Kedatangan puluhan ton limbah ini disambut semangat para pejuang sampah. Mereka segera mendekat dan mulai menuangkan sampah ke conveyor. Mereka harus bergerak cepat. Tak ada rasa geli ataupun jijik di dada mereka. Tangan-tangan mereka sudah terampil memilah sampah. Sampah yang datang berupa sampah campuran, organik dan plastik.
Dengan sarung tangan, sejumlah pemuda dan ibu-ibu paruh baya memilah sampah secara manual. Sampah yang keras dan memiliki nilai jual dipisahkan terlebih dahulu. Setelah dipisahkan, sampah-sampah tersebut dimasukkan ke mesin pemilah otomatis. Pada mesin pemilah otomatis ini akan terjadi pemisahan sampah organik dengan sampah anorganik bernilai rendah.
"Mesin pemilah otomatis ini kami desain secara khusus untuk memilah sampah. Mesin ini menghasilkan sampah organik yang sangat lembut sehingga cocok dijadikan pakan maggot."
Deru suara mesin pemilah sampah otomatis yang terus mengaung, seolah membakar semangat para pejuang bersih untuk mengolah sampah. Terlihat hasil pemilahan mesin berwarna merah hitam ini berupa sampah anorganik dan residu serta bubur sampah yang lembut.
Dengan kapasitas mesin pemilah sampah otomatis 3-5 kubik per jamnya, sampah organik akan langsung menjadi bubur sampah di sebelah sisinya, sedangkan sampah anorganik di sisi lainnya. Bubur sampah inilah yang digunakan sebagai pakan maggot BSF.Â
Bubur sampah yang telah diolah tadi akan menjadi makanan yang lezat bagi ribuan maggot kecil yang baru menetas beberapa hari. Para pejuang sampah ini dengan sigap mengambil tumpukan bubur sampah tadi untuk memberi makan para maggot di biopond.
Biopond adalah tempat budidaya maggot setelah menetas dari telur-telurnya. Geliat tubuh lucu para maggot BSF siap menyambut kedatangan bubur sampah untuk disantap. Bubur sampah ini akan diurai oleh para maggot tanpa henti.Â
Setelah mengolah sampah dan memberi makan maggot kecil, aktivitas lainnya di unit produksi 1 Greenprosa adalah memanen maggot. Maggot BSF yang diberi makan bubur sampah ini, setelah 17 hari bisa dipanen setiap hari.Â