Mohon tunggu...
Yuni Nurafiah
Yuni Nurafiah Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Keluarga Ahli Pertama - Badan Keluarga Berencana Nasional

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anggotanya untuk tumbuh dan berkembang menjadi SDM unggul berkarakter

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rumus Pengasuhan 3x7 menurut Ali Bin Abi Thalib

29 Oktober 2021   13:24 Diperbarui: 29 Oktober 2021   13:28 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

7 Tahun Pertama (0-7 Tahun) perlakukan anak sebagai "Raja"

Sebagaimana perlakuan kepada raja, Sayangi dan rawat anak sepenuh hati terutama pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Si kecil masih lemah dan butuh sosok yang ia percaya dan dapat meyakinkannya bahwa ia akan baik-baik saja di dunia ini.

Asuh si kecil agar tumbuh sehat jiwa raganya dengan mencukupi kebutuhan nutrisinya, merawat dirinya, menjaga kebersihannya, menstimulasi berbagai aspek perkembangannya, dan memantau tumbuh kembangnya.

Dalam islam, pada usia 0-7 tahun anak belum aqil baligh, si kecil belum dibebani dengan kewajiban menjalankan syari'at. Maka salah satu yang penting di masa ini adalah peneladanan. Siapkan lingkungan yang positif karena anak adalah peniru yang ulung.

Pada 7 tahun pertama, anak banyak mendengar, melihat, belajar, dan meniru apa yang dilakukan orang tua dan lingkungannya.  Senantiasa iringi dengan do'a, agar si kecil tumbuh menjadi anak yang sholih sholihah, bertaqwa dan sukses dunia akhirat.

Lingkungan yang responsif kepada anak di masa ini akan membentuk dasar kepercayaan diri dan kemandirian anak di masa yang akan datang.

7 Tahun Kedua (7-14 Tahun) perlakukan anak sebagai "Tawanan"

Di dalam islam, Rasulullah SAW mulai memeritahkan anak untuk disiplin melaksanakan shalat wajib di usia 7 tahun, bahkan boleh menghukum sewajarnya jika anak usia 10 tahun meninggalkan solat.

Teori perkembangan kognitif piaget juga menjelaskan bahwa anak usia 7-11 tahun sudah memiliki pemikiran yang terorganisir dan rasional. Maka di dalam islam, mereka dikatakan aqil (berakal), sudah memahami prinsip benar dan salah.

Selain peneladanan, pada tahap ini saat yang tepat bagi orang tua untuk membentuk pembiasaan, kedisiplinan, serta mengajarkan kepada anak hak dan kewajiban.  Sebagaimana tawanan, orang tua bisa menerapkan metode reward and punishment pada pengasuhan anak usia ini.

Cobalah buat kesepakatan bersama anak. Ketika anak berhasil melakukan dengan baik pada pekerjaannya/tugasnya/sikapnya, orang tua bisa memberikan penghargaan misalnya berupa pujian/hadiah lainnya sesuai kesepakatan. Begitu pun sanksi sewajarnya ditegakkan ketika anak melanggar kesepakatan.

7 Tahun Ketiga (14 tahun ke atas) perlakukan anak sebagai "Menteri dan Sahabat"

Di dalam islam, anak usia 14 tahun ke atas biasanya sudah memasuki masa aqil baligh (mukallaf). Anak laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan anak perempuan ditandai dengan mulainya menstruasi. Dengan demikian, mereka sudah wajib melaksanakan syariat islam salah satunya sholat 5 waktu.

Teori perkembangan kognitif piaget juga menjelaskan bahwa pada usia ini mereka sudah memilliki pemikiran seperti orang dewasa. Oleh karena itu, akan lebih bijak jika orang tua memposisikan diri sebagai sahabat bagi anak remajanya. 

Orang tua bisa berperan sebagai teman curhat, berbagi cerita pengalaman masa muda, bahkan meminta pendapat/saran dari anak remajanya mengenai beberapa hal seperti perencanaan mudik lebaran/perencanaan usaha keluarga/hal lainnya.

Sebagaimana tugas menteri, cobalah berikan anak remaja anda sebuah tanggungjawab. Misalnya anak remaja laki-laki diberikan tanggungjawab menyapu dan mengepel lantai rumah dan kamar, sementara anak remaja perempuan diberikan tanggungjawab untuk menanak nasi dan mencuci piring. 

Sebagai sahabat, tentu ketika mereka melakukan kesalahan, kita sebaiknya tidak langsung menegur/menghakimi, tetapi komunikasikanlah permasalahannya dengan cara yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun