Perolehan skor yang rendah pada tes PISA (Programme for International Student Asessment) membuat Pemerintah Indonesia menyadari masih buruknya kemampuan literasi masyarakat di Indonesia. PISA merupakan pengujian anak-anak sekolah berusia 15 tahun di berbagai negara. Sejak empat tahun terakhir, posisi Indonesia menurun di semua bidang yang diujikan: membaca, matematika, dan sains.
Pada 2018, ada total 79 negara yang berpartisipasi, dengan jumlah peserta didik ada 600 ribu orang yang berpartisipasi dari seluruh dunia. Berdasarkan laporan PISA akhir tahun 2019, skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara. Tiga skor untuk aspek membaca, matematika, dan sains mengalami menurun dari tes PISA 2015.
Maka sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, daya saing, pengembangan karakter bangsa, serta melihat perkembangan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan di abad ke-21, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan berbagai kegiatan literasi untuk meningkatkan indeks literasi nasional melalui Gerakan Literasi Nasional.
GLN merupakan upaya untuk menyinergikan semua potensi serta memperluas keterlibatan publik dalam pengembangan budaya literasi. Gerakan Literasi Nasional harus dilaksanakan secara masif, baik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Gerakan Literasi ini sudah dilaksanakan di berbagai jenjang sekolah di Indonesia. Setiap sekolah diwajibkan untuk menyediakan berbagai jenis buku bacaan untuk siswa dan siswa diwajibkan untuk membaca minimal 15 menit dalam sehari.
Gerakan literasi ini sudah berjalan dengan baik namun karena adanya pandemi Covid-19 , kegiatan di sekolah menjadi terganggu termasuk gerakan literasi nya. Terhentinya gerakan literasi sekolah ini membuat minat dan motivasi membaca/belajar siswa menjadi menurun.
Oleh karena itu, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan tinggi yang fokus dalam bidang pendidikan merasa terpanggil untuk mengambil peran memberikan kontribusi dalam program peningkatan indeks literasi nasional melalui kegiatan Kulaih Kerja Nyata (KKN) tematik literasi yang dilakukan oleh mahasiswa.
Mahasiswa ditugaskan untuk mendampingi siswa dan masyarakat di sekitar tempat tinggal nya dalam hal pengembangan kemampuan literasi baik itu literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, budaya maupun literasi finansial.
Sebagai salah satu mahasiswa UPI yang juga sedang melaksanakan KKN di SMPN 1 Cibatu –Garut. Saya membuat berbagai macam gerakan literasi secara daring. Pada bidang literasi baca tulis saya membuat poster yang berisi tentang manfaat membaca dan jenis-jenis buku bacaan yang bisa dibaca oleh siswa SMP tujuannya yaitu untuk meningkatkan kembali motivasi dan minat membaca para siswa. Selain itu, saya juga memberikan mereka berbagai jenis buku bacaan digital yang bisa mereka baca melalui smartphone yang mereka miliki.
Di bidang sains, saya memberikan materi mengenai zat-zat kimia yang ada di sekitar kita. Banyak orang yang masih menganggap bahwa semua zat kimia itu berbahaya dan tidak baik jika dikonsumsi. Padahal pada kenyataannya, tidak semua zat kimia itu berbahaya bahkan banyak zat kimia yang sering kita konsumsi.
Contohnya adalah air. Air merupakan suatu molekul kimia yang terdiri dari 2 atom Hidrogen dan 1 atom Oksigen. Pematerian ini bertujuan untuk menghilangkan stigma negatif terhadap “zat kimia” selain itu saya juga berharap bahwa dengan pematerian ini siswa menjadi menyadari bahwa sains itu dekat dengan kehidupan mereka.
Di bidang numerasi, saya memberikan beberapa contoh soal AKM Numerasi yang bertujuan untuk mengasah keterampilan berpikir matematis dan logis serta sebagai latihan mereka untuk nanti menghadapi AKM Nasional.
Pendampingan kepada masyarakat saya lakukan dengan memberikan beberapa materi untuk meningkatkan literasi digital masyarakat yaitu terkait bahaya penyebaran HOAX yang sering beredar di sosial media. Pada pematerian tersebut, saya mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan tahan jempol, yaitu gerakan untuk tidak ikut menyebarkan/meneruskan pesan di sosial media terutama di WhatsApp yang belum tentu kebenarannya.
Pematerian ini saya harapkan bisa sedikitnya menyadarkan masyarakat akan bahaya penyebaran HOAX dan bisa menghentikannya. Selain itu, saya juga memberikan materi mengenai bahaya pinjaman online ilegal yang sedang marak terjadi. Materi ini juga saya harapkan bisa mencegah bertambahnya korban dari pinjaman online ilegal ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H