Mohon tunggu...
Yuni Narita
Yuni Narita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis adalah sebuah jalan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak dapat diungkapkan dengan perkataan.

Mahasiswi Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ternyata Begini Pentingnya Mengenali Transaminase dalam Tubuh Manusia, Yuk Disimak!

9 Juli 2022   17:44 Diperbarui: 9 Juli 2022   17:54 4003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Apa itu Transaminase? Transaminase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi transaminase. Enzim transaminase disebut pula dengan enzim aminotransferase. Transaminase adalah enzim intrasel normalnya dengan kadar rendah dalam plasma mewakili pelepasan isi seluler selama pergantian sel normal. 

Enzim transaminase ini terdiri atas dua jenis yaitu serum gulatamat oksaloasetat transaminase dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT). Serum gulatamat oksaloasetat transaminase dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) merupakan enzim intrasel yang terutama terletak pada jantung, hati, dan jaringan skelet yang dilepaskan dari jaringan yang rusak. 

Enzim tersebut memiliki peranan penting dalam tubuh, salah satunya perannya seperti membantu proses pencernaan protein dalam tubuh. Serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) lebih memperhatikan fungsi hati. 

Enzim ini biasanya akan masuk ke aliran darah dari sel hati ketika sel hati mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh sesuatu baik berupa gangguan virus maupun gangguan lainnya. Enzim ini dapat mengkatalisis perpindahan satu gugus amino yaitu alanine dan asam alfa-ketoglutarat.

  Berapa sih kadar normal dari serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT)? Pada serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) memiliki kadar normal yang semestinya yaitu sekitar 5 hingga 40 mikro per liter. Enzim ini biasanya akan terlihat memiliki kadar normal pada orang sehat. Batas kadar normal pada serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) tidak selalu sama, 

hal ini bergantung pada teknik dan prosedur yang digunakan saat meneliti sampel darah pada pengidap. Pemeriksaan kadar normal serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pada pengidap. Namun, pada serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) memiliki kadar normal sekitar 7 hingga 56 unit per liter serum.

Tetapi, nilai kadar normal ini sesungguhnya masih dikatakan tidak pasti. Hal ini dikarenakan, batas kadar normal serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) tidaklah selalu sama, yang mana dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin. 

Dimana kadar normal serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) pada pria dapat saja bernilai lebih tinggi daripada kadar normal serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) pada wanita. Pemeriksaan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) dilakukan guna hasil pemeriksaannya digunakan untuk mengindikasi adanya gangguan pada hati seseorang.   

     Apa dampak bila serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) tinggi? Serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) terletak pada dalam sel-sel organ tubuh, terutamanya pada sel hati dalam keadaan normal.

 Apabila SGOT tinggi di dalam tubuh maka, organ-organ dalam tubuh seperti halnya hati mengalami suatu kerusakan, sehingga enzim serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) akan keluar dari sel hati dan kemudian akan masuk ke dalam pembuluh darah, hal inilah yang akan menjadi penyebab hasil serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) meningkat di dalam tubuh manusia. 

Dan apabila dalam tes darah diketahui bahwa serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) tinggi dan tidak normal, maka secara garis besar dapat dikatakan pengidap mengalami gangguan pada fungsi hati. Akan tetapi, tingginya kadar enzim serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) tinggi dalam tubuh manusia tidak akan selalu menandakan dampak adanya gangguan pada fungsi hati. 

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) tidak hanya terletak dalam organ hati saja, sehingga apabila kadar nomal enzim serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) meningkat atau tinggi, bukan berarti masalahnya terdapat pada hati, namun juga dapat pula berdampak pada gangguan organ lainnya.

     Apa dampak bila serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) tinggi? Pada dasarnya, dalam pemeriksaan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) dilakukan guna hasilnya digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan atau gangguan pada hati. Apabila serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) tinggi dalam tubuh, maka dampak yang kemungkinan ditimbulkan yaitu mengalami kerusakan atau gangguan pada hati.

Namun, sebaliknya apabila serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) menunjukkan kadar normal, belum tentu dapat dikatakan bahwa seseorang aman dari penyakit kerusakan atau gangguan pada hati. Hal ini, dikarenakan pengidap penyakit hati kronis, dapat saja ditemukan nilai serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) dengan kadar normal. 

Akan tetapi, serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) tinggi dalam tubuh, tidak selalu dampak yang ditimbulkan berupa kerusakan atau gangguan hati. Sebab, ada berbagai kondisi medis lainnya yang dapat diindikasikan melalui nilai kadar serum glutamate piruvat transaminase (SGPT), yaitu seperti penyakit cedera otot atau dapat pula berupa penyakit serangan jantung.

     Enzim serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) meningkat dalam tubuh tentunya tidak terlepas dari adanya faktor penyebab. Terdapat beberapa hal pemicu yang menjadi penyebab paling umum terjadinya peningkatan pada enzim SGOT dan SGPT antara lain:

1. Seseorang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu

2. Seseorang sedang mengonsumsi alcohol

3. Seseorang mengalami hepatitis B dan C

4. Sirosis

5. Kelebihan zat besi di dalam tubuh

     Kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT)?

Pada umumnya, pemeriksaan enzim serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) dapat sering dilakukan apabila adanya indikasi penyakit gangguan atau kerusakan pada fungsi hati. Namun, pemeriksaan enzim serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) dapat saja dilakukan secara bersamaan dengan tes darah. 

Sehingga, seseorang dapat melakukan pemeriksaan lab secara rutin untuk mengetahui kadar enzim serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) dalam darah. Tidak ada salahnya, apabila seseorang melakukan pemeriksaan enzim serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) secara rutin,

sebab itu seseorang akan lebih mengetahui kisaran kadar enzim tersebut apakah masih terdapat dalam kisaran normal, rendah, atau tinggi. Apabila terjadinya peningkatan kadar enzim serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) sebanyak 2 hingga 3 kali lipat dari kadar normal sesungguhnya, 

hal ini masih berada dalam batasan wajar. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan sebanyak 2 hingga 3 kali lipat tersebut, dapat saja disebabkan oleh metabolisme tubuh yang tinggi akibat dari beban fisik yang berat. Jika terjadi peningkatan sebanyak 8 hingga 10 kali lipat dari jumlah kadar normal, maka mestilah perlu diwaspadai dan perlu dilakukannya pemeriksaan lebih lanjut. 

Dikarenakan terjadinya peningkatan sebanyak 8 hingga 10 kali lipat tersebut disebabkan oleh beberapa kondisi seperti gagal hati, infeksi virus, perlemakan hati, dan konsumsi alcohol yang berlebihan.

Kadar serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) sangat perlu diwaspadai, walaupun dampak yang ditimbulkan tidak penyakit serius. 

Oleh sebab itu, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) apabila terjadi peningkatan agar dapat kembali ke kadar normal. Beberapa cara tersebut di antaranya:

1. Menerapkan pola hidup diet sehat

Langkah awal yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) adalah dengan menerapkan pola hidup diet sehat. Yang mana cara ini dapat dilakukan dengan menerapkan pola makan dan minum yang kaya akan vitamin D, 

hal ini dikarenakan vitamin D dapat berguna untuk mencegah kerusakan hati yang lebih parah. Adapun beberapa jenis makanan yang memiliki kandungan vitamin D yang tinggi yaitu seperti ikan, sayuran hijau, apel, minyak ikan cod, sereal, jamur dan produk susu.

2. Melakukan olahraga secara rutin

Langkah berikutnya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) adalah dengan melakukan olahraga secara rutin. Melakukan olahraga secara rutin ini dapat dilakukan setiap harinya selama 30 menit. 

Hal ini dilakukan untuk dapat memperbaiki kondisi hati. Adapun jenis olahraga yang dapat dilakukan yaitu jenis olahraga sederhana seperti jogging, jalan cepat, dan berenang. Kegiatan tubuh yang aktif akan lebih cenderung untuk mengeluarkan racun-racun yang ada dalam tubuh yang merupakan pemicu penyebab kadar serum gulatamat oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) menjadi tinggi.

3. Menghindari minuman beralkohol dan rokok

Langkah selanjutnya yaitu dapat dilakukan dengan menghindari minuman beralkohol dan rokok. Hal ini dikarenakan alcohol dan rokok berdampak buruk bagi kesehatan hati. Kedua hal tersebut dapat merusak fungsi hati. Dimana racun-racun dan bahan kimia yang ada dalam minuman beralkohol dan rokok akan masuk ke dalam aliran darah dan akan menyebabkan kerusakan pada hati. 

Oleh sebab itu, sangatlah dianjurkan untuk menghindari dan berhenti berhadapan dengan minuman beralkohol dan merokok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun