Akupun membayangkan betapa capeknya suamiku, tiap hari harus melakukan perjalanan Bogor -- Jakarta pulang pergi. Berangkat habis shubuh, dan pulangnya malam setelah isya'. Perjalanan kembali ke Bogor pun memiliki jarak tempuh yang sama, dan ia selalu menunggu sholat maghrib dulu baru pulang, takut ketinggalan waktu maghrib. Resikonya, ia harus berdesak-desakan dengan penumpang lain, bahkan seringkali berdiri dari stasiun Manggarai hingga stasiun Bogor.
Sesampainya di stasiun Bogor, ia mengambil motornya untuk pulang ke rumah dinas di Pusdikzi Bogor. Begitu sampai rumah, tak ada hal penting yang dilakukan selain mandi, sholat isya' dan tidur, persiapan tenaga untuk keesokan harinya. Begitulah yang dilakukan suamiku setiap hari selama lima hari berturut-turut.
Sayangnya rumah dinas yang diharapkan suami di Jakarta tak kunjung dapat. Sementara posisiku saat itu masih di Denpasar, Bali, menemani anakku yang tengah menghadapi ujian kelulusan SMA-nya. Sedih memang, harus tinggal terpisah dengan suami. Apalagi demi menemani anakku menyelesaikan sekolahnya, akupun terpaksa mengontrak sebuah rumah di Denpasar Selatan. Sungguh, ini menjadi kenangan perjuangan dan perjalanan hidup keluarga kecil kami.
Selama tiga bulan lebih suamiku berlangganan KAI Commuter ini demi mengais rezeki di ibukota. Ada rasa iba kala melihat guratan wajah lelah saat suami menghubungi lewat video call. Bahkan tubuhnya terlihat kurus karena kurang istirahat. Lalu akupun memaksanya untuk mencari mess kosong di Jakarta untuk tempatnya istirahat disana.
Tak perlu rumah dinas lengkap dengan beberapa kamar tidur dan kamar mandi, kalau ada mess satu kamar yang nyaman untuk ditinggali kenapa tidak diambil saja? Bersyukur suamiku meng"iya" kan saranku. Barangkali ia pun merasakan lelah harus mondar-mandir Jakarta -- Bogor selama lima hari berturut-turut. Belum lagi rasa tidak enak hati kalau terlalu lama menempati rumah dinas yang bukan lagi haknya.
Akhirnya berkat bantuan anggota di Jakarta, ada sebuah mess yang layak ditempati suamiku. Meski hanya satu kamar, rasanya ini lebih dari cukup. Akupun bersyukur, artinya suamiku tidak lagi melakukan perjalanan yang melelahkan meski menurutnya naik kereta itu sangat nyaman. Dan inilah yang memberiku kesempatan untuk mencoba merasakan naik KAI Commuter jurusan Manggarai -- Bogor, demikian sebaliknya.
Demi menemani suami memindahkan barang-barangnya dari Bogor ke Jakarta, aku nekat berangkat dari Bali naik pesawat menuju bandara Halim Perdana Kusuma  yang dekat dengan Matraman, Jakarta Timur. Kala itu tepat di hari Jumat, artinya suamiku mempunyai jatah libur di hari Sabtu dan Minggu, kesempatan untuk menghabiskan waktu di Bogor sebelum pindahan ke Jakarta.
Akupun mengikuti kebiasaan suami yang pulang dari kantor sehabis sholat Maghrib. Lalu kami memesan taksi online menuju stasiun Manggarai untuk naik kereta menuju stasiun Bogor. Benar saja, penumpang kereta menjelang malam memang penuh, apalagi hari Jumat, saatnya orang-orang Bogor yang bekerja di Jakarta kembali ke rumah. Meski dalam keadaan berdiri, namun bahagia banget bisa menemani suami selama 1 jam 30 menit.
Begitu sampai di stasiun Bogor, akupun diajak suami keliling kota Bogor naik vespanya. Melewati Surya Kencana di malam hari rasanya bikin takjub, seperti nampak bangunan tua di kiri kanan, bahkan hiasan lampu-lampunya terlihat indah. Sayang saat malam hari aktifitas di Surya Kencana agak sepi, tidak seramai saat pagi tiba. Namun tidak mengurangi keindahan di tempat itu.
Yang tidak kalah menariknya ketika aku diajak singgah ke Soto Rahayu Mulia di jalan Pajajaran. Â Kala itu waktu menunjukkan pukul 20.10 wib, sebentar lagi resto tutup. Namun demi menjawab rasa penasaranku tentang resto ini, akhirnya suami mengajakku kesini. Sungguh, mataku dibuat takjub melihat pemandangan yang indah. Sebuah resto yang mengusung konsep garden alias taman, karena hampir semua sudut ruangan dipenuhi tanaman yang ditata sangat rapi.
Benar-benar recommended resto ini, bukan hanya mengusung konsep garden, tetapi menu yang disajikan sangat cocok di lidah. Aku suka dengan kuah soto goreng yang kental dan gurih. Bahkan dagingnya empuk, bikin selera makan bertambah. Bukan hanya itu, cita rasa minuman bandrek pun sangat nikmat, pas banget di minum saat cuaca dingin.