Permasalahan aksebilitas masih perlu ditingkatkan guna menciptakan Kawasan Pariwisata premium yang bertaraf internasional. Sebagai contoh, Bandara Internasional Komodo masih minim menawarkan penerbangan langsung tanpa adanya transit ke daerah lainnya baik domestik ataupun internasional
Pengembangan properti baru dalam kawasan pariwisata yang masih belum baik dalam segi pengelolaannya dimana terkait sertifikasi CHSE yang wajib dimiliki setiap akomodasi penginapan yang ada.
Terbatasnya SDM yang memadai dan kompeten dalam berbagai hal seperti pelayanan memberikan sebuah informasi yang belum baik sebagai pemandu wisata.
Aktivitas yang terbatas dengan pengelolaan yang belum memenuhi standar. Khususnya aktifitas pada wisata alam yang memerlukan aspek keamanan dan keselamatan.
Lokasi pariwisata yang masih cukup jauh antar satu dan lainnya, sehingga jarak tempuh menjadi lebih lama dalam berpindah lokasi. Akomodasi yang nyaman menjadi hal penting dalam memberikan kualitas terbaik bagi wisatawan yang melakukan perjalanan seperti minibus atau mobil.
Destinasi wisata yang baru masih perlu adanya pendampingan terkait pengembangan desa-desa wisata ataupun atraksi-atraksi yang dinilai masih belum optimal.
Koordinasi dari stakeholders terkait yang belum optimal sehingga adanya tumpeng tindah dalam mengambil keputusan.
Kesimpulan
Industri pariwisata merupakan suatu potensi yang sangat besar bagi negara dalam menyumbang devisa. Persaingan global semakin ketat ini, Indonesia perlu mempertahankan sumber daya alam serta melakukan pemerataan pengembangan kawasan wisata di seluruh Indonesia. Pengembangan kawasan wisata di Indonesia saat ini sedang berfokus menciptakan "10 Bali Baru", dimana untuk tahap pertama nya memfokuskan 5 Program Destinasi Super Prioritas (PDSP). Program tersebut saat ini sedang digencarkan untuk dikebut penyelesaian pengembangan kawasan wisata tersebut, dimana harapannya dapat menjadi pelopor bagi daerah lain untuk bersama-sama mengembangkan potensi yang dimiliki. Tantangan serta permasalahan yang dihadapi dapat dilakukan koordinasi dengan seluruh stakeholders terkait dalam menyelesaikan Evaluasi dan koordinasi dari seluruh stakeholders terkait sangat penting dilakukan, untuk mempertahankan suatu kualitas sehingga dapat berdampak bagi seluruh lapisan masyarakat.
REFERENSI
1. https://prosiding.respati.ac.id/index.php/PSN/article/viewFile/566/539
2. https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/Alasan-Menparekraf-Fokus-Kembangkan-5-Destinasi-Super-Prioritas
3. https://kemenparekraf.go.id/hasil-pencarian/infografik-5-destinasi-super-prioritas
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba
5. https://ejournal.warunayama.org/index.php/musytarineraca/article/view/1088
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Kejuaraan_Dunia_Perahu_Motor_Formula_1
7. http://www.jurnal.upnyk.ac.id/index.php/jpw/article/view/9580
8. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/tourismjournal/article/view/27482
9. https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/kian-melesat-di-2023-pariwisata-indonesia-bersiap-menuju-level-prapandemi
10. https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2024/02/01/2347/kunjungan-wisatawan-mancanegara-pada-desember-2023-mencapai-1-14-juta-kunjungan--naik-20-17-persen--year-on-year--.html
11. https://kemenparekraf.go.id/berita/siaran-pers-menparekraf-jumlah-kunjungan-wisman-sepanjang-2023-lampaui-target
12. https://journal.untar.ac.id/index.php/Serina_MBKM/article/view/18775/0
13. https://ojs.stiami.ac.id/index.php/jks/article/view/2288