Nama : Yunita Triyani Mendrofa
NIM : 43222010178
Prodi : Akuntansi
Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Perdebatan mengenai masalah korupsi  di Indonesia sepertinya sudah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Berbagai strategi likuidasi dan tindakan tegas yang dilakukan  pemerintah selama ini ternyata gagal mengusir para pelaku tindak pidana korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan lembaga yang diberi mandat oleh pemerintah pada tahun 2002 untuk memberantas korupsi, namun apa yang dilakukan KPK belum mampu menyelesaikan permasalahan korupsi  di Indonesia sepenuhnya.
Sebab, pada era  ini korupsi sudah merasuk ke seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia, baik di pemerintahan maupun masyarakat pada umumnya. Kompleksitas proses pemberantasan korupsi semakin bertambah dengan adanya kebijakan otonomi daerah (Otoda). Pada masa reformasi yang melahirkan kebijakan otonomi daerah (Otoda), semangat asli dibangun  untuk menghilangkan apa yang disebut korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Namun yang terjadi justru sebaliknya, yakni korupsi semakin meningkat di seluruh wilayah  Indonesia.
Permasalahan  korupsi saat ini pada dasarnya dikaji secara historis, korupsi sudah ada sejak adanya manusia. Sejarah menunjukkan bahwa korupsi  ada bersamaan dengan lahirnya peradaban manusia, bahkan korupsi diyakini lahir bersamaan dengan lahirnya masyarakat itu sendiri. Kita melihat sifat manusia yang ingin mendominasi satu sama lain, sehingga menimbulkan persaingan dan rasa ingin menang.Â
Kondisi ini membuat masyarakat lupa akan hak dan tanggung jawab yang seharusnya dimiliki sehingga berujung pada korupsi. Oleh karena itu, korupsi bukanlah sebuah fenomena baru, melainkan sebuah permasalahan yang sudah ada sejak lama dan sulit untuk dihilangkan.Â
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, korupsi telah merambah seluruh aspek kehidupan Indonesia. Oleh karena itu, selain praktiknya yang tinggi, masyarakat juga terkesan menganggap persoalan korupsi sebagai hal biasa sehingga para koruptor bisa lebih leluasa melakukan aktivitasnya.Â
Beberapa penjelasan permasalahan korupsi  di atas  memerlukan penyelesaian yang efektif dan komprehensif. Salah satu yang perlu didorong adalah penerapan visi misi gaya kepemimpinan Semar untuk mencegah korupsi. Membangun landasan melalui pelatihan antikorupsi kepada masyarakat tentunya akan membawa manfaat yang luar biasa dan karena bangsa ini mempunyai daya juang yang besar maka dapat berperan dengan baik dalam pelaksanaan jihad antikorupsi.
Siapa itu Semar?Â
Semar merupakan tokoh wayang panakawan yang  bukan sekedar tokoh fiktif bagi masyarakat tetapi dianggap sebagai tokoh yang mencerminkan berbagai ajaran moral kepada masyarakat. Eksistensi Semar masih tetap ada, kuat dan mengakar di masyarakat Jawa khususnya. Banyak hikmah moral yang dapat dipetik dari berbagai persoalan simbolis dalam tokoh Semar.
Semar  Jawa merupakan salah satu dari tiga aksara pertama yang diciptakan oleh Dewa Awang Uwung (Dewa Kekosongan) seperti sosok simbolis khusus. Pasalnya, tokoh ini memiliki keterkaitan yang menarik dengan berbagai nilai dan kepercayaan budaya Jawa. Kelebihan Semar terletak pada kepemimpinannya yang bijaksana, termasuk tidak adanya ego dan keyakinannya akan pentingnya  keadilan. Dimana kearifan tersebut bersumber dari pemahaman prinsip universal keberadaan berbagai organisme yang saling bergantung.Â
Apabila seseorang mengambil keputusan padahal pikirannya tidak didasari oleh hikmah, maka hal tersebut dapat menimbulkan bencana, baik kerusakan politik, sosial, budaya, ekonomi, maupun lingkungan. Bencana seperti ini menjadi titik tolak terjadinya peristiwa yang berujung pada "Gara-Gara"" seperti dalam karya wayang kulit mana pun. "Gara-Gara" adalah contoh bagaimana kekuasaan dapat menimbulkan bencana ketika yang berkuasa tidak seimbang. Â Oleh karena itu Semar ingin menjadi seorang pembantu. Dalam wujud pelayannya, Semar selalu bisa menjaga sifat rendah hati. Semar memberikan gambaran bahwa orang-orang rendahan di masyarakat pun tetap harus dihormati dan dihormati.
Semar sering memainkan perannya dengan mengubah wujudnya atau Dewa Awang Uwung, mengubahnya menjadi tokoh sesuai dengan keadaan. Dalam kehidupan sehari-hari, keyakinan filosofis tercermin dari sikap toleran seseorang terhadap orang lain, atau tepa selira.  Cara hidup yang tidak berlebihan dan sikap rendah hati sangat terpuji dan patut dilakukan melalui ajaran laakso manah atau andhap asar.  Munculnya ketegangan tersebut disebabkan adanya kesalahpahaman antar tokoh  lakon yang dipilih. Konflik biasanya muncul karena perbedaan penafsiran terhadap keyakinan dan konsep tertentu. Pada akhirnya peperangan dan kehancuran tidak dapat dicegah atau dihindari, sehingga timbullah situasi yang disebut "GaraGara".Â
Kehadiran tokoh Semar merupakan sebuah metode yang menjembatani antara masa lalu dan masa kini serta masa kini dan masa depan. Dampaknya bagi generasi muda adalah cerita wayang mengajarkan  mereka cara menghadapi  kekuatan modernisasi dengan menyikapi setiap situasi secara bijak. Ketika dunia sedang kacau, Semar bangkit dari situasi tersebut dan dari situasi tersebut lahirlah kendaraan ke arah yang menguntungkan. Semar adalah seorang abdi Pandawa namun sangat dihormati oleh Sang Bhagav karena sering diajak berkonsultasi dalam hal-hal penting. Semar sebagai simbol pikiran manusia yang melahirkan kebijaksanaan.
Semar tidak menyukai kekuasaan, namun lebih memilih peran sebagai pelayan. Semar bertujuan untuk mengajarkan ilmu yang dapat dipahami melalui hikmah. Menjadi abdi keturunan raja, Semar mempunyai strategi yang memberinya kebebasan untuk mendekati rakyat jelata, pertapa, raksasa dan masyarakat lainnya. Dalam kesederhanaannya, Semar  dianggap mampu mengendalikan dirinya dan lingkungannya, serta mampu menahan nafsu duniawi agar tidak mempengaruhi dirinya.Â
Dengan tiga punakawan: Gareng, Petruk, Bagong dan gurunya R. Arjuna, Semar membentuk satu kesatuan yang berlima, melambangkan satu individu. Pada unit kelima, Semar mempunyai posisi "kunci" karena Semar melambangkan pikiran manusia. Dalam keadaan krisis, Semar  mengambil keputusan tanpa meminta pendapat majikannya, namun pergi kemana pun jika menurutnya situasi memerlukannya. Seperti dalam lakon Wahyu Tejamaya, Semar memutuskan untuk menemui gurunya, Wahyu Tejamaya.
- Semar merupakan simbol dalam kehidupan duniaÂ
Dalam cerita Semar Gugat yang disajikan dalam lakon, Bathara Guru  membunuh lima Pandawa untuk menjadi makanan Bathara Kala (pembawa kematian) dan melengkapi siklus "hidup dan mati". Semar ibarat pelindung bumi yang menjaga keseimbangan antara kehidupan, pertumbuhan dan kematian, serta proses kehancuran. Nantinya, proses kehidupan ini terulang kembali dengan pertumbuhan dan proses kematian menuju kerapuhan. Dalam hal ini Semar mempunyai tugas dan harus selalu berusaha  menyelaraskan keseimbangan ketika sistem kehidupan dunia  tidak terkendali  mengikuti hukum alam yang berlaku atas dasar alam.Â
Semar menata ulang alam semesta demi stabilitas, memastikan setiap makhluk hidup dan ciptaannya dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungannya sesuai dengan kekuatannya masing-masing, tidak bergantung pada kekuatan  luar.  Semar mencerminkan perilaku terpuji dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup, yang juga mencakup aspek budaya. Tindakan Semar menunjukkan kepemimpinan yang berlandaskan konsep dan kepercayaan Jawa, membawanya pada tujuan rasional dimana semua pihak menerima keputusannya.Â
Tentu saja, jika segala sesuatu yang berkaitan dengan keseimbangan tidak dapat diwujudkan, maka perdamaian tidak akan terwujud selamanya. Menurut Semar, konsep hukum alam  dapat dilihat pada cerita Pandawa Gugat yang menjelaskan makna  konsep Jawa yang berbunyi "Sapa wae gejem wohe Pakartine". Menegakkan hukum alam adalah cara Semar membawa masyarakat pada perdamaian.Â
Dan perdamaian hanya dapat dicapai bila setiap orang bertanggung jawab atas tindakannya dan bila terdapat hubungan  yang seimbang antara organisme hidup di dunia.  Semar mencerminkan perannya sebagai sarana untuk bergerak menuju keadaan yang harmonis, dimana keharmonisan tersebut mencerminkan keseimbangan  hubungan ekologis  antara manusia, alam, dan budaya.
- Semar merupakan simbol dalam pola pikir manusiaÂ
Manusia mempunyai panca indera atau panca indera yang berhubungan dengan lima pusat indra, yaitu: badan (kulit), telinga, mata, lidah, dan hidung. Orang Jawa menyebutnya pancadriya.  Pikiran dipandang sebagai tempat  seseorang mengalami emosi, melihat konsep, keinginan dan terutama benda serta menerima penalaran. Berdasarkan  kenyataan bahwa pikiran dan kesadaran bersemayam di dalam tubuh manusia.Â
Seluruh unsur Pancadriya menitik beratkan pada tubuh suci manusia. Dalam sifat  abstrak, aspek-aspek pikiran disimbolkan sebagai Punakawan: Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Seluruh aspek pikiran ini bersemayam dalam tubuh manusia yang dilambangkan oleh Arjuna. Melalui Arjuna (tubuh manusia) pikiran manusia mewujudkan dirinya dalam tindakannya. Dalam banyak kasus, Semar dapat menemukan cara untuk memulihkan kedamaian masyarakat dengan melakukan penyesuaian untuk memenuhi kekuatan masyarakat guna memerangi sumber kompleksitas atau kecemasan.
- Simbol Semar  "Gara-gara"Â
Semar merupakan salah satu makhluk tertua dan terkuat, ia nampaknya tidak memiliki keinginan untuk menguasai kekuatan duniawi seperti kebanyakan orang, karena kekuatan dapat mengubah karakter, situasi bahkan merugikan. Dengan menggunakan kearifan, Semar dapat mencapai tujuannya secara efektif dengan  memberikan  keteladanan sebagai metode pengajarannya tanpa mengendalikan orang lain atau harta bendanya. Strategi pengajaran inilah yang menjadi kunci  atau pedoman karya Semar.
Esensi atau pedoman sentralnya adalah strategi kerja yang mengasah pikiran manusia. Dalam Wayang "Gara-Gara" melambangkan bencana alam semesta dan menunjukkan bahwa Semar seolah-olah menghadapi Bathara Guru ketika perbuatannya menyebabkan kehancuran alam semesta dan kemudian Semar  berusaha membantu membangun kembali dunia.
- Semar merupakan lambang Hembusan Manunggaling Kawula.
Semar diantara unit kelima: empat Punakawandan Arjuna adalah guru, orang tua, dan pembimbing mereka.  Semar adalah abdi Arjuna yang dapat diartikan sebagai abdi. Namun "penolong" dapat diartikan sebagai "penolong" yang bersifat abstrak. Karena Arjuna merupakan penjelmaan Wisnu dan Wisnu merupakan salah satu "Dewa Panca-Kusika". Dalam hal ini, Semar dapat menjadi penolong abstrak berupa pembelajaran. Arjuna dan Semar bersama-sama melambangkan kesatuan  dengan Arjuna dalam wujud "manusia".
Mengapa korupsi masih merajalela dan selalu menjadi bahan pembicaraan tiap tahunnya?
1. Faktor Internal
Persepsi masyarakat terhadap  korupsi berbeda-beda, dan salah satu penyebab masih bertahannya sikap primitif terhadap korupsi adalah masih belum jelasnya batasan konsep korupsi sehingga menimbulkan banyak perbedaan pandangan mengenai  korupsi. Kualitas moral dan integritas individu. Keserakahan masyarakat dan keterbatasan finansial serta rendahnya harga diri  juga dapat menyebabkan seseorang melakukan korupsi.
Selain itu, faktor internal lainnya harus diperhatikan:Â
- Aspek perilaku individu
Unsur penyebab terjadinya perbuatan korupsi berasal dari manusia itu sendiri yaitu sifat keserakahan, oleh karena itu perlu ditanamkan keikhlasan pada masing-masing individu agar mampu bersyukur dengan yang dimilikinya. lalu seseorang yang tidak memiliki moral yang kuat juga akan sangat mudah tertarik pada tindakan korupsi. Godaan bisa datang dari berbagai pengaruh sekitar, seperti atasan, rekan kerja, bawahan atau pihak lain yang menawarkan peluang. Dan gaya hidup pula mampu mendorong masyarakat menjadi konsumeris. Perilaku belanja yang tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai menimbulkan peluang terjadinya korupsi.
- Aspek sosial
Keluarga dapat membuat seseorang berperilaku korup. Menurut Bahviours, lingkungan keluarga sebenarnya bisa menjadi pendorong seseorang berperilaku korupsi dan mengesampingkan sikap terpuji yang sebenarnya merupakan karakter pribadinya. Lingkungan justru mendorong, bukan menghukum, perilaku koruptif seseorang.
2. Faktor Eksternal
Sistem hukum Indonesia untuk memberantas korupsi masih sangat lemah. Hukum tidak ditegakkan dengan prosedur yang benar, pejabat mudah disuap, sehingga pelanggaran sangat mudah dilakukan oleh masyarakat. Kebijakan monopoli yang kuat menjadi sumber korupsi karena tidak adanya pengawasan terhadap lembaga- lembaga yang mewakili kepentingan masyarakat. Â Faktor yang sangat erat kaitannya dengan munculnya korupsi adalah budaya penyalahgunaan kekuasaan yang berlebihan, dalam hal ini hadirnya KKN.Â
Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang masih sangat tinggi dan belum adanya sistem pengawasan yang baik membuat masyarakat menganggap korupsi adalah hal yang sehari- hari. Lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi korupsi sampai batas tertentu. Dalam suatu organisasi, kesalahan individu sering kali disembunyikan demi menjaga citra baik organisasi. Demikian pula tindakan korupsi dalam suatu organisasi sering kali disembunyikan. Akibat sikap tertutup tersebut, tindakan korupsi terkesan dibenarkan bahkan berkembang dalam bentuk yang berbeda. Sikap masyarakat yang dapat memberikan peluang terjadinya perilaku korupsi antara lain :
- Nilai dan budaya masyarakat yang mendukung korupsi. Misalnya, masyarakat menghormati seseorang karena kekayaannya, sehingga masyarakat menjadi kritis terhadap keadaan, misalnya dari mana kekayaan itu berasal.Â
- Masyarakat beranggapan bahwa yang menjadi korban kerugian akibat tindakan korupsi adalah negara. Padahal, kerugian terbesar pada akhirnya ditanggung oleh masyarakat sendiri, misalnya anggaran pembangunan berkurang karena korupsi, pembangunan angkutan umum terbatas misalnya.Â
- Kurangnya kesadaran masyarakat akan keterlibatannya dalam kegiatan korupsi. Korupsi apapun tentu berdampak pada masyarakat, namun masyarakat sudah terbiasa terlibat secara terbuka namun tanpa disadari dalam tindakan korupsi sehari- hari.
- Kurangnya kesadaran masyarakat bahwa korupsi dapat dicegah dan diberantas jika masyarakat berpartisipasi aktif dalam rencana aksi pencegahan dan penegakan korupsi. Secara umum masyarakat berpandangan bahwa pencegahan dan pemberantasan korupsi adalah tanggung jawab pemerintah.
Bagaimana Visi dan Misi Gaya Kepemimpinan Semar dipadukan dengan anti korupsi hingga mampu berperan penting?
Sebelum itu kita perlu mengetahui 3 doktrin ajaran semar yaitu:
- Tadah (hanya Tuhan), altruisme terhadap siapapun yang ditolong, menitipkan diri kepada Tuhan.
- Prada (pendamping manusia), suka menolong dan memberi, tulus dan rela.
- Ora wegah (tidak malas), siap melakukan apa saja tanpa pilihan.
Visi dan Misi Semar dalam memimpin yang mengupayakan Pencegahan Korupsi di Indonesia
- Nilai kepemimpinan yang pertama kali terdapat pada tubuh Semar adalah kuncung putih yang mempunyai makna simbolik kebijaksanaan, seorang pemimpin harus mempunyai pandangan yang luas dan luas, bijaksana dalam menyampaikan pandangannya dan bijaksana dalam menghadapi golongan manapun, baik muda maupun tua. Sikap ini sangat penting untuk diterapkan dan dianut agar para pemimpin menjadi individu yang bijaksana baik dalam berbicara maupun mengambil keputusan.
- Nilai kepemimpinan lainnya yang terdapat pada tubuh Semar adalah muka tengadah mempunyai makna simbolis yaitu optimisme, pemimpin harus mempunyai visi masa depan, harus optimis terhadap keberhasilan yang dicapai dan sadar akan kekuatan kepemimpinan. Tuhanlah yang menentukan keberhasilannya. Sikap ini harus diterapkan pada bangsa ini, khususnya oleh mereka yang ingin menjadi pemimpin.
- Nilai kepemimpinan yang ketiga yang terdapat pada tubuh Semar yaitu mata dan bibir, mata tangis Semar mempunyai makna simbolik bahwa seorang pemimpin harus mempunyai rasa kepedulian terhadap rakyatnya dan mudah terharu atas penderitaan rakyatnya. Bibir yang tersenyum mempunyai makna simbolis bahwa seorang pemimpin harus mampu menyejukkan dan menceriakan hati rakyatnya. Tentunya kedua sikap ini sangat perlu dikuasai dan diterapkan agar Anda sebagai seorang pemimpin dapat ikut serta dalam solusi yang diterapkan bagi pihak yang membutuhkan, sehingga perlu ditanamkan sikap empati dan sikap peduli. Sehingga pemimpin dapat mendalami permasalahan yang dihadapinya dan merasakan berbagai emosi yang muncul dalam situasi tersebut.Â
Nilai kepemimpinan yang keempat yang terdapat pada tubuh Semar yaitu hidung sunthi mempunyai makna simbolis bahwa seorang pemimpin harus peka terhadap rakyatnya dan mampu memahami permasalahan yang dihadapi rakyatnya. Pemimpin juga harus mempunyai sikap ini dan mengadopsinya. Sebagai seorang pemimpin harus mempunyai kepekaan terhadap bawahan yang ditunjukkan dengan kepekaan terhadap kebutuhan, kepekaan terhadap komunikasi verbal dan non verbal, serta kepekaan terhadap situasi dan kebutuhan yang diperlukan.
Nilai kepemimpinan yang kelima yang terdapat pada tubuh atau telinga Semar merupakan makna simbolik bahwa seorang pemimpin harus selalu siap mendengarkan keluh kesah rakyatnya, tidak kontra kritik, selalu siap menerima saran dan kritik seseorang. Sikap ini sangat penting bagi manajer untuk menjadi pendengar yang baik, menjaga kontak mata dan ekspresi wajah saat mendengarkan pembicaraan orang lain, serta tidak menyela pembicaraan sebagai bentuk saling menghormati. Selain menjadi pendengar yang baik, pemimpin juga harus mempunyai sikap anti kritik, koreksi diri dan kritik yang baik. Sikap anti kritik diperlukan agar seseorang yang melontarkan kritik dapat merasa dihargai dan puas terhadap tindakan yang dilakukan manajernya.
Nilai kepemimpinan yang keenam yang terdapat pada tubuh Semar yaitu tangan nuding mempunyai makna simbolis bahwa seorang pemimpin harus menjadi teladan dan teladan bagi rakyatnya, seorang pemimpin harus mampu mencari solusi atas permasalahan rakyatnya. Hal ini juga berlaku dalam menjadi  part model atau panutan bagi orang atau bawahan yang dapat memproyeksikan sikap terpuji sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa aman dalam diri pimpinan lembaga atau organisasi tersebut.
Nilai kepemimpinan ketujuh yang terdapat pada Tubuh Semar yaitu badan bunder seser mempunyai makna simbolis bahwa pemimpin harus mempunyai tekad dan cita-cita yang kuat untuk mensejahterakan rakyatnya, pemimpin juga harus mempunyai perilaku yang dapat menarik perhatian. Sikap ini juga harus dikendalikan dan diterapkan oleh para pemimpin, agar mempunyai tekad dan keinginan yang kuat untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan orang yang bersangkutan, sehingga mempunyai sifat positif yang menganggap rekan kerja atau bawahannya sebagai orang yang mempunyai kepentingan dan value.
Nilai kepemimpinan kedelapan yang terdapat pada tubuh Semar yaitu pakaian kampong poleng mempunyai makna simbolis bahwa seorang pemimpin harus mempunyai sikap yang mendahulukan kepentingan rakyatnya di atas kepentingan dirinya sendiri. Sikap mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan orang lain (altruisme) sangat penting bagi seorang pemimpin. Sebagai seorang pemimpin, tentu diperlukan keikhlasan dan kepedulian untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang muncul saat ini. Selain itu, sebagai seorang pemimpin, Anda harus ingat bahwa sebagai pemimpin memerlukan kepedulian yang mengutamakan kepentingan orang lain.
- Nilai kepemimpinan yang kesembilan yang terdapat pada tubuh Semar atau pada posisi Semar jongkok dan berdiri, mempunyai makna simbolis bahwa seorang pemimpin hendaknya dekat dengan rakyatnya dan selalu siap melayani rakyatnya. Sikap tersebut tentu saja merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin: sebagai individu yang membantu orang atau bawahannya, pemimpin harus selalu siap melayani dan membantu meningkatkan kesejahteraannya. Pemimpin juga harus memposisikan dirinya sebagai pelayan atau abdi  yang jujur dan peduli, menunjukkan keasliannya tanpa berbohong, sabar dan altruistik, rendah hati dan menghormati.
Seperti yang saya jelaskan tentang Visi Misi Gaya Kepemimpinan Semar yang berbeda, Indonesia membutuhkan pemimpin dengan kualitas di atas untuk mencegah korupsi. Dengan demikian, Ia lebih siap dan mampu mengatasai dalam situasi apa pun, bahkan dalam situasi yang sangat berbahaya bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, pemimpin diharapkan  memperhatikan berbagai kualitas yang diperlukan untuk memudahkan pelaksanaan tugas atau amanahnya. Alasan lain yang menghubungkan gaya kepemimpinan Semar dengan antikorupsi adalah karena Semar mempunyai sifat-sifat atau tindakan yang berguna untuk mengurangi bahkan mencegah perbuatan-perbuatan tercela tersebut, diantara lain:Â
- Kejujuran
Dalam ketiga doktrin ajaran Semar ada kata yang perlu diperhatikan yaitu waspodo (hati-hati), sehingga seorang pemimpin yang berintegritas sangat perlu memahami bahwa seorang pemimpin harus berhati-hati dalam bertindak, jika tidak maka dapat membahayakan atau bahkan merugikan. rakyat/bawahannya. Kejujuran merupakan ciri yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari mempunyai banyak arti. Nilai kejujuran ibarat mata uang yang digunakan dimanapun seseorang berada.Â
Apabila seseorang terbukti bersalah melakukan perbuatan tidak jujur dalam berbagai bidang. Itu sebabnya orang lain  selalu ragu apakah harus mempercayai orang ini. Oleh karena itu, orang tersebut  selalu mengalami kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain. Hal ini juga membuat orang lain tidak nyaman karena selalu merasa curiga terhadap Anda. Kejujuran adalah sikap  antara tindakan nyata dan perkataan, bukan tipu muslihat.Â
Nilai kejujuran  dalam kehidupan sehari-hari inilah yang menjadi titik tolak pencegahan tindakan korupsi. Seseorang yang telah memupuk karakter jujur akan terhindar dari praktik korupsi. Dia takut mengecewakan orang lain. Selain menimbulkan kerugian bagi orang lain melalui perbuatan  tidak jujur, hal tersebut merupakan gangguan psikis yang sudah dirasakan sejak lama.
- Kepedulian
Dalam tubuh Semar yaitu hidung Sunthi mempunyai makna simbolis bahwa seorang pemimpin harus sangat peka terhadap rakyatnya dan mampu memahami permasalahan yang dihadapi rakyatnya. Oleh karena itu, pencerminan nilai kepedulian dapat dilakukan melalui sikap peduli terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Sikap peduli seperti ini sangat diperlukan untuk memotivasi diri anda menjadi lebih baik dan lebih sadar diri, semoga sikap peduli dan peduli terhadap diri sendiri akan membawa energi positif bagi masyarakat sekitar.Â
Beberapa perilaku yang mencerminkan antikorupsi adalah dengan menerapkan pola hidup sederhana agar tidak terpengaruh konsumerisme, mendekatkan diri kepada Tuhan, mengendalikan emosi agar tidak mudah terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Dalam lingkup keluarga pun sangat dibutuhkan, setiap anggota keluarga wajib menjaga anggota keluarga lainnya. Pemeliharaan keluarga juga merupakan salah satu bentuk pengendalian yang dilakukan agar anggota keluarga tidak melakukan korupsi.Â
Sikap mengurus keluarga yang demikian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: memberikan pendidikan moral dan agama kepada anak, yaitu seorang istri yang tidak memaksa suaminya untuk membeli barang mewah, tidak mengeluh, menghindari hal-hal yang menjadikan anggota keluarga korupsi, memperkuat satu sama lain dan mengingatkan  bahwa korupsi adalah tindakan yang kejam dan harus dihindari.Â
Selain itu juga dalam lingkup masyarakat setempat yang anda tinggali. Perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat antara lain: saling menyapa dengan orang-orang di lingkungan untuk saling mengenal, mengarahkan warga untuk bekerja  jujur, menjaga lingkungan dan menciptakan komunikasi yang baik, berdiskusi. membuat keputusan bersama.
- Kemandirian
Semar adalah seorang abdi Pandawa namun sangat dihormati oleh Sang Bhagav karena sering diajak berkonsultasi dalam hal-hal penting. Semar sebagai simbol pikiran manusia yang melahirkan kebijaksanaan, selalu hadir  dalam pikiran Arjuna dalam bentuk segala ajaran yang  diberikan kepadanya. Nah, proses  menciptakan kearifan melalui kemandirian. Memiliki pola pikir yang matang tanpa harus bergantung pada orang lain dalam memenuhi tanggung jawabnya dapat membuat pemimpin menjadi lebih cerdas dalam mengambil keputusan.Â
Dari sudut pandang sosial, tentunya penting untuk kedepannya bahwa individu  harus mengontrol kehidupannya sendiri dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, karena tidak mungkin orang yang tidak bisa mandiri (mengendalikan diri) bisa mengontrol orang lain. Karena sifatnya yang mandiri, segala tugas harus dipenuhi oleh diri sendiri dan bukan usaha orang lain. Beberapa perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai kemandirian antara lain menunaikan tanggung jawab tanpa bantuan  orang lain, mengendalikan diri agar dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, mampu mengatur diri  sebelum memimpin orang lain, tidak menyerah dalam menghadapi rintangan.
- Disiplin
Badan Semar yaitu bagian tangan nuding mempunyai makna simbolis bahwa pemimpin harus menjadi teladan dan panutan bagi rakyatnya, dan  bagian tubuh Semar lainnya yaitu badan bunder seser disebut Beliau mempunyai  tekad dan cita-cita yang kuat untuk mensejahterakan rakyatnya. Sehingga bisa kita bahas tuntas bahwa  menjadi pemimpin yang patut diteladani memerlukan tekad dan cita-cita yang kuat.Â
Hal ini dapat dipupuk sejak dini jika konsisten dalam perkataan dan tindakan serta dapat menepati janji, salah satu caranya adalah dengan disiplin. Disiplin adalah kebiasaan dan tindakan yang sesuai dengan segala  peraturan atau ketentuan yang berlaku. Disiplin berarti mengikuti aturan. Kehidupan yang disiplin bukan berarti harus tinggal di barak layaknya militer, namun kehidupan yang disiplin berarti individu dapat mengatur waktu yang ada agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk  berbagai hal dalam kehidupan. Keuntungan hidup  disiplin adalah individu dapat mencapai tujuan hidupnya dengan  lebih efisien.
- Tanggung Jawab
Pada tubuh Semar, posisi Semar yang jongkok dan berdiri mempunyai makna simbolis bahwa seorang pemimpin harus dekat dengan rakyatnya dan selalu siap melayani rakyatnya. Pemimpin yang memiliki  tanggung jawab yang tinggi tentunya selalu disukai masyarakat, mengetahui permasalahan yang ada maka diperlukan misi kepemimpinan semar yaitu terjun ke masyarakat untuk  mencari  solusi yang tepat atas permasalahan tersebut.Â
Tanggung jawab merupakan kesadaran seseorang terhadap tingkah laku atau tindakan yang dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja. Tanggung jawab ini diwujudkan dalam pengakuan dan kesadaran akan tanggung jawab untuk menerima dan menyelesaikan segala permasalahan yang dibuat. Tanggung jawab juga merupakan komitmen dan pengorbanan. Artinya pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat atau tenaga sebagai wujud kesetiaan, cinta kasih, standar atau segala ikatan yang tercipta dengan ikhlas.
Selain itu, Semar tidak memiliki kepentingan duniawi dan menyerahkan segala permasalahannya kepada Tuhan. Oleh karena itu, pemimpin harus mengembangkan sikap bertanggung jawab terhadap Tuhan. Bentuk pertanggungjawaban seseorang kepada Tuhan dapat diwujudkan dengan beribadah sesuai keyakinannya. Beberapa cara berperilaku yang bertanggung jawab terhadap Tuhan adalah: mensyukuri segala nikmat yang Tuhan berikan, menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, mencari ilmu dan mengamalkannya, menjalin silaturahmi antar sesama manusia dan umat beragama untuk mewujudkan masyarakat yang damai.
- Kerja Keras
Dalam tubuh Semar yaitu kuncung putih yang mempunyai makna simbolik kebijaksanaan, Â pemimpin harus mempunyai pandangan yang luas dan luas, bijaksana dalam menyampaikan pandangannya dan bijaksana dalam menghadapi setiap golongan, tua dan muda. Mendapatkan pandangan yang komprehensif tentang informasi membutuhkan kerja keras yang cukup. Pekerjaan itu penting untuk mencapai tujuan Anda.Â
Namun, kerja keras  tidak ada gunanya tanpa ilmu. Menyadari dan mengembangkan potensi diri serta mencapai apa yang diinginkan tanpa  suap, sungguh-sungguh bekerja  tanpa  putus asa, yakin mampu mengerjakan tugas yang ada dengan baik, berbuat sebaik-baiknya tanpa mengorbankan orang lain. Inilah nilai kerja keras dalam menciptakan generasi anti korupsi.
- Sederhana
Cara hidup Semar yang tidak berlebihan dan  rendah hati sangat terpuji dan patut dilakukan melalui ajaran laakso manah atau andhap asar. Hal ini harus diwujudkan dalam jiwa pemimpin. Dengan menerapkan prinsip hidup sederhana, masyarakat didorong untuk mendahulukan kebutuhan dibandingkan keinginan. Prinsip hidup sederhana ini menjadi parameter penting dalam menciptakan hubungan antara orang-orang yang berpikiran sama, karena prinsip ini  mengatasi masalah kesenjangan sosial, iri hati, iri hati, keserakahan, egoisme dan sikap negatif lainnya. Prinsip hidup sederhana juga mencegah keinginan berlebihan.Â
- Keberanian
Sikap Semar yang berani dalam mengambil keputusan harus ditiru oleh para pemimpin masa kini untuk meningkatkan rasa percaya diri dan optimisme. Dalam mengembangkan sikap berani untuk meningkatkan rasa keyakinannya, seseorang harus mempertimbangkan berbagai persoalan dengan sebaik-baiknya. Pengetahuan yang mendalam menciptakan kepercayaan. Ketika seseorang mampu mengendalikan masalah yang dihadapinya, maka ia juga mampu mengendalikan dirinya sendiri. Di mana pun dan dalam situasi apa pun, keputusan sering kali harus dibuat dengan cepat dan dilaksanakan dengan cepat. Salah satu cara terbaik untuk membentuk opini atau penilaian terbaik adalah dengan berdiam diri di mana ia dapat berpikir tanpa terganggu.Â
- Keadilan
Dalam kepemimpinannya, Semar mempunyai rasa empati yang tinggi dan ingin bertindak tanpa membeda-bedakan golongan, keyakinan, dan ras. Penegasan ini terdapat pada tubuh Semar yaitu kuncung putih yang mempunyai makna simbolik kebijaksanaan. Kebijaksanaan muncul dari sikap yang benar untuk mengambil keputusan terbaik tanpa membuat orang merasa dikucilkan. Berperilaku adil, yang mencerminkan pemberantasan korupsi, memberikan  hak yang seharusnya diterima orang lain, tidak berbuat curang dengan merampas jatah orang lain, melakukan pekerjaan yang sudah menjadi kewajiban sebelum mendapat hak, mengambil keputusan tanpa memihak, dan sebagainya yang mengandung unsur nepotisme.
Lalu, Gaya kepemimpinan semar termasuk dalam kategori mana ya?
Nah, gaya kepemimpinan Semar termasuk kepemimpinan situasional, yaitu gaya kepemimpinan yang ideal karena  gaya kepemimpinan ini bercirikan tegas dan disiplin, dengan tetap mempertimbangkan dan memahami kemampuan  atau tindakan orang-orang yang dipimpinnya  atau yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan situsional ini harus bekerja sebaik mungkin berdasarkan situasi yang ada dan gaya manajemen ini bergantung pada situasi yang berbeda.
Seorang pemimpin situasional yang efektif mengetahui bagaimana memahami dinamika suatu situasi sebanyak mungkin dan menyesuaikan keterampilannya dengan dinamika situasi yang ada. Adaptasi gaya kepemimpinan ini adalah kemampuan untuk menentukan karakteristik dan perilaku kepemimpinan sesuai dengan kebutuhan situasi tertentu.
Kesimpulan
Simbol kepemimpinan yang dianggap paling populer dan sering digunakan dalam pertunjukan wayang tradisional bidang kebudayaan Jawa adalah tokoh Semar, karena dianggap sebagai puncak kebijaksanaan kepemimpinan masyarakat Jawa. Pemimpin yang dianggap sebagai pejuang utama adalah yang berkepribadian luhur, berakhlak baik, berwibawa dan bijaksana. Selain itu, Anda harus memiliki akhlak yang baik untuk menegakkan hukum dan keadilan.Â
Oleh karena itu seorang pemimpin dapat menunaikan tugas, tanggung jawab dan komitmennya kepada Memayu Hayuning Buwana sebagai bukti bahwa seorang pemimpin adalah rahmat bagi kehidupan dan alam semesta. Filosofi kebudayaan Jawa bersifat universal yang tercermin dan tercermin dalam tindakan  tokoh Semar dalam pertunjukan Wayang tradisional  yang menitikberatkan pada konsep kepemimpinan Jawa "Sakmadya" dan "Kesederhanaan".Â
Dengan memahami dan menyadari pandangan hidup ini, masyarakat diajarkan untuk selalu mengingat kehidupannya, alam, lingkungan sosialnya, peka, waspada, dan sadar. Kebudayaan Jawa menawarkan strategi untuk melindungi kehidupan manusia dan lingkungan tanpa mengabaikan peran agama, pendidikan dan kepemimpinan sebagai pedoman dan teladan bagi setiap orang. Oleh karena itu, kebudayaan Jawa mampu mengambil hikmah dari seluruh unsur dasar filsafat Jawa yang sejajar dengan aspek pendidikan, budi pekerti, dan moralitas dalam kehidupan manusia.Â
Dengan demikian, gaya kepemimpinan Semar dapat dijadikan tolak ukur pencegahan korupsi di Indonesia. Diharapkan pembaca yang berkeinginan menjadi seorang pemimpin dapat menerapkan perilaku atau tingkah laku yang dilaksanakan oleh Semar. Dengan begitu segala keputusan dan wewenang yang anda buat atau perancangannya dapat sesuai dengan peraturan yang berlaku.Â
DAFTAR PUSTAKA
Bunga, M., Maroa, M. D., Arief, A., Djanggih, H., Hukum, F., & Gorontalo, U. (2019). PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. 15.
Disampaikan, M., Konferensi, D., Daerah, K., Universitas, D. I., Yogyakarta, N., Universitas, K., Yogyakarta, N., Ikadbudi, D., & Rancage, D. A. N. Y. (2010). NILAI-NILAI ETIS KEPEMIMPINAN JAWA Oleh: Sutrisna Wibawa. 1--17.
Eliezar, D. (2016). Pendidikan Anti Korupsi Dalam Budaya Jawa. 37(70), 66--72.
Izzati, A. (2016). Nilai-Nilai Konstruk Harmoni: Perspektif Tokoh Wayang Semar. 4, 261--275.
Sofhian, S. (2020). CAUSES AND CORUPTION PREVENTION: INDONESIA CASE PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KORUPSI: KASUS INDONESIA. XIV, 65--76.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H