Dan sisa sampah organik yang tidak selesai diolah maggot (kasgot) akan dijadikan pupuk organik. Sedangkan sampah anorganik bernilai rendah akan diserahkan pada pihak ketiga untuk didaur ulang. Dengan demikian pengolahan sampah dengan biokonversi budidaya maggot BSF sangat ramah lingkungan.
Dengan Budidaya Maggot BSF, Arky Mengubah Sampah Menjadi Rupiah
Maggot BSF yang dipanen dijual dalam bentuk maggot kering maupun basah (fresh maggot). Maggot digunakan sebagai pakan ternak seperti ikan hias, ikan lele, maupun unggas. Penggunaan maggot sebagai pakan ternak memiliki keuntungan lebih hemat biaya, berprotein tinggi, dan ramah lingkungan. Arky bersama tim Greenprosa menjualnya sebagai produk dalam kemasan dengan nama Mr. Maggot.Â
Selain maggot, terdapat sisa-sisa sampah penguraian maggot, yang lebih dikenal sebagai kasgot bisa dijadikan pupuk organik berkualitas. Pupuk kasgot berkualitas tinggi karena mengandung protein hewani dan tidak berbau. Kasgot ini pun dijual ke petani lokal sebagai pupuk tanaman. Dari sinilah pundi-pundi rupiah mereka raih.
Impian Arky Gilang untuk Hijaukan Bumi, Birukan Langit untuk Indonesia Bebas Sampah
Tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) bagi sebagian orang adalah tempat yang kotor, menjijikkan, bau, sumber penyakit dan lainnya. Tetapi bagi pemuda asal Banyumas, Jawa Tengah ini, melalui TPST, dirinya mengajak masyarakat untuk berperan aktif mengatasi permasalahan sampah yang ada.
"Kami sadar betul bahwa permasalahan sampah tidak bisa diselesaikan sendiri. butuh kerja sama dan kolaborasi dengan banyak pihak untuk mengatasi permasalahan sampah. Makanya kami membentuk tim dalam suatu wadah yang bernama Greenprosa."
Menurutnya, kolaborasi dengan banyak pihak akan menjadikan langkah mengolah sampah menjadi lebih mudah. Dirinya sangat menyadari bahwa tak banyak yang mau mengolah sampah organik. Makanya untuk mengatasi sampah organik ini, dirinya memilih biokonversi dengan budidaya maggot BSF.
Arky berharap dengan adanya biokonversi sampah organik yang digagas dirinya bisa menjadi solusi madalah sampah. Dirinya juga berharap semoga bisa menjadi pelopor bagi daerah-daerah lain dalam pengelolaan sampah. Menurutnya jika hal ini dilakukan, maka impian untuk Indonesia bebas sampah bisa terwujud.Â
Sejak beroperasi dari tahun 2018, Greenprosa telah mengelola sampah organik sebanyak 9.979 ton sampah hingga Agustus 2022. Dengan komposisi sampah organik 6.244 ton dan sampah anorganik sebanyak 3.736 ton. Greenprosa mampu mengolah sampah 12 ton per hari dari berbagai lokasi dan instansi di Banyumas, Jawa Tengah.
Kini Arky Gilang dengan langkah pasti bersama tim Greenprosa tetap mengolah sampah. Dari hasil pengolahan sampah, Arky Gilang bersama tim mampu menghasilkan pupuk organik (kasgot) sebanyak 1 ton per hari dan menghasilkan 700 kg larva per hari.Â
Dari langkah kecil bermodal maggot seberat 5 gram, kini Arky telah bekerja sama mengelola sampah dari Pemda Banyumas (DLH), Pemkab Pekalongan, 12 kelompok Swadaya Masyarakat, Universitas Jenderal Soedirman, PT Indomarco Adi Prima Purwokerto, PT Enseval Putra Megatrading Purwokerto, hingga pengelola Taman Safari Indonesia (TSI).Â