Penanaman nilai-nilai multikultural akan lebih efektif apabila budaya multikultur dijadikan sebagai bagian budaya sekolah, terutama di kota-kota besar, sebagai tempat berbagai orang dengan latar belakang sosial. Sekolah-sekolah di kota dan daerah-daerah urban cenderung lebih plural dibandingkan sekolah-sekolah di desa. Oleh karena itu, sekolah harus menjadi budaya multikultural. Budaya multikultural adalah budaya yang didasarkan konsep multikulturalisme, di mana sekumpulan populasi terdiri atas anggota memiliki latar belakang berbeda. Budaya multikultur diawali dengan pengakuan terhadap budaya-budaya yang berbeda tersebut, dan tidak menjadikan sebuah kultur menjadi dominasi atas yang lain. Pengakuan tersebut diiringi dengan sikap-sikap lainnya, seperti toleransi, empati dan apresiasi.
Kesimpulan
   Pendidikan multikultural dapat membantu meminimalisir kasus bullying dengan mengintegrasikan keragaman budaya ke dalam kurikulum, menanamkan nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran, dan menciptakan budaya yang multikultural. Sangat penting untuk menghargai keberagaman siswa tanpa memandang latar belakang. Di Indonesia, pendidikan multikultural sangat penting karena indonesia kaya akan keberagaman yang tidak luput dalam masalah seperti bullying. Pendidikan multikultural yang mengajarkan pentingnya toleransi, menghargai perbedaan, dan menumbuhkan keharmonisan dalam masyarakat multikultural. Melalui pendidikan multikultural, siswa dapat memahami pentingnya menjaga keberagaman dan menghormati hak-hak minoritas, sehingga dapat mencegah atau meminimalisir kasus  bullying.
Saran
 Untuk mencegah bullying, khususnya di sekolah penting untuk menerapkan pendidikan multikultural yang menekankan toleransi terhadap perbedaan. Sehingga dapat meminimalkan konflik dan perpecahan dan menumbuhkan keharmonisan dan keberagaman dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia
                    DAFTAR PUSTAKA
Â
Amin, M. (2018). Pendidikan Multikultrual. Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 09(1), 24--34. Retrieved from https://journal.unismuh.ac.id/index.php/pilar/article/view/5020/3342
Fardi, M. I. Al. (2024). Tragis Siswa Difabel Gunungkidul Dibully di Sekolah hingga Kelingking Patah. Retrieved June 17, 2024, from detikJogja website: https://www.detik.com/jogja/berita/d-7206412/tragis-siswa-difabel-gunungkidul-dibully-di-sekolah-hingga-kelingking-patah
Hutagalung, R., & Ramadan, Z. H. (2022). Peran Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Multikultural di Lingkungan Keluarga Siswa sekolah Dasar. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4967--4991. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2895
Malau, B. S. L. (2023, July). Karena Beda Agama, Siswi Kelas II SDN di Jomin Cikampek Dibully Guru dan Kepsek Hingga Dipukuli. Tribunnews. Retrieved from https://wartakota.tribunnews.com/2023/07/07/karena-beda-agama-siswi-kelas-ii-sdn-di-jomin-cikampek-dibully-guru-dan-kepsek-hingga-dipukuli
Novitasari, S., Ferasinta, F., & Padila, P. (2023). Faktor Media terhadap Kejadian Bullying pada Anak Usia Sekolah. Jurnal Kesmas Asclepius, 5(1), 1--7. https://doi.org/10.31539/jka.v5i1.5702
Padli, F., Ummah, S. R., & Mannan, A. (2023). Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Mencengah Bullying. 13(1), 457--464.
Puspita, Y. (2018). Pentingnya Pendidikan Multikultural. Seminar Nasional Pendidikan Unversitas PGRI Palembang, 285--291.