Mohon tunggu...
Yunita
Yunita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ekonomi Islam UIN Walisongo

Menyukai kegiatan luar kampus

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gumegrahing Budaya, Komunitas Kejar Mimpi Sukses Ajak Masyarakat Semarang Cintai Warisan Lokal dalam Sangkara

26 Oktober 2024   21:43 Diperbarui: 26 Oktober 2024   22:02 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Panitia dari Member dan Volunteer Kejar Mimpi Semarang (Sumber: Kejar Mimpi Semarang)

Semarang, 19-20 Oktober 2024 -- Kejar Mimpi Kota Semarang telah sukses menyelenggarakan setengah dekade keberadaannya dengan menggelar acara bertajuk SANGKARA "Sinau Saka Wicara, Nggawe Saka Karya". 

Acara ini merupakan perayaan budaya yang berlangsung selama dua hari, dengan tema besar "Gumregahing Budaya: Nyuksani Warisan Seni lan Guyub Rukun Sesarengan". Tema ini dipilih karena Jawa Tengah memiliki kekayaan budaya yang luar biasa yang perlu dijaga dan dilestarikan. 

Melalui tema ini, panitia ingin mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak hanya merayakan keberagaman budaya, tetapi juga memahami pentingnya menjaga warisan seni dan budaya lokal di tengah arus globalisasi yang semakin kuat. 

Selain menampilkan pameran seni, talkshow dan pagelaran budaya, acara SANGKARA juga menghadirkan bazaar yang melibatkan beberapa pelaku UMKM lokal dari Kota Semarang, seperti Lin-lin Ice Cream dan Komunitas ASN Mengajar Semarang yang turut memasarkan produk tas ecoprint.

Hari pertama acara SANGKARA yang diselenggarakan oleh Kejar Mimpi Semarang di Gedung Monod, Kota Semarang, dipenuhi dengan berbagai kegiatan yang menginspirasi. 

Mulai dari diskusi budaya hingga sesi talkshow bersama para narasumber dari beragam latar belakang. Talkshow pertama yang dibawakan oleh Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, seorang Dosen Fakultas Ilmu Budaya Undip, menjadi pembuka yang kuat untuk acara ini, membahas tentang bagaimana manusia merespons perubahan dalam kebudayaan. 

Dilanjutkan dengan sesi inspiratif lainnya, acara ini memberikan wawasan yang mendalam kepada para peserta, terutama generasi muda, untuk lebih memahami dan melestarikan budaya lokal.

Talkshow pertama pada siang hari, jam 13.15 WIB yang dibawakan oleh Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, seorang Dosen Fakultas Ilmu Budaya Undip, dengan tema "Dibalik Perubahan dan Respon Manusia Terhadapnya." 

Ia menjelaskan adanya empat tipe manusia dalam merespon perubahan, mulai dari yang pasif hingga proaktif. Prof. Mudjahirin juga menekankan pentingnya menjaga budaya lokal sambil tetap membuka diri terhadap pengaruh budaya luar, asalkan dapat dikolaborasikan dengan baik.

 Sebagai contoh, ia membandingkan kebudayaan Suku Badui dalam yang masih mempertahankan tradisi, dengan masyarakat lain yang telah terpengaruh budaya Barat.

Di sesi kedua, Ibu Pillani Ernawati, pemilik Craftonesia, berbagi kisah inspiratif tentang usahanya dalam mengolah koran bekas menjadi kerajinan bernilai tinggi. Dengan tema "Menggali Potensi Bisnis Kerajinan dan Peluangnya bagi Generasi Muda," Ibu Pillani memaparkan strategi dan pengalaman dalam mengembangkan bisnis kreatif.

 Mulai dari memanfaatkan sumber daya lokal hingga memasuki pasar internasional, ia memberikan motivasi kepada peserta untuk selalu berinovasi dan menjaga komitmen dalam menjalankan bisnis. 

Setelah menyampaikan materinya, Ibu Pillani Ernawati melanjutkan sesi dengan tanya jawab yang disambut antusias oleh para peserta. Salah satu pertanyaan datang dari seorang peserta yang bertanya tentang bagaimana memulai usaha di organisasi. 

Ibu Pillani menjawab, "Cari ide yang paling mudah dan manfaatkan barang-barang yang ada di sekitar kita. Tidak harus langsung dengan modal besar, yang penting kita punya niat dan kemauan untuk mencoba, serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia."

Talkshow ketiga menghadirkan Kak Restu Afrianto yang berbicara tentang peran media sosial di era digital saat ini. Kak Restu menyoroti bagaimana generasi muda, terutama Gen Z, sering menutup diri di media sosial. Ia mengajak peserta untuk lebih aktif dalam memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi diri dan portofolio, sembari tetap bijak dalam penggunaannya. 

Salah satu kutipan yang menarik dari Kak Restu adalah, "Boleh mengikuti arus, tapi jangan sampai terbawa arus." Kak Restu juga memberikan tantangan kepada peserta untuk membuat video kreatif mengenai acara SANGKARA dan akan memberikan hadiah kepada pemenang 3 video terbaik.

Acara SANGKARA hari pertama ditutup dengan pertunjukan seni dari berbagai talent lokal, yaitu ada Ganiwarang, Andifa Rifqi Finazarwati, DFU, Elvira Tri Azalia, Sanggar Omah Budoyo dan juga penampilan musik keroncong dari DISBUDPAR yang membawakan empat lagu, serta dilanjutkan dengan tarian dan teater daerah.

 Dengan berbagai kegiatan inspiratif yang menggabungkan seni, budaya, dan diskusi bisnis, SANGKARA berhasil memberikan dampak positif bagi peserta, khususnya dalam memperkuat rasa cinta terhadap budaya lokal serta mendorong inovasi dan kreativitas generasi muda.

Setelah sukses dengan hari pertama yang berfokus pada pengembangan bisnis kerajinan lokal dan dipenuhi dengan penampilan seni yang memukau, SANGKARA melanjutkan perayaannya pada hari kedua, 20 Oktober 2024. Acara ini semakin menarik perhatian dengan menghadirkan berbagai sesi talkshow inspiratif serta penampilan seni yang merayakan warisan budaya Semarang. 

Acara ini dibuka dengan talkshow oleh Akira Valentino, seorang fotografer yang berbagi wawasan dalam sesi bertema "Sebuah Seni Mengumpulkan Kenangan dalam Kilatan Lensa". 

Dalam talkshownya, Akira memberikan panduan kepada pemula yang ingin memasuki dunia fotografi, dengan fokus pada pentingnya memperhatikan lingkungan sekitar, sudut pengambilan gambar, serta komposisi yang tepat untuk menciptakan foto yang bermakna.

Sesi talkshow berikutnya diisi oleh para Leader Kejar Mimpi Semarang dari Generasi 1-5, yang berbagi cerita tentang perjalanan lima tahun komunitas ini. Dalam diskusi bertema "Menilik 5 Tahun Tapak Perjalanan Kejar Mimpi", mereka mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi, terutama saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia. 

Meskipun kegiatan lebih banyak dilakukan secara daring, Kejar Mimpi Semarang tetap aktif dan berhasil meraih berbagai penghargaan, termasuk sebagai Komunitas Paling Aktif di Indonesia pada 2020 serta penghargaan Komunitas Kolaboratif dan Media Partner pada new normal di 2022. 

Dokumentasi sesi Talkshow Sinau bersama Leader Kejar Mimpi Semarang dari generasi 1 sampai generasi 5 (Sumber: Kejar Mimpi Semarang)
Dokumentasi sesi Talkshow Sinau bersama Leader Kejar Mimpi Semarang dari generasi 1 sampai generasi 5 (Sumber: Kejar Mimpi Semarang)

Acara talkshow terakhir menghadirkan Heri Irfani, seorang jurnalis yang membawakan tema "Perspektif Dunia Jurnalistik dalam Sosial Budaya". Heri menekankan pentingnya mengangkat tema lokal untuk menarik perhatian produser, serta memberi tips tentang cara melakukan penelitian mendalam untuk menemukan fakta yang bisa dikembangkan dalam laporan jurnalistik.

Malam harinya acara dimulai dengan sambutan dari Budi selaku PIC dan Ibu Tanti Apriani, SH, M.MPar., perwakilan dari Disporapar. Dalam sambutannya, Budi menyampaikan ucapan terima kasih dan harapan agar acara penutupan Sangkara dapat berjalan dengan lancar dan menghibur. 

Setelah itu, Ibu Tanti memberikan sambutan yang lebih panjang, mengajak para pemuda-pemudi untuk mencintai budaya dan keragaman Indonesia dengan semangat nasionalisme. 

Di akhir sambutannya, ia memperkenalkan program Visit Jawa Tengah, sebuah inisiatif pariwisata dari pemerintah yang bertujuan memudahkan pengunjung untuk mengenal lebih dalam tentang pariwisata di Jawa Tengah. Pada malam itu, penonton tampak antusias menantikan penampilan-penampilan menarik. 

Beberapa diantaranya adalah Karawitan dari SMK Negeri 8 (SNAPAN), dilanjutkan penampilan Tari Candik Ayu dan Tari Angsa dari Kariesta Production, kemudian Tari Anjani Putro dari Perwira Budaya. Tirang Community menampilkan Tari berjudul Obah Owah, disusul dengan Tari Jaya Prana dari Perwira Budaya.

Acara ditutup dengan penampilan Tari Nok Semarangan dari Komunitas Diajeng Semarang.

Acara SANGKARA dari Kejar Mimpi Kota Semarang ini didukung oleh Pemerintah Kota Semarang, Disporapar Provinsi Jawa Tengah, dan Ayo Wisata Semarang. Radio partner yang terlibat meliputi USM Jaya FM, Radio Ichtus, dan e-Radio. 

Sementara itu, media partner acara ini terdiri dari Teater Koin, LPM Manunggal, UKM Kesenian Jawa Undip, Teater Diponegoro, Pensi Semarang, LPM Dimensi, Kronik Film, Jateng Punya Acara, Hima Seni Rupa, Event Semarang, Klik Solo, Ketawa Liar, Kawal Event, Amoghasida, Event Journal, Edaran Event, dan Info Event Semarang. 

Sponsor yang turut mendukung acara ini antara lain Aura Mineral, Indoprinting, Swara HT, Studi Galeri.Ma, Superskin, dan Tropipedia. Selain itu, acara ini juga didukung oleh community partner seperti BEM KM Udinus, Rotary Club, dan DFU. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun