Sudah hampir satu minggu Premier League kembali bergulir, menyisakan euforia yang amat riuh karena penggemar sudah diperbolehkan hadir mengisi bangku-bangku stadion.Â
Namun, dari ramainya para supporter berseragam biru asal kota London, ada satu hal yang terlewatkan. Pahlawan kemenangan Chelsea di perebutan trofi UEFA Super Cup tidak dijumpai dalam starting eleven yang diturunkan oleh Thomas Tuchel.
Nama lengkapnya Kepa Arrizabalaga Revuelta, mas-mas Spanyol yang saya yakin akan menjadi idola ciwi-ciwi jika saja orang pertama yang mereka lihat di dunia bola adalah kiper Negeri Matador tersebut.Â
Kedatangannya dulu di Stamford Bridge langsung disambut dengan ekspektasi tinggi karena nilai transfer dirinya yang memecahkan rekor kiper termahal dunia.Â
Bayangkan, untuk memakai jasanya saja Chelsea harus menggelontorkan dana sebesar 71 juta atau setara dengan 1,3 triliun rupiah. Angka yang amat fantastis untuk seorang pemain muda apalagi posisinya sebagai kiper.Â
Itu duit kalo dipake buat beli Phil Jones sama Smalling udah dapet berapa biji itu gan, bisa lah dipake berlapis-lapis di depan gawang, ga beda jauh kok performanya sama si Kepa juga.
Nama Kepa mulai mencuat diperbincangkan secara tajam setajam silet saat dia beradu argumen dengan pelatihnya sendiri, Maurizio Sarri.
Saat itu sedang berlangsung laga final Carabao Cup antara Chelsea melawan Manchester City, pertandingan berjalan amat sengit bahkan sampai di penghujung babak tambahan tidak ada satu gol pun bersarang di masing-masing gawang keduanya. Ini antara strikernya yang pekok atau baris pertahanan dua klub biru itu yang terlalu tangguh saya pun bingung, Gaes.
Seperti umumnya pemain yang berasal dari liga telenovela, pasti ada saja dramanya untuk meraih kemenangan. Entah itu dengan guling-guling walaupun kesrimpung angin, kepaduk rumput, atau disenggol makhluk ghaib, intinya ada saja usaha mereka untuk mengulur waktu. Ya sama kek si Kepa ini, dia tiba-tiba ngaku kesakitan sampai pelatih mau ganti tuh anak sama Caballero buat adu pinalti.
Om Lero udah siap-siap yekan waktu itu di pinggir lapangan sambil stretching tipis-tipis, eh lah itu bocah yang tadi ngakunya cedera malah berdiri bangkit kembali macem anak sekolah pura-pura pingsan giliran disamperin guru BK buat dievakuasi langsung auto bangun. Yoh jelas pelatih langsung marah lah liat kelakuan si Kepa yang begitu, ngerjain orang doang emang.
Endingnya bagaimana kawan-kawan? Chelsea takluk dari City di babak adu pinalti dengan skor 3-4. Yang jaga gawangnya saat itu siapa teman-teman? Betul, Kepa Arrizabalaga.
Makin pelik lagi urusannya saat si Kepa underperform karena masalah perbucinan duniawi. Hadehh, ini kalo udah urusannya sama cewek mau siapapun itu, nggak peduli pemain bola kek, atlet tinju kek, atau lari maraton itu tetep aja bakal semlehoy nggak karuan cuy.
Jadi kabar yang saat itu ramai di media adalah si Kepa ini putus cinta sama pacarnya, Andrea Perez. Mereka udah pacaran 9 tahun, buset bisa buat nyicil rumah bentar lagi kelar tuh. Istilah sederhananya tuh cewek udah nemenin si Kepa lah dari jaman masih susah merintis karir di Bilbao sampai jadi kiper termahal dunia di liga terbaik dunia, terbaik kata fansnya.
Ya kalau menurut saya hal-hal yang berpengaruh pada psikologis pemain memang harus diperhatikan, jika tidak maka akan secara langsung mengganggu performa mereka di lapangan. Raga memang di bawah gawang, tapi jiwa dan pikiran entah berkeliaran kemana, jatuhnya tidak fokus pas mau nangkep bola. Paham para sadboy?
Aksi heroik Kepa baru terlihat lagi saat dirinya diturunkan Thomas Tuchel pada momen adu pinalti UEFA Super Cup. Chelsea sang jawara Liga Champions berhadapan dengan Villareal yang menyandang status juara Europa League, dimana sebelumnya Villareal juga menang lewat adu pinalti melawan duta pinalti Eropa, Manchester United.
Seolah tak ingin mengikuti jejak kedodolan Mang Ole, Tuchel yang ditakdirkan To Chelsea membuat langkah tepat dengan menarik Edouard Mendy dan digantikan Kepa saat kedua tim hanya meraih hasil imbang di waktu normal dan extra-time.Â
Jika saja dulu Ole mengganti De Gea dengan Dean Henderson, peluang memenangkan trofi pertama tentu lebih besar. Tapi yasudahlah, bukan MU namanya jika tidak mempersulit situasi diri sendiri.
Kepa berhasil menepis dua dari tujuh eksekutor pinalti Villarreal, yaitu Aissa Mandi dan Raul Albiol. Berkat tangan ajaibnya itu, ia membawa Chelsea menjadi pemenang laga dengan kemenangan adu penalti 6-5.
Kepa sendiri memang sudah kehilangan tempat utama sebagai kiper Chelsea sejak angin-anginan masalah putus cinta dan Chelsea mendatangkan Mendy. Di musim pertamanya dia mencatatkan 41 penampilan, berbanding terbalik di musim kemarin yang hanya mengoleksi 14 kali main.Â
Bahkan setelah dirinya menjadi pahlawan tim sekalipun masih belum bisa menggeser posisi Mendy, dimana Tuchel masih mempercayakan Mendy menjadi kiper di match day pertama Premier League kemarin.
Seharusnya paling tidak Chelsea memberikan apresiasi atas jasa Kepa yang membawa klub juara Super Cup. Ya nggak usah susah-susah deh, minimal cukup pasang baliho di depan stadion dengan tulisan "Kepa Sayap Kemenangan." Yap, sayap Kepa yang meskipun tidak terlihat mata orang awam berhasil membawanya melayang menyelamatkan gawang, menjadikan Chelsea kembali mengoleksi gelar juara.
Perjuangan Kepa memang patut untuk diapresiasi, tidak peduli semenyedihkan apapun kisah perbucinan kalian, kalian berhak untuk bahagia melanjutkan langkah dan mimpi yang mau kalian raih di depan. Life must going on, so just keep your head up,love.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H