Saat itu media sosial memang belum seramai sekarang, satu-satunya cara untuk menyaksikan timnas berlaga selain langsung duduk di tribun stadion juga ya hanya lewat saluran televisi, belum ada akses streaming di HP full touchscreen seperti sekarang. Belum ada snap dan reels Instagram yang bisa dijadikan ajang mengabadikan momen untuk dipamerkan kalau kita sedang menonton timnas.Â
Tapi itulah yang membuat kenangan saat itu amat sulit untuk dilupakan. Bahkan sepertinya akan terus terpatri dalam ingatan kita yang dulu menjadi saksi betapa indahnya sepak bola Indonesia sampai kapanpun.
Media entertainment news kita untuk mengikuti berita timnas hanya ada di media cetak dan televisi juga. Bagi mereka yang punya uang lebih mungkin bisa dengan mudah membeli tabloid atau majalah olahraga bersampul timnas, yang low budget tapi maksa pengen tau berita dan punya gambarnya ya mentok beli koran terus digunting halaman besarnya dan ditempel di kamar dengan selotip.
Wih asli merinding juga cuy kalo kembali ke momen itu, di mana saat berita timnas tersiar di televisi, lagu Garuda Di Dadaku dan Dari Mata Sang Garuda karya Pee Wee Gaskins selalu diputar sebagai backsound.
Di hari ulang tahun negeri kita tercinta yang ke-76 ini, saya berharap Indonesia lekas pulih dan kembali baik-baik saja.
Sungguh, saya amat merindukan momen kembali bangkitnya sepak bola tanah air. Olahraga yang menyatukan dan merangkul semua kalangan.
Dirgahayu Republik Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H