Membasuh Luka Pengasuhan
Penulis: Ulum A saif dan Febrianti Almeera
Penerbit: Strong From Home Publishing 2019
Cetakan.: Ke 2 Nov, 2019
Jumlah hal. 218
Peresensi: Yuyun Suminah
Pernah berada diposisi terluka? Pasti setiap orang pernah merasakan terluka, oleh siapa? Oleh teman, saudara, bahkan oleh orangtua sendiri.
Luka fisik bisa diobati luka batin atau pengasuhan bisakah diobati?
Baca buku ini seakan mewakili kondisi Aku yang berusaha menyembuhkan luka pengasuhan dan bersyukurnya selama ini suami berusaha membantu menyembuhkannya terima kasih untuk suamiku.
Bukan, bukan menyesal dilahirkan dari orang tua yang memilih berpisah, tak seatap lagi. Justru, Allah memilihku karena bisa melewatinya. Berjuta hikmah dan pelajaran hidup bisa menjadi bekal menjalani kehidupan. Terutama tuk dijadikan pelajaran ketika berumah tangga. Inyaallah Iklas dan ridho menerima ketetapanNya.Â
Penulis buku ini adalah seorang pasangan suami istri, sang suami berusaha membantu menyembuhkan luka pengasuhan sang istri. Memang semestinya seperti itu walaupun kesulitan dan tantangan pasti ada dan tentu butuh proses panjang.
Tulisan di belakang cover bikin aku sebagai pembaca sudah dibawa terharu (nangis) Â dengan kata-katanya. Jleb banget.
 "Luka pengasuhan adalah hutang yang perlu dibayar meskipun dengan cara berangsur. Bila luka itu terus dibawa singgah ke jenjang pernikahan maka pihak yang akan membebaskan dari jeratan utang masa lalu itu adalah pasangannya. Kabar baiknya setiap suami atau istri selalu punya modal untuk menjadi terapis terbaik untuk membasuh luka pengasuhan dalam diri pasangannya sekaligus melunasi utang pengasuhannya dari kehidupan masa lalunya".
Setiap luka masa lalu terutama luka pengasuhan oleh penulis dijabarkan bagaimana cara membasuhnya atau menyembuhkannya yaitu dengan metode Tazkiyatul Nafs (membersihkan jiwa) dengan sudut pandang qurani.
Di buku ini juga ditulis kisah-kisah para pembasuh luka, dan perjuangnnya ingin menyembuhkan luka tersebut dan tantangannya. Bagi pembaca khususnya yang berusaha ingin menyembuhkan luka, kisah-kisah ini bisa memotivasi bahwa luka itu bisa sembuh sebesar apapun luka pengasuhannya.
Jika kita sebagai orangtua yang ingin membasuh luka anak, selesaikan dengan minta maaf dan pendekatan emosi. Rubahlah cara mendidik kita kepada mereka.Â
Jika kita sebagai anak mengakui adanya luka dimasa pengasuhan bukan berarti durhaka. Justru langkah pertama untuk kelak bisa total berbakti. Bisa selesaikan dengan diri sendiri atau bisa selesaikan langsung dengan orang yang kita anggap pembuat luka (orangtua).
Cara menyelesaikan dengan diri sendiri bisa dengan cara menuliskan semua rasa luka tersebut di sebuah kertas, luapkan dan tumpahkan semua rasa kecewa tersebut.Â
Setelah itu remas kertas tersebut atau sobek-sobek dan buang ke tempat sampah. Sambil berucap "selesai luka pengasuhanku sudah aku maafkan semuanya".
 Niatkan bahwa menuliskan itu semua semata-mata ingin menghilangkan dan menyelesaikan luka ini sampai di sini.Â
Mintalah pertolongan kepada Allah, dan berdo'alah semoga dengan cara seperti ini hati yang tergores luka bisa sembuh. Aamiin
Buku ini rekomend untuk pasangan suami istri yang ingin berusaha saling membantu menyembuhkan luka pasangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H