Sepertinya, bansos tidak begitu besar pengaruhnya terhadap elektabilitas atau mempengaruhi keputusan politik calon pemilih.
Besaran nominal serta frekuensi pengucuran bantuan kepada penerima adalah faktor yang dapat membuat program sosial mempunyai efek electoral dalam pemilihan presiden maupun caleg.
Pemilih bisa dengan cepat menentukan pilihan politiknya jika nilai bantuan makin besar dan sering diberikan.Â
Selain itu, momentum dan wilayah penyaluran juga menjadi variabel yang menentukan efek electoral. Dengan kata lain, penyaluran mendekati pemilu dan menarget kelompok di wilayah tertentu akan mempengaruhi keputusan politik pemilih.
Selain besaran nominal dan frekuensi pengucuran. Tokoh dan metode penyaluran menjadi salah satu variabel.Â
Dengan tokoh tersebut secara langsung membersamai dalam penyaluran bansos maka ia dapat menyisipkan pesan-pesan politik dalam interaksinya kepada Masyarakat terlebih sambil membawa bantuan sosial.Â
Namun berbeda jika penyalurannya melalui vendor yang ditunjuk misal POS atau Transfer rekening, pejabat tersebut tidak dapat bertatap muka secara langsung dengan pemilih.
Mungkin inilah yang menyebabkan bantuan sosial belakangan ini harus diberikan oleh tokoh-tokoh yang secara langsung menguntungkan, berikut target wilayah dan nominalnya pun diupayakan diperbesar beserta frekuensinya sesering mungkin gencar dalam pendistribusiannya.Â
Saat ini dan untuk beberapa hari atau bulan kedepan, kita akan terus dipertontonkan Upaya politisasi bansos untuk peningkatan efek electoral.
Penyaluran bansos jelas harus ditunda, mencegah politisasi yang menguntungkan salah satu paslon saja. Kemampuan logistik masing-masing kandidat tentunya berbeda, namun jika bansos adalah Upaya untuk logistik teselubung guna modal memenangkan salah satu paslon.
begitu tidak fairnya pilpres kali ini. Sebab, tidak hanya bansos, tetapi abuse of power dari program lainnya juga perlu diperhitungkan.Â