Mohon tunggu...
Yuni S
Yuni S Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMK.

Suka baca Wattpad, manhwa, manga, manhua, dongeng, novel China, hingga kisah Mahabharata.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Eksekusi Tapal Kuda

20 Mei 2024   21:46 Diperbarui: 20 Mei 2024   22:31 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Veglove, 23 Desember 1988

Jirim Ansel tengah menulis seri kedua dari bukunya yang laris sepanjang tahun kemarin. 'Nearing Death' telah laku hampir tiga ribu eksemplar sejak muncul di toko-toko buku. Buku ini mengisahkan tentang orang-orang yang pernah dan/atau dekat dengan kematian. Buku ini juga menulis tentang orang-orang yang meninggal secara tidak wajar. Jirim mengunjungi tempat orang-orang itu mati. Ia tinggal selama beberapa malam di sana dan perasaannya ia tuangkan ke dalam tulisan.

"Memento mori," jawab Jirim ketika pertanyaan datang padanya mengenai apa tujuan menulis Nearing Death. "Semua tujuan dan motivasi saya dicakup oleh frasa tersebut. Buku ini bagi saya adalah pengingat kematian. Makin dalam saya menguak kisah-kisah mereka, makin dekat juga saya kira dengan kematian itu."

**

"Peternakan Mayer jauh dari sini. Mungkin kita akan sampai pukul 11 malam," kata pengemudi taksi.

Jirim sendiri telah sibuk dengan buku catatannya. Pria itu membaca dari lembar pertama. Kemudian ia menulis beberapa kalimat di lembar yang kosong.

"Pernah dengar tentang peternakan ini? Sempat ditutup tahun 1980," tanya Jirim dengan nada santai. "Dulu namanya Schroeder."

"Ah, ya," Pengemudi mengangguk. "Dulu ditutup polisi karena kasus itu, kan?"

"Kasus enam bayi," sahut Jirim. Jirim kemudian mengeluarkan sebungkus rokok dan korek dari sakunya yang lain. Ia membuka jendela dan menyalakan korek. Bau tembakau menguar di udara. "Dan kasus Ferin Fischer yang ditutup tiba-tiba."

Tangan Jirim membuat goresan-goresan ringan di kertas, coretan acak membentuk sketsa wajah seorang pria. Wajahnya digambarkan berkumis, punya kantung mata tebal dan hidung besar. Kelihatan acak-acakan. Wajah Ferin Fischer.

"Hukum kota ini memang agak busuk," keluh si pengemudi. "Kalau saja masyarakat lebih peka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun