Mohon tunggu...
Yunita Nurhariyanti
Yunita Nurhariyanti Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

sebagai tugas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menimbang Nasib Guru Honorer

19 Oktober 2023   20:42 Diperbarui: 19 Oktober 2023   20:46 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menimbang nasib guru honorer

Pendidikan yang ada di indonesia saat ini tidak lagi baik-baik saja. Banyak stagment yang bermunculan dan beredar di dunia massa. Pendidikan yang berkualitas tentu saja banyak di harpakan oleh sekelompok anak bangsa, pendidikan bukan hanya sekedar sebagari sarana agen dari perubahan bagi generasi muda yang akan menjadikan penerus bangsa, tetapi juga menjadi produser untuk menciptakan suatu kendaraan yang nyata.

Indonesia ialah negara kepulauan yang dinamakan deengan Republik Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Saat ini sistem di indonesia mengalami banyak perubahan, apalagi tentang pengangkatan untuk guru honorer. Guru honorer saat ini menjadi masalah dalam dunia pendidikan. Dimana pada saat ini kesejahteraan guru honerer diambang tidak karuan. Masalah ini banyak menghasilkan perhatian yang lebih mengapa demikian? Karena kesejahteraan guru berikatan dengan kinerja mengajar yang sudah mereka hasilkan. Keberhasilan pendidikan di temukan oleh guru yang siap untuk melaksanakan atau mengajar dan memberikan iilmu kepada peserta didik yang ada di sekolah. Guru honorer merupakan bukti dari rendahnya kesejahteraan guru dimana gaji para guru honorer sangatlah rendah dibandingkan dengan guru yang sudah PNS. Guru memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan. Sebuah tim yang terdiri dari guru yang berkualitas akan menciptakan sumber daya manusia yang unggul untuk memenuhi  kebutuhan  sumber daya manusia yang berkualitas di negara ini. Namun harapan tersebut tidak akan terwujud jika masih banyak permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan. Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan adalah ketidakadilan dalam dunia kerja para guru profesional.Angka itu menandakan kehidupan para profesor honorer  jauh dari kata sejahtera

Melihat ke belakang, guru tidak hanya bertanggung jawab memberikan pelajaran kepada siswa tetapi juga harus melakukan banyak tugas berbeda seperti penilaian, pengelolaan dan sejumlah tugas lain selain mengajar. Sayangnya, jumlah pekerjaan yang mereka emban tidak sebanding dengan gaji yang mereka terima. Kita sering mendengar guru  hanya digaji ratusan ribu dolar per bulan,  jauh dari upah minimum. Banyak guru dengan gelar sarjana  berpenghasilan kurang dari satu juta per bulan. Bahkan pada tahun 2018, beberapa guru di Indonesia  hanya memperoleh penghasilan sebesar Rp 200.000 per bulan. Situasi ini diromantiskan dengan ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa yang disandang para guru di Indonesia. Tanpa disadari, ungkapan tersebut  berubah menjadi kekuatan budaya dan sosial yang membentuk identitas guru. Alhasil, ungkapan tersebut seolah membenarkan kurangnya kesejahteraan guru dan berujung pada sikap fatalistis yang membatasi kemampuan guru dalam menjalani kehidupan yang layak.  

Solusi yang seharusnya terjadi pada guru honorer ini ialah Pemerintah telah mempunyai kebijakan untuk mengubah rekrutmen PNS ke bentuk PPPK yang membawa banyak keuntungan dan kerugian. Kami penyusun ulasan ini akan membantu memberikan solusi bagi guru honorer dan  lulusan pendidikan guru profesional untuk mendaftar melalui jalur PPPK mulai tahun ini.

Tujuannya agar para guru dapat lebih memahami statusnya guna meningkatkan kesejahteraannya sebagai guru profesional yang  banyak menghadapi permasalahan baik itu status, kesejahteraan, tunjangan maupun gaji yang rendah. Hal ini dilakukan karena adanya kebutuhan mendesak untuk mengangkat guru PPPK  karena banyaknya lowongan di banyak daerah. Namun, pemerintah masih akan mendapat kritik luas dari berbagai pihak, bahkan ada  yang menyebut kebijakan tersebut diskriminatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun