Mohon tunggu...
Yunita Puspita Dewi
Yunita Puspita Dewi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa universitas sebelas maret

suka novel fantasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Keresahan Perempuan Gen Z dan Milenial

30 April 2023   23:03 Diperbarui: 30 April 2023   23:05 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali Gen Z dan Milenial di Indonesia dibuat resah oleh timeline hidup yang ada pada masyarakat. Misalnya diumur 22 tahun lulus kuliah, diumur 25 tahun menikah dan punya karir yang tinggi, diumur 30 tahun mempunyai anak dan seterusnya. Sudah ada timeline di masyarakat yang membuat generasi masa kini (Gen Z dan Milenial) merasa pressure. Hal tersebut dapat menyebabkan kegelisahan atau bahkan stres. Seolah jika kita tidak mencapai sesuatu yang bersejarah sebelum usia 30 tahun, hidup itu gagal dan tidak ada artinya. Sehingga, orang berlomba-lomba menjadi seorang prodigy, yaitu  seseorang yang pada usia belia telah mengembangkan satu atau lebih keahlian yang melampaui normal.

Namun, sadarlah bahwa setiap orang punya waktunya masing-masing. Banyak contoh tokoh yang baru bisa menemukan apa yang ingin mereka lakukan diatas usia 30 tahun. Tidak ada peraturan yang mengatakan, ketika sudah berumur 30 tahun tidak ada kesempatan lagi, seolah-olah life is over. Percayalah bahwa semua ada waktunya.

Di Indonesia seringkali seorang perempuan dituntut untuk menjadi anggun, dan lemah lembut. Tidak ada yang salah dengan itu, tetapi sudah saatnya seorang perempuan masa kini (Gen Z dan Milenial) untuk tidak takut menjadi versi diri mereka sendiri. Sudah waktunya perempuan Indonesia berani mengekspresikan diri. Banyak tipe perempuan yang ada, tidak hanya anggun dan lemah lembut tetapi ada juga yang badass, ekspresif, tomboy dan lain sebagainya. Semua tipe perempuan yang beragam itu perlu direpresentasikan di media, supaya tidak ada perempuan yang merasa sendiri.

Tidak ada definisi spesifik untuk menjelaskan perempuan seutuhnya. Setiap perempuan punya kelebihan masing-masing. Jadi tidak perlu takut untuk menjadi diri sendiri. Satu hal yang perlu diketahui, menjadi perempuan yang badass dan lainya bukan berarti tidak bisa menjadi perempuan ferminim sekaligus. Setiap perempuan itu cantik with her own way.

Setiap orang punya insecurity-nya masing masing. Insecurity yang sering dijumpai dalam diri perempuan masa kini adalah mengenai beauty standard. Standar kecantikan (beauty standard) itu selalu berubah. Ketika seorang perempuan sesuai dengan standar kecantikan yang ada, that's good. Tetapi jika tidak, ketahuilah bahwa standar kecantikan itu tidak nyata dan selalu relevan dengan waktu.

Disisi lain, kecantikan itu tidak ada masa kadaluwarsanya. Mungkin perempuan berusia 50 tahun terlihat berbeda dengan saat dia berusia belasan tahun. Tetapi, perempuan 50 tahun bukan berarti tidak bisa menjadi cantik. Lagipula dalam hal kecantikan, dikenal istilah 3B, yaitu : Brain, Beauty, and Behavior. Artinya kecantikan itu tidak cukup hanya dengan kecantikan fisik semata, melainkan juga kecerdasan, dan tingkah laku yang biasa disebut inner beauty

Masih banyak Gen Z dan Milenial terutama para perempuan yang takut untuk bermimpi dan menjadi berbeda. Sadarlah terkadang kalian sendiri yang menghambat kemajuan diri hanya karena takut untuk mengambil resiko. Sebenarnya setiap orang punya alasan masing-masing mengapa memilih melakukan sesuatu, tidak ada pilihan hidup yang lebih salah ataupun lebih benar. Tidak ada yang tau, mungkin resiko tersebut dapat membuahkan hasil positif di masa depan.

Jadi perempuan Gen Z dan Milenial tidak perlu risau tentang umur ataupun standar kecantikan karena itu semua bukanlah peraturan yang nyata. Cukup menjadi diri sendiri karena setiap perempuan berharga. Masih banyak perempuan yang mengorbankan kebahagiaan mereka demi diterima oleh norma sosial, sehingga tidak mengaktualisasikan diri sepenuhnya. Namun, seharusnya tidak perlu takut untuk bermimpi besar, tetapi fokuslah untuk merealisasikannya. Jangan sampai tidak bisa memaksimalkan kebahagiaan diri karena batasan-batasan yang ada. Kita hanya hidup sekali jadi buatlah kebahagiaan dan maksimalkan hal itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun