Sendal yang selalu aku pakai ketika berangkat ke Masjid Nabawi dan aktivitas lainnya selama di Madinah.
Tertukar setelah hari terakhir di Madinah setelah melakuka  rangkaian kegiatam bersama rombongan yaitu ziarah wada (ziarah perpisahan) dengan Rasulullah.Â
jamaah perempuan melanjutkan aktivitasnya dengan soalat Dhuha di Masjid Nabawi. Entah kenapa ada rasa syahdu, tenang, nyaman, merasakan kenikmatan rasanya ingin berlama-lama di dalam Masjis karena siang bada dzuhur aku harus bertolak ke Makkah.Â
Dirasa sudah cukup menunaikan solat sunah Dhuha, Hajat, Taubat baca quran, berdo'a sebanyak-banyaknya. Aku pun menyudahinya dan keluar menuju rak penyimpanan alas kaki.
Di tempat aku menyimpan sendal, sendal jepit berwarna hijau berlebel namaku tidak ada, mataku berlari ke kotak rak sendal kiri kanan bawah atas tapi tak aku temui.Â
Hanya ada sendal jepit yang berwarna sama tapi tak berlebel namaku. Masa aku pakai sendal yang bukan milikku. Dari pada berlama-lama aku putuskan untuk tidak memakainya dan memilih pulang tanpa alas kaki, hanya berkaos kaki.
Temenku bilang "Barang apapun yang tertinggal di Masjid Nabawi tidak akan hilang", ini hanya tertuker. Â Akhirnya aku meniatkan disedekahkan saja jika sendal itu tetep dipake sama orang yang bersangkutan.
Namun, jika orang tersebut mengembalikan ke tempat semula, artinya dia mengambil sendal miliknya dan menyimpan sendalku.
Semoga ini kode dari Allah dan Rasulullah bahwa aku akan kembali lagi untuk mengambil sendalku yang tertinggal di Masjid Nabawi. Ya Allah semoga ini jadi do'a aku dan suami  akan kembi lagi bersama anak-anak. Aamiin
Siapapun yang memakainya aku niatkan seperti itu iklas. Pulangnya hanya pake kaos kaki dari Masjid Nabawi dan berniat mau beli sendal lagi dan alhmdulilah sendal baru dengan harga  5 real alias seratus ribu rupiah.