Mohon tunggu...
Yunita Devika Damayanti
Yunita Devika Damayanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Football, Music, Books, Foods.

Pelajar paruh waktu yang mencintai sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ole Diambang Pemecatan adalah Manager MU Terbaik Setelah SAF

8 November 2020   00:45 Diperbarui: 8 November 2020   00:57 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @manchesterunited

Herannya, performa tim selalu melesat nyaris seperti Bayern Munchen yang menciptakan pembantaian delapan gol. Ehe, tetap kawal cuy.

Entah jurus gaib apa yang digunakan Ole sehingga bisa menjadikan permainan yang di laga sebelumnya bagai klub medioker papan bawah, menjadi klub yang berani bersaing dalam perburuan gelar juara. Jawaban tersebut hanya Tuhan dan Ole saja yang tahu.

Jurus andalan saat isu pemecatan mulai mencuat adalah, Ole akan turun ke pinggir lapangan, memberikan instruksi ajaib sembari pasang tampang sadis, dan BOOM! Bisa ngebantai.

Setelah itu apa yang terjadi? Tentu saja isu pemecatan akan berangsur menghilang, bergantikan dengan ramainya hashtag save Ole, Ole perlu waktu, Ole lebih baik dari Poche, semua sayang Ole. Sungguh manis sekali ekspresi kebahagiaan fans MU. Sebelum akhirnya kembali ke siklus WWDL.

Bisa dibilang, Ole adalah manager terbaik sepanjang masa yang dimiliki Setan Merah, tentu saja setelah nama besar Sir Matt Busby dan legenda hidup Sir Alex Ferguson.

Nama pertama, dikenal berkat kekuatannya membangun kembali dinasti kejayaan United usai Tragedi Munich. Berhasil membawa Piala Champions pertama ke tanah Britania.

Sedangkan Sir Alex tidak perlu dijelaskan lebih jauh lagi, semua sudah tahu. Kepiawaiannya mengorbitkan pemain muda dan berhasil membawa MU menguasai Inggris selama seperempat abad telah menjadi bukti.

Bagaimana dengan Ole? Oh jelas, Ole adalah manager terbaik MU jika dia sedang berada di situasi yang tertekan. Dia mendadak meng-SAF-kan diri saat headline berita ramai membahas akhir karirnya di Old Trafford, setelaj sebelumnya pemain ngampas di laga krusial, sampai ketika fans mulai menggaungkan kritik di kolom komentar sosial media MU.

Pendukung seolah diberikan harapan manis akan konsistensi tim dalam jangka panjang. Untuk kemudian dijatuhkan lagi ketika siklus WWDL kumat.

Yang menjadi pertanyaan, apakah Ole hanya bisa memberikan permainan terbaik timnya hanya saat dirinya merasa tertekan? Semoga saja tidak, harapan pendukung United di seluruh dunia tentu kemenangan ini bisa menjadi titik awal konsistensi United di laga selanjutnya.

Memang sulit untuk memberikan kepercayaan dan waktu kepada performa MU belakangan ini. Tetapi langkah positif sebagai penggemar bisa dimulai dengan mengubah sudut pandang. Iya, yang tadinya beranggapan MU hanya bermain bagus dikala Ole mau dipecat, menjadi MU mempunyai potensi untuk menjaga level permainan terbaiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun