Mohon tunggu...
SatyaMeva Jaya
SatyaMeva Jaya Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, Berbagi, dan Lepas

I Never mess with my dreams "m a Sapiosexual"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudahi Eksploitasi Batu Bara, Indonesia Net-Zero Emissions

20 Oktober 2021   23:59 Diperbarui: 21 Oktober 2021   00:13 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Net-Zero Emissions (NZE) harus kita ketahui dahulu apa definisi NZE? Agar kita mampu secara bertahap mendukung program ini. Secara akronim, NZE artinya Net (bersih), Z (Nol/tidak ada), dan E (Emisi/zat beracun). Artinya, pembuangan Zat beracun (E) atau karbondioksida yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan produksi yang berdampak tercemarnya polusi di udara, tercemarnya lingkungan di tanah sekitar dan larutnya zat beracun bersama air, harus segera di minimalisir guna terciptanya lingkungan yang bersih (NET) dan tidak adanya (ZERO) eksploitasi berlebih penggunaan zat berbahaya.

Diketahui, Indonesia masih menggunakan energi berbahan bakar fosil sebesar 90 persen untuk kebutuhan primer Indonesia yaitu Listrik. Listrik menjadi sorotan menarik bagi kita, sebab tidak bisa kegiatan warga Indonesia tanpa Listrik, kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi akan terancam jika Listrik kita terganggu asupannya. 

Bahkan berdampak pada pendapatan negara yang dihasilkan dari pajak-pajak para pelaku Industri yang pasti menggunakan listrik dan menutup ruang Investasi sebab tidak didukung listrik yang memadai. Artinya, Listrik kita hampir sepenuhnya masih bergantung pada fosil, PLTU di Indonesia masih bergantung pada hasil tambang Batu Bara guna produksi listriknya. 

Sehingga, pemerintah mempunyai program EBT/Energi baru terbaharukan yang mengandalkan sumber daya listrik dari panas matahari (tenaga surya), kecepatan angin (Tenaga Turbin Angin), Arus deras Air ( Tenaga turbin Air) dan terakhir ada energi bersumber dari kombinasi sampah serta zat metana (PLTSa)

Berdasarkan uraian diatas mengenai sumber-sumber energi yang dapat menghasilkan listrik dapat diketahui bahwa yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan adalah pembangkit listrik bersumber dari arus deras air. Mengapa? Karena Indonesia terdiri dari 62% wilayah laut dan 6,32 juta Kilo meter persegi luas perairan, sedangkan luas daratan hanya 1.9 juta kilometer persegi.

Menariknya, 80% sumber daya air di Indonesia belum dimanfaatkan, dari catatan kementrian PUPR (2017), Potensi sumber daya air di Indonesia sebesar 3,9 trilliun meter kubik per tahun, sedangkan kita baru memanfaatkan sebesar 691 milliar meter kubik saja. 

Padahal, jika potensi sumber daya air ini dapat Indonesia jadikan sumber pembangkit listrik utama, diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk PLT Air dengan total kapasitas daya sebesar 75 gigawatt, faktanya jika ini benar dimanfaatkan dapat mengalahkan program Jokowi untuk menaikkan kapasitas daya listrik nasional sebesar 35 gigawatt. 

Mungkin saja, denhan banyaknya dibangun bendungan di seuruh Indonesia adalah salah satu cara pemerintah kelak memanfaatkan Sumber daya Air, pastinya setiap bendungan akan menambah penampungan air dan yang tadinya kita memiliki 3,9 juta meter kubik air pasti akan bertambah.

Indonesia juga sangat perlu menyoroti penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin, sehingga pemerintah perlahan mulai komit untuk mengkonversi bahan bakar bersumber dari bensin ke bahan bakar bersumber Listrik dengan rencana tahun 2025 mayoritas kendaraan sudah bersumber dari listrik. 

Ya, balik-balik lagi ini semua ke listrik. Inilah kondisi yang perlu kita sadari bahwa selain bentuk pencemaran lingkungan apapun, yang paling utama adalah Indonesia harus gencar mengkonversi semua sumber energinya masuk EBT, utamanya listrik untuk mendukung NZE. 

Tetapi, perlu disoroti juga bahwa terdapat kekurangan jika nantinya kita dihantui dengan krisis air, dengan kata lain semisal Indonesia sewaktu-waktu dilanda kekeringan, maka menjadi ancaman serius bagi seluruh kegiatan yang ada. Sebenarnya, kita harus melakukan research mendalam sebelum menindaklanjuti ini semua mengenai wilayah-wilayah mana saja yang kerap dilanda musim kemarau panjang dan prakiraan mendalam mengalami perubahan iklim di Indonesia yang tak menentu, sehingga Indonesia dapat mengantisipasi hal tersebut dengan menaruh cadangan-cadangan Batu bara nya guna mendukung kekurangan daya listrik di wilayah-wilayah tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun