Ibnu Qayyim Al-Jauzi memberikan analisa bahwa Allah bersumpah dengan Dzat-Nya yang suci dan mempunyai sifat-sifat khusus, atau dengan ayat-ayat-Nya yang mengokohkan eksistensi dan sifat-sifat-Nya dan dengan sebagian makhluk-Nya. Seperti terdapat pada Q.S. Asy-Syams ayat 1 sampai dengan 7:
"Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya. Dan langit serta pembinaannya. Dan bumi serta penghamparannya. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya).
Ada tiga kemungkinan alasan Allah SWT bersumpah dengan menyebut makhluk-Nya, yaitu:
1. Ada kata (mudhaf) yang dibuang, seperti pada ayat  yakni kalimat sehingga jika dirangkai akan berbunyi
2. Kebiasaan orang-orang Arab dalam menggunakan benda-benda itu sebagai sumpah, maka Al-Qur'an menggunakan ungkapan yang mereka kenal.
3. Sumpah dilakukan dengan menyebut sesuatu yang diagungkan di atas orang yang bersumpah, sedangkan bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang kedudukannya lebih mulia.
Oleh sebab itu, Allah terkadang bersumpah dengan menyebut nama-Nya sendiri atau terkadang menyebut ciptaan-Nya.
Muqsam 'Alaih Dalam Al-Qur'an
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa tujuan dari qasam adalah untuk menguatkan dan menegaskan suatu berita. Berita inilah yang disebut dengan muqsam 'alaih. Muqsam 'alaih disebut juga jawab qasam. Jawab qasam terkadang disebutkan, terkadang pula dibuang. Seperti firman Allah yang terdapat di dalam Q.S. At-Takatsur ayat 5:
"Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,"
Seandainya jawab "lau" dalam ayat di atas tidak dibuang, maka redaksi ayat tersebut diperkirakan seperti berikut: "Sekiranya kamu mengetahui apa yang akan kamu hadapi dengan pengetahuan yang yakin, tentulah kamu akan melakukan kebaikan yang tidak terlukiskan banyaknya."
Baca juga: 3 Kemulian bagi Pembaca Al Quran
Adapun contoh jawab qasam yang dibuang, seperti firman Allah dalam Q.S. Al-Qiyamah ayat 1-2 sebagai berikut:
"Aku bersumpah demi hari kiamat. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
Jawab qasam pada ayat tersebut dibuang yakni diperkirakan ada kata-kata "pasti kamu akan dibangkitkan dan dihisab". Alasan dibuang jawab qasam dalam dalam kedua ayat itu karena ditunjuk oleh ayat berikutnya, yakni: "Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?"
Manfaat Sumpah Dalam Al-Qur'an
Manfaat kalimat sumpah merujuk pada disiplin ilmu balaghah. Dalam ilmu ini ada tiga tingkatan psikologi mukhattab atau lawan bicara. Pertama, lawan bicara tidak ada asumsi apa-apa terhadap mutakallimin, disebut ibtida'i. Kedua, kondisi mukhattab tidak percaya terhadap ucapan mutakallimin, maka disebut thalabi. Ketiga, mukhattab tidak percaya terhadap ucapan pengujar, maka dinamai inkari.
Pada kondisi psikologi thalabi dan inkari dibutuhkan suatu penegasan. Keadaan psikologi manusia inilah Al-Qur'an merangkulnya dengan konsep qasam yang mengadaptasi terhadap kebiasaan bahasa arab. Di lain sisi, qasam dalam Al-Qur'an bermanfaat untuk menguatkan dan meyakinkan suatu perkara.Â
Tak hanya itu qasam dalam Al-Qur'an juga digunakan untuk menggenapkan dan menguatkan hujjah. Sehingga kita dapat menarik sebuah kesimpulan, bahwa qasam dalam Al-Qur'an berguna untuk menghilangkan keraguan, melenyapkan kesalahpahaman, menegakkan hujjah atau argumentasi, menguatkan khabar, serta menetapkan hukum dengan cara yang sempurna.
Tulisan ini dibuat untuk memenuh tugas KKN DR Universitas Islam Negeri Sumatera  Utara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H