Mohon tunggu...
SatyaMeva Jaya
SatyaMeva Jaya Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, Berbagi, dan Lepas

I Never mess with my dreams "m a Sapiosexual"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bahaya Efek Elektoral Bansos

31 Januari 2024   01:03 Diperbarui: 2 Februari 2024   02:34 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Meski begitu, pada pilpres 2009 Andi arief membantah bahwa bantuan tersebut untuk menaikan elektabilitas SBY. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kompensasi pemerintah atas kenaikan harga bensin saat itu. Namun, saat ini urgensinya apa ya atau kompensasi atas kenaikan apa?

Lantas, apakah saat ini Bansos mempunyai efek electoral untuk ketiga paslon presiden? Jelas, jika efek electoral untuk Jokowi berpengaruh, dilihat dari tingkat kepuasan diatas 70 persen. 

Namun, perlu dipertanyakan juga apakah data kepuasan tersebut organic. Dengan kata lain masyarakat puas atas rasa yang tulus memilih untuk puas, atau ada dorongan lain yang mengarahkan agar Masyarakat puas. 

Semisal, sebelum di survey, terlebih dahulu orang tersebut diberikan bantuan sosial kemudian baru diberi pertanyaan mengenai kepuasan terhadap presiden. Jelas, jika metode pengambilan datanya seperti itu, maka kebanyakan orang akan beranggapan puas.

Berdasarkan Survey beberapa Lembaga nampaknya Bansos tidak terlalu berpengaruh besar terhadap elektabilitas kandidat.

Jika kita tarik, seumpama program yang dipercepat dan kian deras ini untuk mendongkrak suara Prabowo Gibran. Maka, berdasarkan survei indikator politik terdapat 71,3 persen responden didukung presiden untuk Prabowo Gibran.

CSIS pada desember 2023 mendapatkan data 31,6 persen, responden mengaku pernah mendapatkan bantuan sosial tiga bulan belakangan. Mereka yang mendapat bantuan kemudian ditanya perihal pilihan calon presidennya. Jika model survey berdasarkan hasil wawancara seperti diatas, yang metodenya diberi bansos dahulu baru kemudian disurvey mengenai tingkat kepuasan pada Presiden Jokowi, jelas puas sebab baru saja diberi Bansos.

Hasilnya CSIS, 25,7 persen memilih Amin, Sedangkan 36,6 persen memilih Pragib, 36,1 persen memilih Gama dan sisanya menjawab tidak tahu atau belum menwntukan pilihan. 

Terlihat bahwa persentase Pragib dan Gama sangat tipis, mungkin disebabkan Jokowi efek masih melekat pada Pragib atas kedekatan biologis sebagai cawapres pragib serta begitu banyak endorsement dari bapaknya. 

Atau Gama yang masih begitu melekatnya PDI Perjuangan dengan Jokowi, program, visi dan misi Gama juga masih mendominasi melanjutkan program Jokowi atau faktor Gerakan blusukan Ganjar yang identik dengan Jokowi. 

Blusukan adalah ciri khas Jokowi, yang kita lihat dari ketiga kandidat nampaknya blusukan adalah Ganjar. 

Biologis adalah Gibran dan Ideologis adalah Ganjar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun