"saya harus berfikir giamana caranya supaya saya dan keluarga tetap bisa makan saat tidak ada pemasukan sama sekali, jadi ya jalan satu-satunya pake uang tabungan" pungkas pak Budi. Pandemi benar-benar membuatnya kalang kabut. Tidak ada jalan lain, tetap ingin mencari nafkah namun keadan tidak mendukung. Pak budi betul-betul merasakan efek dari hantaman pandemi itu.
Saat mengetahui pemerintah mengadakan program bantuan sosial bagi para UMKM, muncul sedikit harapan dibenak pak Budi. Namun sekejap harapan itu hilang karena dirinya tak sempat mendaftar, dikarenakan menurutnya persyaratan yang harus dipenuhi sangat sulit baginya mengingat umurnya yang sudah lanjut usia.
Kementrian Koprasi dan UMKM RI saat itu membuat bantuan sosial bagi para pengusaha Mikro kecil menengah agar tetap bisa menjalankan usahanya ditengah krisi Pandemi Covid-19. Program ini dibuka tidak secara online dimaksudkan agar masyarakat tidak tertipu dengan maraknya penipuan yang mengatas namakan bantuan sosial dari pemerintah. Bantuan ini akan diterima para pengusaha UMKM sebesar Rp. 2,4 juta.
Penerima Program bantuan biasanya akan menerima informasi melalui SMS atau pesan singkat dari bank penyalur, kemudian penerima harus melakukan verifikasi data ke bank penyalur yang sudah ditentukan agar dapat cepat dicairkan.
Karena keterbatasan informasi dan faktor usia pak Budi tidak bisa mendaftarkan dirinya sebagai peserta Bansos. Tak menyurutkan semangatnya, beliau tetap melanjutkan usahanya ini ditengah-tengah pandemi.
Satu tahun pandemi berlangsung Pak Budi dan para pedangan di Malioboro akhirnya mulai memberanikan diri untuk kembali berjualan. Karena mau tidak mau mereka harus tetap mencari pemasukan untuk melanjutkan hidup mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H