Penjelasan : Ketika perusahaan asing terlalu mendominasi pembangunan smelter baik dari segi dana maupun teknologi akan membuat perusahaan tambang bauksit lokal tidak berkutik dalam menghadapi perusahaan asing, dimana ketika smelter alumina telah berproduksi maka hasil produksi tersebut akan dikuasai oleh perusahaan asing.
- Membutuhkan waktu yang lama untuk modal kembali
Penjelasan : Pembangunan smelter alumina yang membutuhkan dana yang banyak ketika sudah berproduksi tidak serta merta langsung menghasilkan keuntungan melainkan harus menunggu sekitar setidaknya lima tahun dengan asumsi Smelter alumina tersebut memproduksi 1 juta ton per tahunnya dengan untung bersih yaitu U$ 238.875 juta.
Â
Dari pemaparan di atas kita tahu bahwa sebenarnya pembangunan smelter alumina akan memberikan keuntungan yang besar tergantung kerja sama pemerintah dengan perusahaan tambang bauksit. Peran pemerintah sangat besar dalam menyukseskan Indonesia sebagai negara kedua ekspor alumina terbanyak di masa depan, oleh karena pemerintah perlu mengeluarkan UU yang mendukung kinerja perusahaan tambang bauksit. Pemerintah perlu mengawasi dengan ketat dan mengeluarkan UU mengenai kerja sama perusahaan tambang lokal dengan perusahaan asing sehingga kasus seperti Inalum yang notabene setelah 39 tahun dikuasai asing baru jatuh ke tangan negara kita. Pemerintah juga perlu mengawasi lingkungan lokasi bekas tambang. Pemerintah juga jangan hanya mengeluarkan Undang-undang tetapi membantu perusahaan tambang dalam dana. Untuk perusahaan tambang bauksit sendiri harus berusaha keras untuk membangun smelter aluminanya, diharapkan red mud hasil sampingan pemurnian bauksit menjadi alumina juga diolah kembali untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dan tidak merusak alam karena logam seperti Ti (timbal) ketika dibuang secara sembarangan akan mengakibatkan pencemaran yang berat. Diharapkan setelah pembangunan smelter alumina selesai dan siap memproduksi alumina maka akan mendatang keuntungan untuk semua pihak.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H