Mohon tunggu...
yuni yuniati
yuni yuniati Mohon Tunggu... -

im just as simple as you see :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Sebuah Ruangan (2 Januari 2012)

30 Desember 2015   15:48 Diperbarui: 30 Desember 2015   15:48 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi anak-anak di Dabatan dan Yelu yang sebagian besar ditinggal bekerja seharian, ataupun berladang, dan kendala pasokan energi mengandalkan diesel, juga menjadi faktor ikutan yang menjadi kendala dalam capaian akademik anak. Ketika dihadapkan pada permasalahan seperti ini, komunikasi antara orangtua dan sekolah jelas mau tidak mau harus dibangun. Karena bagaimanapun, memberikan pemahaman bahwa pendidikan paling utama adalah dari keluarga tetap harus disampaikan. Karena para pendidik, orangtua dan lingkungan (pemangku kebijakan : adat maupun perangkat desa) menjadi agen-agen pembentuk budaya masa depan.

Mengingat Raja Ampat adalah mengingat hal-hal yang indah. Sebagai orang di luar dari Raja Ampat, tentunya saya membayangkan betapa indahnya ketika saya belajar IPA dengan kondisi yang sesungguhnya, mungkin di halaman sekolah atau dermaga sekalipun. Karena sumber pembelajaran itu ada di sekeliling kita. Bahkan untuk materi Bahasa Indonesia, IPS juga mungkin bisa diawali dari pengamatan sekeliling lalu kembali ke ruangan dengan sejuta ide yang siap dituangkan. Saya yakin anak-anak akan merasakan keindahan belajar.

Keberadaan Reefcheck dengan program Go Blue bisa dengan fleksibel masuk ke pembelajaran anak, sebagai bagian dari pendidikan lingkungan. Melalui projek dan pengenalan dasar-dasar bio-etik yang sebenarnya (mustinya) sudah menjadi bagian dari pendidikan keluarga (komunikasi lisan), untuk itu budaya dongeng harus kembali dihidupkan sebagai satu jembatan bagi penyampaian informasi nilai-nilai adat/budaya lokal. Ketika ini dirasakan sulit, ciptakan saja satu moment bersama (komunal) entah itu berupa performa musik, drama atau nonton bareng (yang penting bersifat menghibur) karena jelas dengan melihat sekilas kondisi masyarakat Dabatan maupun Yelu,waktu kebersamaan komunal nampaknya tak terlalu banyak.

Pengenalan dasar-dasar bio-ethic, konservasi dan nilai-nilai kearifan lokal akan menjadi sebuah kekuatan yang dapat dipupuk sedini mungkin untuk melahirkan ‘kuncen’ lokal yang bukan hanya berperan sebagai guide melainkan sebagai seorang interpreter yang memahami nilai dan makna dari setiap proses pembelajaran maupun kearifan lka. Lagi-lagi yang menjadi kunci disini adalah DISEMINASI PENGETAHUAN.

Mendengar pernyataan Pak Bagus bahwa keberadaan perahu juga minim, saya sedikit miris. Laut tanpa perahu, apalah jadinya ? Mungkin perahu dapat menjadi moda pembelajaran yang bisa digunakan untuk lebih memahami Laut dan menjadikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. (Projek menghias Perahu bersama yang digunakan kelak sebagai tempat belajar bagi anak2 sepertinya seru J)

Partisipatif penduduk lokal sebagai narasumber pembelajaran juga menjadi satu kunci untuk mendekatkan anak-anak dengan wilayahnya. Entah itu dalam bentuk dongeng masa lalu, atau pengalaman melaut, bahkan mengikutsertakan perusahaan/resort sekitar sebagai sumber pembelajaran bagi anak. 

Menjadi Pendidik Kreatif yang Integral, materi ini menarik karena ini adalah pengetahuan baru buat saya. Alhamdulillah untuk itu Bu El J ! Dulu ketika saya SMA, saya sangat kecewa dengan belajar Seni Rupa yang hanya satu tahun, padahal saya sangat suka melukis (saya lebih suka memakai kata ini J). Pengalaman di SMA saat itu sangat berkesan meski hanya satu tahun, karena guru saya waktu itu sempat mengapresiasi lukisan cat minyak pertama saya juga teman-teman dengan caranya yang ‘asik’ lantas membuat sebuah pergelaran dengan mendisplay lukisan-lukisan kami saat itu. Sampai saat ini saya masih tetap melukis karena saya menemukan salah satu kenikmatan disitu.

3M Menatap, menulis, menuturkan…. (a new quote yang masuk di daftar quotes sayaJ).

Dan tanpa saya sadari jam sudah menunjukkan pukul 16.30 hehehe… hari itu saya mengabaikan waktu.

 

Another blinking moments of my life.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun