TOA PENGUBAH NASIB
    Ustad Abdurrahman, seorang imam masjid di Kampung Dukuh, mengeluhkan suara Toa Masjid yang kurang terdengar saat dikumandangkan azan memanggil masyarakat untuk salat.Lalu ia memanggil salah seorang pengurus DKM untuk menanyakan hal tersebut.Terjadilah percakapan di antara mereka.
Pak Ustadz   : " Coba cari tahu kenapa suara TOA tidak sampai ke telinga warga saat kumandang Azan!"
DKM Â Â Â Â Â Â Â : "Emangnya kenapa Pak Ustadz?"
Pak Ustadz   : " Kok kamu malah bertanya kenapa, kalau gak kedengaran mana ada warga yang mau Salat ke masjid."
DKM        : " Pak ustadz ini gimana, warga kampung sini kan emang begitu Pak. Lagian kedengaran atau engga suara azan sama aja, hati mereka emang  gak pernah tergerak untuk salat di masjid.Enggak tau, emang udah zamannya kali Pak."
Pak Ustadz   : " Kamu kok ngomong begitu, kamu tahu kan tugas seorang muslim itu mengingatkan muslim lainnya untuk beramar makruf nahi munkar. Jika begini bukan saja mereka kita juga bisa berdosa kalau berdiam diri saja."
DKM Â Â Â Â Â Â Â : " Begini Pak Ustadz, masalah suara TOA yang kurang keras biarkan saja begitu. Bukan kah kalau terlalu keras bersuara juga malah lebih bermasalah. Salah-salah nanti kita yang tidak bermasalah malah jadi masalah.Masalah warga kampung yang tidak mau berjamaah di masjid biarkan juga.Itung-itung membiasakan diri menghadapi new normal selama masa pandemi. Jadi nantinya kita tidak bingung lagi menghadapi kebiasaan baru seperti yang diharapkan mereka-mereka itu.
Pak Ustadz   : " Jadi maksud kamu kita harus membiarkan kemungkaran merajarela di kampung ini padahal kita menyaksikannya sendiri. Ingat pesan Nabi, jangan menjadi golongan yang lemah iman." ( setengah marah )Â
DKM        :" Setidaknya masih ada iman pak Ustadz walaupun lemah  kalau melawan arus jangankan iman nama saja bisa hilang. Kalau sudah begitu, bisa-bisa predikat ustadz Bapak  dicopot karena gak lulus sertifikasi. Emang Pak ustadz mau kehilangan gelar yang sangat berharga dalam hidup Pak Ustadz?"
Pak Ustadz   :  " Benar juga yah, kalau sampai gelar ustadz  saya hilang malah lebih repot hidup Ini. Saya bisa ditinggalkan jamaah.Lalu apa artinya seorang ustadz tanpa jamaah. Kalau mengikuti arus paling tidak masih ada cadangan iman dalam diri saya. Bukankah kewajiban seorang mukmin adalah taat kepada Allah, taat kepada Rosulullah, dan taat kepad Pemerintah."
DKM Â Â Â Â Â Â Â : " Nah itu Pak ustadz yang lebih tahu, ingat pak hubbul wathon minal iman, mencintai Negara juga bagian dari iman."
Pak Ustadz   : "  Benar kamu itu, kamu memang pantas menjadi pengurus DKM.Kata-kata kamu menyejukan sesuai yang diharapkan para pejabat negeri ini, tidak keras apalagi melawan arus."
Mendengar itu pengurus DKM hanya terdiam. Dalam hatinya sebenarnya ia ingin tertawa.Kalau kualitas ustadz di tanah air seperti ini semua jangan salahkan suara toa yang kurang keras lalu ia kehialangan jamaah masjid tapi salahkan dirinya karena rasa takut kehilangan jabatan ustadz mengalahkan rasa takutnya kepada Allah.
DKM        : " Siap Pak Ustadz, terima kasih. Sanjungan itu terlalu tinggi buat saya Pak, apalah ubah apapun apalagi mengubah nasib Bapak. Mungkin ceritanya akan lain kalau ditujukan kepada mereka-mereka itu, siapa tahu sanjungan tadi bisa mengubah nasib Bapak."
Pak Ustadz  :  ( tertunduk malu)
******
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H