Mari belajar Kemajuan dan Tantangan Sel Surya Perovskite
Pendahuluan
Apasih yang dinaksud dengan Sel surya perovskite (Perovskite Solar Cells, PSC) itu?Nah, telah menjadi salah satu topik penelitian yang paling menjanjikan dalam teknologi energi terbarukan dalam beberapa dekade terakhir. Dikenal karena efisiensi konversi energinya yang tinggi, perovskite menawarkan potensi besar sebagai alternatif atau pelengkap bagi sel surya berbasis silikon konvensional. Struktur kristal perovskite, yang dikenal dengan formula umum ABX, terdiri dari kation organik atau anorganik pada posisi A, kation logam transisi pada posisi B, dan anion halida pada posisi X. Sifat optoelektronik yang luar biasa dari perovskite telah mendorong perkembangan pesat teknologi ini sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009.
Kemajuan Sel Surya Perovskite
1. Peningkatan Efisiensi
  Salah satu kemajuan terbesar dalam teknologi sel surya perovskite adalah peningkatan efisiensi konversi energi. Sejak diperkenalkan, efisiensi PSC telah meningkat dari sekitar 3,8% menjadi lebih dari 25% dalam waktu kurang dari satu dekade. Efisiensi yang tinggi ini disebabkan oleh sifat optoelektronik luar biasa yang dimiliki perovskite, termasuk absorpsi cahaya yang luas, mobilitas pembawa muatan yang tinggi, dan kemampuan untuk memanipulasi bandgap. Dibandingkan dengan sel surya silikon konvensional yang memerlukan proses manufaktur kompleks dan mahal, perovskite dapat dihasilkan melalui metode yang lebih sederhana, seperti spin-coating, yang juga berkontribusi terhadap peningkatan efisiensinya.
2. Metode Pembuatan yang Lebih Sederhana
  Teknologi PSC menggunakan proses manufaktur yang relatif murah dan sederhana dibandingkan dengan teknologi sel surya silikon. Proses pembuatan lapisan perovskite, termasuk metode spin-coating, pencelupan (dipping), dan teknik larutan (solution processing), menawarkan potensi untuk skala besar dengan biaya yang lebih rendah. Salah satu metode yang menonjol adalah proses annealing, yaitu proses pemanasan yang bertujuan untuk meningkatkan kristalinitas dan memperbaiki morfologi film perovskite. Proses ini penting untuk memastikan kualitas lapisan yang baik serta meminimalkan cacat kristal yang dapat menurunkan efisiensi sel.
3. Fleksibilitas Aplikasi
  Berkat sifat fleksibilitas bahan perovskite, teknologi PSC memiliki potensi besar untuk diaplikasikan pada berbagai permukaan, termasuk pada perangkat elektronik yang dapat ditekuk dan aplikasi lain yang membutuhkan sel surya yang ringan dan fleksibel. Hal ini menjadikan sel surya perovskite lebih mudah diintegrasikan dalam aplikasi seperti tekstil pintar dan kaca bangunan. Kombinasi efisiensi tinggi dan fleksibilitas ini memungkinkan pengembangan produk baru yang tidak dapat dicapai oleh teknologi sel surya konvensional.
4. Integrasi dengan Teknologi Lain
  Sel surya perovskite juga dapat diintegrasikan dengan teknologi fotovoltaik lain, seperti tandem solar cells, yang menggabungkan perovskite dengan sel surya silikon. Dalam konfigurasi tandem, perovskite digunakan sebagai lapisan tambahan yang mampu menangkap panjang gelombang cahaya yang tidak dapat diserap oleh silikon. Ini memungkinkan pemanfaatan spektrum sinar matahari yang lebih luas, meningkatkan efisiensi total dari sistem tersebut.
 Adapun tantangan yang Dihadapi
1. Stabilitas Jangka Panjang
  Salah satu tantangan utama yang menghambat adopsi komersial sel surya perovskite adalah masalah stabilitas jangka panjang. Lapisan perovskite cenderung sensitif terhadap kondisi lingkungan, seperti kelembapan, oksigen, dan sinar ultraviolet. Degradasi perovskite karena eksposur ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi dalam jangka waktu yang relatif singkat. Penelitian terus dilakukan untuk mengatasi masalah ini, seperti dengan mengembangkan teknik enkapsulasi yang lebih baik dan bahan perovskite yang lebih stabil.
2. Toksisitas Bahan
  Sebagian besar perovskite yang saat ini digunakan mengandung timbal (Pb), yang dikenal sebagai bahan toksik dan berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Penggunaan timbal menimbulkan kekhawatiran serius, terutama untuk produksi massal. Oleh karena itu, penelitian kini fokus pada pengembangan perovskite bebas timbal yang memiliki sifat optoelektronik serupa dengan tetap menjaga efisiensi tinggi. Beberapa material alternatif, seperti timah (Sn), sedang dieksplorasi untuk menggantikan timbal, meskipun mereka cenderung memiliki stabilitas yang lebih rendah.
3. Kualitas Lapisan Perovskite
  Faktor lain yang mempengaruhi kinerja sel surya perovskite adalah kualitas lapisan perovskite itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lapisan perovskite termasuk metode deposisi, suhu proses, dan komposisi kimia bahan baku. Proses annealing memainkan peran penting dalam memperbaiki morfologi dan kristalinitas lapisan perovskite, yang pada akhirnya berdampak pada efisiensi konversi energi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan proses-proses ini agar kualitas lapisan perovskite dapat ditingkatkan tanpa mengorbankan stabilitasnya.
4. Skalabilitas dan Komersialisasi
  Meskipun efisiensi tinggi dan biaya produksi yang rendah menjadikan PSC sebagai teknologi yang menjanjikan, tantangan dalam memproduksi sel surya perovskite dalam skala besar tetap ada. Proses manufaktur yang efisien dan seragam untuk menghasilkan lapisan perovskite berkualitas tinggi secara konsisten dalam skala besar masih perlu dikembangkan. Selain itu, regulasi yang ketat mengenai bahan berbahaya seperti timbal juga akan mempengaruhi adopsi teknologi ini secara luas.
5. Proses Degradasi dan Rekombinasi
  Selain stabilitas eksternal, salah satu tantangan internal utama adalah proses rekombinasi pembawa muatan. Dalam sel surya, rekombinasi elektron dan hole yang terjadi sebelum mereka mencapai elektroda dapat mengurangi efisiensi sel. Para peneliti terus mencari cara untuk mengurangi rekombinasi ini dengan meningkatkan kualitas lapisan perovskite dan penghalang interface antara lapisan perovskite dan lapisan transport elektron/hole.
Prospek Masa Depan
Meskipun ada tantangan, prospek masa depan sel surya perovskite tetap cerah. Penelitian terus berkembang untuk mengatasi tantangan stabilitas, toksisitas, dan manufaktur dalam skala besar. Banyak laboratorium di seluruh dunia sedang mengembangkan solusi baru untuk meningkatkan kinerja dan daya tahan sel surya perovskite, termasuk menggunakan lapisan pelindung, bahan alternatif, dan metode produksi yang lebih efisien.
Salah satu area yang menarik adalah pengembangan tandem perovskite-silicon solar cells, yang menggabungkan kelebihan kedua teknologi ini untuk mencapai efisiensi konversi yang lebih tinggi daripada yang bisa dicapai oleh silikon atau perovskite secara terpisah. Dengan pengembangan yang berkelanjutan, teknologi ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi global di masa depan.
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa, Sel surya perovskite menawarkan potensi besar untuk merevolusi industri energi terbarukan, terutama dalam hal efisiensi, biaya produksi, dan fleksibilitas aplikasi. Namun, tantangan utama seperti stabilitas jangka panjang, toksisitas bahan, dan kesulitan dalam skala produksi massal harus diatasi sebelum teknologi ini dapat diadopsi secara luas. Penelitian yang terus berkembang di bidang ini akan menentukan apakah perovskite akan menjadi solusi energi terbarukan yang dominan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H