Assalamu'alaikum wr.wb
Selamat datang di blog kompasiana saya semua...
Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat ya.. aamiin
Berbincang mengenai masalah Ilmu pendidikan Islam tidak ada habisnya. Setelah kemarin membahas mengenai konsep, asas, fitrah, tujuan, dan kurikulum, maka pembahasan kali ini adalah peserta didik dalam pendidikan Islam.
Sebagai pendidik di zaman sekarang, kita dituntut untuk lebih inovatif lagi agar peserta didik tidak mudah bosan dan cepat menangkap serta menyerap ilmu-ilmu. Maka pembelajaran yang paling efektif di zaman ini adalah model pembelajaran Student Centre Learning (SCL) yang mana murid bukanlah sebagai objek pembelajaran akan tetapi muridlah yang menjadi subjeknya.
Terutama di jenjang sekolah dasar, pendidik harus bisa mengajak murid ke dunianya dan mengantarkan dunia pendidik ke murid. Kita harus bisa mengenali karakteristik belajar siswa, apakah termasuk ke dalam auditori, dll.
Sebelum masuk jauh lebih dalam, alangkah lebih baik kita memahami peserta didik dalam pendidikan Islam.
Ada tiga terminologi peserta didik. Pertama "Murid" bermakna "orang yang membutuhkan"., kedua "Tilmidz/Talamidz" arinya "Murid", ketiga "Thalib al-ilm" yang artinya menuntut ilmu.
Peserta didik pada lembaga pendidikan tingkat rendah itu disebut sebagai murid/tilmidz. Sedangkan pada lembaga pendidikan tingkat tinggi disebut thalib al-ilm.
Dalam konteks pendidikan Islam, bisa kita kaji mahfudzat di bawah ini :
#
#
Telah berkata Imam Syafi'i Radhiyallahu Anhu
Aku telah mengadukan kepada Waki' lemahnya hafalanku,
Maka beliaupun membimbingku untuk meninggalkan maksiat.
Beliau juga memberitahukan kepadaku bahwasannya ilmu itu adalah cahaya,
Dan cahaya Allah itu tidaklah diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.
Ada beberapa etika yang harus diperhatikan oleh peserta didik
- Etika kepada Allah karena Ilmu itu datang dari Allah, maka agar Ilmu itu Nafi' peserta didik harus dekat dengan sang pemilik ilmu.
- Etika kepada guru : bimbingan / arahan, akhlak terhadap guru harus diperhatikan.
- Etika terhadap kawan juga sangatlah penting, kawan adalah tempat berbagi rasa dan orang yang bisa diajak bekerja sama saat perantauan menimba ilmu, carilah kawan yang baik karena sejatinya orang lain melihat diri kita dengan cara melihat dengan siapa kita berkawan.
- Etika terhadap diri sendiri, butuh kesiapan fisik, mental, fikiran, jiwa, merawat dan menjaga diri sendiri.
Sekian sharing kali ini, semoga bermanfaat
Wassalamu'alaikum wr.wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H