Hijaukan Bumi di Masa Pandemi Dengan Gerakan Reboisasi
Semakin hari usia bumi semakin tua karena beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi bencana alam yang menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi warga masyarakat yang terkena bencana. Pada awal tahun 2020 Indonesia sedang diuji dengan adanya wabah pandemi atau sebuah virus yang menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia, hal tersebut membuat banyak masyarakat yang terkena dampaknya, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan lainnya.Â
Pada tahun 2021 akhir, kini Negara Indonesia sudah perlahan-lahan pulih dari virus tersebut, walaupun belum sepenuhnya wabah virus tersebut berakhir tetapi kondisinya  sudah lebih baik seiring dengan menurunnya jumlah warga yang terinfeksi.  Walaupun demikian tidak bisa dipungkiri bahwa Negara Indonesia juga masih terus menerus mengalami bencana, seperti tanah longsor, banjir, dan lainnya.  Bencana tersebut terkadang bisa terjadi karena tingkah laku manusia yang tidak bisa menjaga lingkungannya dengan baik.
Hutan yang merupakan habitat bagi berbagai macam spesies flora dan fauna adalah produsen oksigen terbesar di planet bumi. Tumbuhan hijau menerima sinar matahari, air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dari lingkungannya, yang kemudian akan diubah menjadi oksigen (O2) dan karbohidrat (C6H12O6). Senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis diperlukan bagi manusia dan hewan untuk menjalankan kehidupannya. Setiap tahun, tumbuhan di bumi mensintesis sekitar 150.000 juta ton karbon dioksida (CO2) dan 25.000 juta ton hidrogen (H), melepaskan 400.000 juta ton oksigen (O2) ke atmosfer dan menghasilkan 450.000 juta ton zat organik. .
Selain hutan, tumbuhan hijau juga berperan penting dalam lingkungan sekitar kita. Tanpa tanaman hijau, lingkungan di sekitar kita akan terasa hangat dan tidak nyaman. Selanjutnya jika tumbuhan hutan menghilang secara besar-besaran setiap tahun akibat penebangan liar atau yang lainnya, tentu akan berdampak negatif terhadap keadaan atmosfer bumi.
 Setiap pohon yang ditanam memiliki kemampuan mendinginkan udara setara dengan rata-rata 5 buah AC yang beroperasi 20 jam terus menerus setiap hari. Tidak hanya itu, tanaman hijau juga dapat menjernihkan udara di sekitar kita karena setiap 1 hektar pohon dapat menetralkan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh 20 kendaraan, dan setiap 93 m2 pohon dapat menyerap 8 desibel suara.
Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang tandus atau gundul supaya tidak terjadi bahaya dari letusan gunung berapi. Reboisasi ini tidak hanya dilakukan di sebuah hutan dengan lahan yang memiliki tanah luas, tetapi bisa juga dilakukan di lingkungan sekitar kita, karena terkadang banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menebang pohon yang bukan miliknya dengan sembarangan. Hal tersebut bisa menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat sekitarnya dan akan mengakibatkan timbulnya dampak yang tidak diinginkan seperti banjir, hilangnya kesuburan tanah, global warming, dan lain sebagainya.
Reboisasi juga merupakan sebuah upaya yang termasuk ke dalam suatu rangkaian kegiatan penghijauan, karena reboisasi ini penanaman pohon kembali yang akan menciptakan kembali lingkungan yang asri, sehat dan tanpa adanya pencemaran. Dengan kegiatan penghijauan tersebut akan mengurangi polusi dan memberikan suplai oksigen bagi manusia.
Adanya kegiatan reboisasi ini juga sangat baik dilakukan di waktu pandemi saat ini, karena masyarakat Indonesia yang terkena virus akan merasa lebih nyaman dan tenang akan adanya pepohonan hijau yang berada di sekitar mereka. Karena dengan adanya banyak pepohonan sehingga udara sekitar menjadi lebih bersih. Hal tersebut juga membuat mereka selalu berpikiran positif akan hal yang mungkin terjadi dan membuat mereka lebih cepat untuk pulih.
Kegiatan reboisasi dan penghijuan juga mempunyai banyak manfaat, seperti manfaat orologis yaitu akar pohon dengan tanah merupakan satu kesatuan yang kuat sehingga mampu mencegah erosi. Manfaat hidrologis yaitu tanaman-tanaman pada dasarnya akan menyerap air hujan, sehingga suatu daerah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai persediaan air yang mencukupi.Â
Manfaat klimatologis yaitu dengan banyaknya pohon akan menurunkan suhu setempat, sehingga udara di sekitarnya menjadi sejuk, segar dan nyaman. Manfaat edaphis adalah manfaat dalam kaitan dengan tempat hidup binatang, di lingkungan yang penuh dengan pohon-pohon, secara alami satwa dapat hidup dengan tenang karena lingkungan yang sangat mendukung.Â
Manfaat ekologis lingkungan yang baik adalah seimbang antara struktur buatan manusia dan struktur alam, kelompok pohon atau tanaman, air dan binatang adalah bagian dari alam yang dapat memberikan keseimbangan lingkungan. Manfaat protektif yaitu pohon dapat memberikan perlindungan, misalnya terhadap teriknya sinar matahari, angin kencang, penahan debu serta peredam suara.Â
Manfaat higienis yaitu sudah menjadi sifat pohon pada siang hari menghasilkan oksigen (O2) yang sangat diperlukan manusia, dan sebaliknya dapat menyerap karbon dioksida (CO2). Manfaat edukatif yaitu berbagai macam jenis pohon yang ditanam di lingkungan sekitar merupakan laboratorium alam, karena dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar mengenal tanaman dari berbagai aspeknya.
Oleh karena itu kita sebagai manusia harus bisa menjaga lingkungan di sekitar kita salah satunya adalah mencegah agar tidak terjadi penebangan pohon secara liar yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan musibah. Lebih peka terhadap lingkungan sendiri, harus selalu menerapkan lingkungan hijau agar pandemi segera usai sehingga kita dapat hidup dengan sehat dan nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H