekiku lewat perantara sendal yang aku beli sekarang. Masyaallah.
Alhamdulilah hikmahnya dipakenya nyaman dan berkurang rasa sakit di kedua telapak kakiku efek kurang nyaman pakai sepatu sepulang dari kegiatan city Tour kota Madinah hari kemarin. Sambil diniatkan Ya Allah sendal ini sebagai perantara aku pergi ke Mekkah, tawaf dan sai.
Semoga Allah mengundang semua yang membaca tulisan ini menjadi TamuNya Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H