5. Likupang, Sulawesi Utara (wisata bahari dengan keindahan pantai serta bawah lautnya). Â
Likupang terletak di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara dimana kawasan ini dikelilingi oleh berbagai pulau-pulau kecil dan karakteristik pantai pasir putih. Likupang mempunyai ekosistem laut yang terjaga dengan baik sehingga menjadi daya tarik wisata bawah laut untuk diving, snorkeling maupun olahraga lainnya. Taman Nasional Bunaken merupakan objek wisata terkenal di kawasan Likupang dengan pulau di sekitarnya seperti Pulau Gangga dan Lihaga. Keindahan bawah laut ini menjadi opsi selain Labuan Bajo yang tidak kalah indah nya. Selain itu, kekayaan budaya Minahasa maupun kuliner berbasis tangkapan laut menjadi daya tambah dan pelengkap destinasi wisata di Likupang. Likupang juga telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) selain Mandalika yang memiliki luar area sebesar 197,4 hektar[7].
Tujuan Penetapan Destinasi Pariwisata Super Prioritas
Penetapan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas bertujuan memfokuskan pengembangan destinasi melalui infrastruktur namun meningkatkan segi ekonomi kreatif. Pengerucutan yang menjadi dasar menjadi 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas agar pemerintah dapat lebih fokus dalam pengembangan dan terarah. Fokus yang menjadi perhatian yaitu kualitas yang didapatkan dari wisatawan ketika berkunjung supaya dapat memberikan sebuah kesan baik, sehingga wisatawan dapat tertarik tinggal lebih lama dan berkeinginan kembali untuk berwisata di Indonesia khususnya di destinasi super prioritas tersebut. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah melakukan berbagai bentuk promosi baik melalui media online maupun jalur diplomasi. Promosi jalur diplomasi dapat menggunakan melalui jalur ruang publik terbuka dan tertutup seperti acara pertemuan, seminar, konferensi ataupun acara lain. Ruang publik tertutup ini dilakukan agar mendapatkan ruang yang terkendali untuk melakukan diskusi mendalam yang lebih formal dalam mempromosikan destinasi wisata.
Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) tersebut akan menjadi sebuah magnet atau daya tarik baru guna meningkatkan jumlah wisatawan dari seluruh dunia. Upaya yang dilakukan dengan menggelar event-event internasional di destinasi tersebut, seperti sport tourism event, event MICE dan music ataupun creative event lainnya. Destinasi-destinasi tersebut harus ditunjang dengan infrastruktur yang memadai seperti jalan, pelabuhan, bandara, pembangunan amenitas kawasan wisata (hotel, rumah makan, restoran, sarana olahraga dan lainnya), pembangunan desa wisata serta pembangunan di dalam wilayah kawasan itu sendiri[8]. Ekosistem ekonomi kreatif juga harus diperbaiki dan ditata dengan baik dari segi produk wisata hingga SDM di setiap lokasi destinasi. Berdasarkan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2022-2024, dimana di prediksi sektor pariwisata akan mendatangkan 9,5-14,3 juta wisatawan mancanegara serta 1,250-1,5 miliar perjalanan wisatawan nusantara. Devisa negara yang akan dihasilkan dari target kinerja sektor pariwisata di tahun 2024 sebesar 7,38-13,08 miliar USD. Hal itu akan berkontribusi kepada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,5 persen dan membuat 22,8 juta lapangan kerja baru[9].
Pencapaian Target Kunjungan Wisatawan
Menurut data BPS terbaru yang dirilis Februari tahun 2024[10], dimana bulan Desember 2023, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia mencapai 1,14 juta. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 22,91 persen dibandingkan bulan November 2023 dan naik 20,17 persen jika dibandingkan di bulan sama tahun 2022 (year-on-year/YoY). Wisatawan mancanegara di Desember 2023 di dominasi oleh wisman asal Malaysia (18,45 persen), Singapura (16,41 persen), serta Australia sebesar 11,87 persen. Menurut data BPS yang dihimpun, juga menjelaskan bahwa kunjungan wisman periode Januari-Desember 2023 mengalami peningkatan yang sangat signigfikan sebesar 98.30 persen dibandingkan di tahun 2022. Wisatawan nasional sendiri mencapai 7,52 juta perjalanan sepanjang tahun 2023. Kenaikan drastis tersebut mencapai 112,26 persen jika dibandingkan dengan data perjalanan yang hanya sebesar 3,54 juta perjalanan[10].
Menparekraf saat ini, Sandiaga Uno saat ditemui dalam forum "The Weekly Brief With Sandi Uno" pada Senin (5/2/2024), mengatakan target yang telah ditetapkan dalam RPJMN telah berhasil dilampaui dengan kunjungan wisman di tahun 2023 sebesar 8,5 juta. Malaysia menjadi negara tertinggi dalam menyumbang wisman ke Indonesia. Pencapaian tersebut, membuat Menparekraf semakin geliat menyemarakkan upaya industri pariwisata ini untuk terus berkembang dan nantinya akan membuat rencana kunjungan kerja ke berbagai negara agar kunjungan wisman semakin meningkat di tahun 2024[11].
Permasalahan Pariwisata
Sektor pariwisata menjadi sektor alternatif guna mendorong perekonomian Indonesia. Peluang dalam mengembangkan sektor pariwisata ini sangat besar dimana Indonesia menjadi destinasi menarik bagi wisatawan mancanegara untuk dikunjungi. Hal itu, dikarenakan Indonesia memiliki keindahan alam yang khas maupun keramahtamahan penduduk bagi para wisatawan serta budaya lokal setempat. Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang memegang peranan dalam menyumbang devisa negara terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun ke tahun. Namun upaya untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia, terdapat berbagai masalah yang perlu segera diselesaikan menjadi sektor unggulan yang tangguh. Adapun masalah yang dihadapi pada sektor pariwisata meliputi : [12]
Pengelolaan sampah yang masih kurang memadai. Sampah wisata menjadi permasalahan serius karena dapat mengakibatkan rusaknya lingkungan dan justru dapat menghancurkan industri pariwisata itu sendiri. Pengelolaan wisata yang terfokus kepada mendatangkan wisatawan dalam mengejar manfaat ekonomi yang besar, justru akan meningkatkan kerusakan lingkungan akibat semakin banyaknya sampah wisata. Sebagai contoh, Labuan Bajo dengan persoalan sampah wisata dimana dalam satu hari dapat menghasilkan 30 ton/hari. Sebagai destinasi wisata super premium, tidak diimbangi dengan pemanfaatan dalam mengelola daur ulang sampah sehingga dapat menjadi penghasilan dari ekonomi kreatif. [13]