Mohon tunggu...
Jejak Pena Yuni
Jejak Pena Yuni Mohon Tunggu... Penulis - Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Semangat Andy Suryansyah, Pencipta Alat Pengusir Nyamuk yang Inspiratif

19 September 2023   00:00 Diperbarui: 19 September 2023   00:02 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah mengalami sakit karena gigitan nyamuk? Pasti diantara kalian ada yang pernah merasakannya. Demikian dengan saya dan keluarga. 

Dulu awal tinggal di Jayapura, Papua, pemandangan pilu pernah saya lihat di rumah sakit Marthen Indey, dimana hampir seluruh ruangan kamar rawat inap dipenuhi oleh pasien penderita malaria. Bahkan saking penuhnya, beberapa pasien terpaksa ditempatkan di lorong-lorong rumah sakit.

Mereka yang sudah sangat parah bahkan HB nya turun. Beberapa diantaranya tidak sadarkan diri, sering mengigau, meronta, hingga harus diikat kedua kaki dan tangannya.

Ternyata, saya dan keluarga juga pernah mengalaminya. Suami yang beberapa kali ditugaskan di pedalaman Papua, ternyata pulang tugas harus masuk rumah sakit karena terjangkit malaria. Demikian pula saya yang tiba-tiba merasakan demam dan tubuh menggigil nyatanya juga terserang malaria.

Anak saya yang kala itu masih balita juga tak luput dari gigitan nyamuk anopheles, sehingga terjangkit malaria.

Itulah gambaran tentang Papua, dimana serangan wabah malaria karena nyamuk anopheles demikian menakutkan. Bahkan ada yang meninggal karena HB nya terus turun.

Rupanya di Jawa pun juga terjadi serangan nyamuk aides aigepty yang menakutkan pula. Wabah demam berdarah juga menjangkiti sebagian warga di pulau Jawa. Ada yang bisa sembuh, ada pula yang terlambat penanganan hingga akhirnya meninggal.

Kondisi inilah yang mendorong Andy Suryansyah untuk menciptakan alat pengusir nyamuk. Ia sangat benci dengan nyamuk, karena nyamuk-nyamuk itu telah merenggut keceriaan orang-orang disekitarnya.

Setiap libur semester, Andy Suryansyah menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halamannya di Kampung Dupak Rukun, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur. Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya jurusan Teknik Komputer ini senang dengan suasana di kampungnya. Apalagi, suara anak-anak bermain yang selalu didengarnya setiap hari. Kebetulan, di depan rumah Andy ada sekolah TK dan SD.

Tetapi tiba-tiba canda tawa anak-anak yang meramaikan kampung halamannya perlahan mulai menghilang. Hingga suatu ketika, tidak ada lagi suara anak-anak terdengar. Karena penasaran, Andy pun bertanya kepada salah satu guru di SD tersebut.

"Kok sepi yah, anak-anak pada kemana, Pak?"tanya Andy.

"Banyak yang sakit Mas, kena demam berdarah,"kara guru tersebut.

Inilah yang mendasari munculnya ide menciptakan alat pengusir nyamuk. Andy melakukan riset kecil-kecilan hingga melahirkan sebuah alat pengusir nyamuk ini. Awalnya alat itu dibagikannya kepada warga sekitar. Ternyata, responnya luar biasa.

"Mereka protes, kok alatnya cuma buat ngusir nyamuk, kan kasihan tetangga sebelah rumah, mereka yang kena dampaknya,"kata Andy menirukan obrolan tetangga yang diberinya alat pengusir nyamuk.

Lalu Andy membuat lagi alat pengusir nyamuk itu, namun tetap saja mendapatkan respon yang sama. Akhirnya, dia memutuskan untuk membuat alat yang bukan hanya mengusir tapi juga bisa mendatangkan nyamuk dan membasmi sehingga bisa memutus rantai kehidupannya.

"Saya berpikir, kalau hanya mengusir nyamuk kan tidak menyelesaikan masalah. Lebih biak saya buat alat yang bisa mendatangkan nyamuk sehingga nyamuk tersebut bisa langsung diberantas,"kata Andy.

Dengan kemampuannya yang terbatas, Andy mulai bertanya kepada dosen di kampusnya dan juga mencari literatur untuk membuat alat pengundang nyamuk. Tidak banyak yang bisa didapatnya dari literatur yang ada. Ini membuat Andy nyaris frustrasi. 

Beruntung Andy mendapat dukungan dari orangtuanya, sehingga dia memiliki motivasi untuk melanjutkan mimpinya, yaitu membuat alat yang bisa mengundang sekaligus membasmi nyamuk.

Tak disangka, sala satu temannya yang tinggal di Jepang memberinya tautan tentang alat untuk mengundang nyamuk. Tautan itulah yang membuat Andy semakin bersemangat. Sedikit demi sedikit informasi dikumpulkannya. Dari literatur yang dibacanya itu, Andy baru tahu bahwa yang menjadi sumber berkembangbiaknya nyamuk adalah nyamuk betina. Karena itu, target utamanya adalah mendatangkan nyamuk betina dan membasminya.

"Saya berusaha memancing nyamuk betina dengan meniru suara nyamuk jantan di alat yang saya buat ini. Karena, nyamuk betina itu pasti datang apabila mendengar suara nyamuk jantan. Sama seperti manusia, apabila ada perempuan cantik pasti akan banyak pria yang mendekati,"kata Andy.

Andy juga mempelajari kebiasaan nyamuk yang senang dengan cahaya. Karena itu, yang diperlukannya adalah cahaya dan juga suara nyamuk jantan.  Setelah melalui riset selama satu tahun, lahirlah alat pengundang nyamuk yang diberi nama Falle. 

Falle adalah alat yang berbentuk kotak terbuat dari kayu jati dan dilapisi kasa. Alat ini memadukan dua teknologi yaitu audiosonik dan ultraviolet. Falle mempunyai dua tombol yang baru bisa bekerja setelah kabel disambungkan ke listrik.

"Tombol pertama untuk menghidupkan lampu ultraviolet dan tombol kedua untuk menghidupkan suara audiosonik. Apabila suara audiosonik sudah dihidupkan, maka nyamuk betina pasti datang. Pertama karena suara tersebut dan kedua karena ada cahaya dari dalam kotak. Setelah nyamuk betina hinggap ke kawat kasa, maka rangkaian penyengat akan bekerja dan membasmi nyamuk,"jelas Andy.

Lalu apa kelebihan alat Falle buatan Andy ini dibandingkan dengan alat pembasmi nyamuk lain yang sudah banyak dijual di pasar? 

Ternyata Falle ini ramah lingkungan, hemat energi dan sehat. Karena, alat yang diciptakan Andy tanpa campuran bahan kimia sehingga saat dinyalakan tidak akan meninggalkan residu bahan kimia seperti produk lain.


Bahkan Falle hanya bisa digunakan di dalam kamar dengan ukuran 4x4 meter. Apabila digunakan di ruangan terbuka, maka radiusnya akan berkurang sehingga menjadi tidak efektif untuk mendatangkan nyamuk betina. 

Alat buatan Andy ini juga tahan lama dan tidak cepat rusak. Dia juga menggunakan Falle di rumahnya untuk membasmi nyamuk dan sudah setahun alat tersebut masih tetap bisa dipakai.

"Paling yang diganti hanya lampu ultravioletnya saja, sedangkan mesin audiosoniknya masih tetap berfungsi,"jelasnya.

Kini Falle buatan Andy sudah dijual untuk umum dengan harga Rp300.000 per unit. Akan tetapi, produksinya masih belum banyak hanya sekitar 50-100 unit per bulan.

Alat pengundang nyamuk buatan Andy inilah yang telah membuat dirinya meraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2013 di bidang teknologi dari PT Astra Internasional. Tetapi rupanya Andy yang dikenal pantang menyerah masih ingin melakukan inovasi lain.

"Uang yang saya terima dari SATU Indonesia Awards 2013 ini, sebagian akan saya gunakan untuk mengembangkan Falle dan sebagian lagi akan saya gunakan untuk membuat alat yang bisa mendatangkan ikan tuna. Dengan alat ini, maka nelayan bisa terbantu untuk mendapatkan ikan yang lebih banyak,"jelasnya

Cerita tentang Andy ini memang sangat inspiratif. Dari keadaan lingkungan yang berubah gara-gara nyamuk akhirnya terciptalah alat pengusir nyamuk bernama Falle ini. Dengan Falle dia berharap suara tawa renyah anak-anak yang hilang karena direnggut gigitan nyamuk aides aigepty bisa kembali didengarnya.

Andy tidak ingin kampung halamannya terasa sepi. Dia juga tidak ingin ada korban jiwa gara-gara gigitan nyamuk. Bahkan dia sangat berharap, Falle ini bisa menolong banyak warga dari serangan wabah demam berdarah yang sampai saat ini belum sepenuhnya tuntas.

Semoga pula Falle ini bisa membantu warga di Indonesia bagian timur yang rentan terserang wabah malaria. Rasanya dua penyakit ini, baik malaria maupun demam berdarah termasuk penyakit yang berbahaya dan harus dicegah supaya tidak terlalu banyak warga yang terjangkit penyakit ini.

Mari kita belajar dari semangat Andy Suryansyah yang sangat peduli dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Dengan alat yang diciptakannya semoga membuat Indonesia jadi lebih baik. Wabah penyakit karena gigitan nyamuk bisa ditekan penyebarannya semaksimal mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun