Mohon tunggu...
Yunika Perdana
Yunika Perdana Mohon Tunggu... Guru - Seseorang yang punya hobby menulis

Mengabadikan moment melalui tulisan, semoga berkenan di kalangan pembaca sekalian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wirausaha di Kalangan Generasi Muda

25 Maret 2022   09:47 Diperbarui: 25 Maret 2022   12:12 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persaingan dalam dunia kerja semakin ketat karena faktor bonus demografi yang negara kita miliki.
Fenomena tersebut dianggap memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat dan industri kerja.
Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan isu tersebut?
Menurut United Nations Population Fund, bonus demografi adalah kondisi ketika masyarakat berusia produktif lebih banyak daripada masyarakat berusia nonproduktif.
Usia produktif yang dimaksud ialah 15-64 tahun. Sementara itu, masyarakat nonproduktif adalah mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.
Di Indonesia sendiri, isu ini ditaksirkan terjadi pada 2020-2030, seperti dikutip dari Tirto. Puncaknya yaitu pada 2028-2030, ketika 100 orang produktif menanggung 44 orang nonproduktif.
Setelah itu, perbandingan masyarakat produktif dengan nonproduktif diprediksikan akan kembali normal karena mereka yang berusia produktif sudah mulai memasuki umur nonproduktif.
Salah satu tantangan yang akan dihadapi dalam fenomena ini yaitu Membutuhkan lapangan kerja yang luas.

Sudah seharusnya kita dapat mencari solusi atas permasalahan yang kita hadapi. Maka untuk dapat menghindari pesatnya dunia kerja yang semakin menyempitkan peluang kita, kita perlu menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha pada kalangan siswa.
Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa entrepreneurship dikalangan siswa adalah tema artikel kita kali ini. Siswa adalah sebagai agent of change juga agent of control masa depan haruslah mampu mengembangkan ilmu yang telah mereka serap di sekolah sebagai bekal dasar sebelum siswa menginjakkan kaki mereka di lingkungan masyarakat secara utuh.

Dan untuk itu, selaras dengan kurikulum 2017 dalam pembelajaran PKK yang dilaksanakan di SMK ISFI Banjarmasin yang didalamnya membantu siswa untuk menambah wawasan kewirausahaan serta membantu siswa dalam mengembangkan skill berwirausaha dan berbisnis.Sehingga melahirkan generasi muda yang aktif, kreatif dan inovatif.
Di dalam Pembelajaran PKK siswa dituntut untuk aktif, berdaya, bercipta, berkasa dan bersahaja dalam kegiatan wirausaha maupun kiprahnya.
Wirausaha sendiri merupakan kemampuan dan kemauan nyata seorang individu, yang berasal dari diri mereka sendiri, dalam tim di dalam maupun luar organisasi yang ada, untuk menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru.

Didampingi guru yang kompeten dalam bidangnya yaitu Yunika Perdana S.Pd M.Pd dan Apt.Rizky Amalia,S.Farm siswa SMK ISFI berhasil membuat produk dengan bahan rempah tradisional seperti wedang jahe, serbuk jahe,jamu kunyit asem, jamu beras kencur, permen jahe dan selain itu ada juga produk lilin aromaterapi dan bedak dingin untuk wajah.

Dokpri
Dokpri
Dari hal tersebut diatas kami melakukan pendekatan kepada siswa untuk memotivasi siswa menjadi wirausaha muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun