Mohon tunggu...
yuni lathifah
yuni lathifah Mohon Tunggu... -

Si gadis Minang yang memiliki motto hidup, " tetaplah tersenyum, sesungguhnya ALLAH bersama kita". kata orang sih Jogja ini istimewa, tapi aku masih mencari sudut istimewa itu.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bukittinggi, Tak Pernah Kehilangan Pesona

9 Oktober 2015   21:05 Diperbarui: 9 Oktober 2015   21:19 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bukittinggi, kota berhawa sejuk yang dikelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu gunung Marapi, gunung Singgalang dan gunung Sago. Kota ini sepertinya tak pernah kehilangan pesona untuk  menarik para wisatawan agar berkunjung, baik itu wisatawan domestik maupun wistawan asing.

Ada begitu  banyak objek wisata yang ditawarkan di kota kelahiran Bung Hatta ini. Salah satu yang menjadi landmark kota ini yaitu "Jam Gadang". Sebelum memasuki kawasan Jam Gadang ini, kita akan disambut oleh patung Bung Hatta yang terbuat dari perunggu. Patung Bung Hatta yang mengenakan peci dengan tangan kanannya yang terangkat, seakan menyapa setiap pengguna jalan yang melintas. Di bawah patung ini terdapat tulisan besar dengan pelat logam yang bertulisakan "Taman Monumen Bung Hatta Bukittinggi ". Taman ini sangat tertata dan terjaga keasriannya. 

Setelah menikmati Taman Monumen Bung Hatta, kita lanjutkan perjalanan menuju Jam Gadang. Bangunan yang menjadi landmark kota Bukittinggi ini berdiri dengan gagahnya dengan dikelilingi taman yang selalu ramai oleh pengunjung. Cat Jam Gadang ini didominasi oleh warna putih dengan puncaknya yang berbentuk gonjong, seperti ciri khas rumah adat Minang yaitu Rumah Gadang. Angka-angka pada jam gadang ini ditulis dengan menggunakan angka romawi. Namun ada salah satu keunikan dalam penulisan angka pada Jam Gadang ini, yaitu pada penulisn angka empatnya. Angka empat pada Jam Gadang ditulis dengan "IIII". Sedangkan pada kaedah penulisan angka romawi sebenarnya, angka empat itu ditulis dengan "IV". Alasan pembuatan angka seperti ini masih menjadi misteri dan mengundang banyak tanda tanya di masyarakat. Sehingga ada cerita yang beredar dalam masyarakat kalau penulisan angka seperti itu sebagai penunjuk atas meninggalnya empat orang tukang pekerja bangunan saat menyelesaikan pembangunan Jam Gadang. 

Terlepas dari berbagai misteri itu, nyatanya penulisan angka empat seperti ini juga terdapat di beberapa jam di belahan bumi lainnya. Satu lagi keunikan jam gadang ini, yaitu mesin Jam Gadang ini yang bekerja secara manual. Mesin seperti ini hanya ada dua di dunia, yang satu lagi kembarannya yaitu yang saat ini terpasang di Big Ben, Inggris. 

Di samping Jam Gadang ini terdapat pasar yang bernama "Pasar Atas", yang menjual beraneka ragam souvenir dan kuliner khas Bukittinggi. Di pasar ini di sediakan  los khusus untuk kuliner yang bernama "Los Lambuang". Di los ini ditawarkan berbagai kuliner khas Bukittinggi, seperti: ampiang dadiah, karupuak kuah, lamang tapai, katupek, nasi kapau, keripik sanjai, karupuak jangek, karak kaliang dan berbagai menu lainnya yang akan menggugah selera kita saat memasuki los ini. 

Beranjak sedikit dari Pasar Atas, kita bisa menikmati pemandangan yang sangat indah di Lembah Ngarai Sianok. Yang merupakan salah satu objek wisata utama di Bukittinggi. Selain dengan memasuki Lembah Ngarai Sianok ini, kita juga bisa menikmati keindahannya dari Taman Panorama. Di dalam Taman Panorama ini terdapat gua bekas tempat persembunyian tentara Jepang saat Perang Dunia II, yang dikenal dengan nama "Lobang Jepang". 

Masih banyak lagi objek-objek wisata di Bukittinggi dan sekitarnya yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan. Seperti Kebun Binatang dan benteng Fort De Kock yang di hubungi oleh jembatan Limpapeh, Tarusan Kamang, Danau Maninjau, Puncak Lawang dan masih banyak lagi. Dengan letak geografis Bukittinggi yang strategis, ditambah dengan budaya dan keramahan masyarakatnya, membuat Bukittinggi  tak pernah kehilangan pesona untuk di jelajahi setiap sudutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun