Mohon tunggu...
Yunita setya utami
Yunita setya utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membangun Kesadaran Publik tentang Hemofilia di Kalangan Remaja

31 Oktober 2024   18:20 Diperbarui: 31 Oktober 2024   18:23 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Tes waktu protombin (PT)

Tes ini digunakan untuk mengukur seberapa cepat darah akan membeku.

3. Tes waktu tromboplastin parsial teraktivasi

Tes waktu tromboplastin parsial teraktivasi adalah tes darah untuk menentukan waktu terjadinya pembentukan bekuan darah.

4. Tes faktor pembekuan spesifik

Tes darah ini digunakan untuk menghitung kadar faktor pembekuan spesfik seperti kadar faktor VIII dan kadar faktor IX.

Pentingnya Meningkatkan Kesadaran tentang Hemofilia pada Remaja

1. Mencegah stigma dan diskriminasi sosial

Salah satu yang menjadi masalah dan ketakutan yang dihadapi pengidap penyakit hemofilia adalah stigma dan diskriminasi yang terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit hemofilia. Remaja yang kurang mengetahui penyakit hemofilia akan beranggapan keliru, seperti ketakutan yang berlebihan pada pengidap hemofilia bahkan menjauhi pengidap hemofilia karena takut akan tertular. Dengan memberikan pengenalan tentang penaykit hemofilia dikalangan remaja dapat membantu mengurangi stigma dan diskriminasi sosial serta mendorong toleransi dan empati.

2. Meningkatkan pengetahuan tentang pertolongan pertama bagi pengidap hemofilia

Pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama bagi penderita hemofilia dapat sangat membantu. Ketika pengidap hemofilia mengalami perdarahan, dengan memiliki pengetahuan pertolongan pertama bagi pengidap hemofilia remaja dapat memahami bahwa harus segera menghentikan perdarahan dengan memberikan tekanan pada luka. Bekal pengetahuan yang dimiliki sangat penting agar remaja siap dalam memberikan pertolongan yang tepat dan tidak panik.

3. Mendukung gaya hidup aktif yang sehat bagi pengidap hemofilia

Bagi orang yang mengidap hemofilia bukan berarti mereka tidak dapat hidup aktif dan sehat karena takut terluka. Remaja yang paham mengenai penyakit hemofilia bisa memberikan dukungan bagi teman yang mengidap penyakit ini seperti melakukan olahraga yang sesuai yaitu berenang atau yoga. Dengan dukungan yang diberikan dapat membantu pengidap merasa percaya diri dan aktif dalam kegiatan mereka tanpa takut terjadi cedera atau pun takut menghadapi Batasan sosial.

Cara Membangun Kesadaran Pengetahuan Hemofilia pada Remaja

1. Memberikan edukasi menggunakan media sosial

Media sosial merupakan platform yang sangat populer dikalangan remaja, hampir semua remaja menggunakan media sosial sehingga dapat dijadikan saranan edukasi yang efektif untuk remaja. Dengan mengunggah video atau konten yang menarik, inspiratif dan edukatif di Instagram atau tiktok dapat menjangkau semua kalangan remaja.

2. Mengintegrasi edukasi hemofilia dalam program sekolah

Sekolah dapat menjadi salah satu tempat untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kesehatan. Mengadakan seminar atau penyuluhan terkait penyakit hemofilia dapat membuka wawasan para remaja tentang pentingnya empati dan toleransi antar sesame, sehingga dapat mengurangi stigma dan diskriminasi bagi pengidap hemofilia.

3. Mengajak pengidap hemofilia untuk membagikan pengalaman

Pengalaman langsung dari pengidap hemofilia lebih menyentuh bagi pendengar untuk meningkatkan rasa empati. Mengajak pengidap hemofilia untuk berbicara di depan umum dapat membantu pendengar memahami langsung tantangan yang dialami para pengidap. Hal ini dapat menunjukan bahwa pengidap hemofilia juga mampu hidup aktif, produktif dan seperti orang pada umumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun