Mohon tunggu...
Jejak Pena Yuni
Jejak Pena Yuni Mohon Tunggu... Penulis - Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inspirasi Pelaku UMKM dan Peran JNE di Masa Pandemi

25 Desember 2021   23:49 Diperbarui: 25 Desember 2021   23:53 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

"Paket", demikian teriak kurir JNE saat mengantar barang pesanan saya ke rumah. Begitu saya terima barang itu, lalu si kurir mengabadikan wajah cantik saya saat menerima barang, sebagai bukti bahwa barang tersebut telah diterima langsung oleh pemesannya.

Ya...inilah kebiasaan saya selama pandemi. Takut mendekati kerumunan, ditambah masih banyaknya toko dan pusat perbelanjaan yang tutup, membuat saya hobi berbelanja online. Sampai si kurir pun hapal dengan alamat rumah saya. Bahkan, ketika dia berteriak "paket" , sementara saya tidak kunjung keluar, dia langsung mengirim pesan singkat melalui WhatsApp yang mengabarkan bahwa barang pesanan saya ditaruh ditempat yang aman. Sekaligus dia mengirimkan foto letak barang itu berada.

Pandemi ini telah banyak menguras air mata. Terutama bagi pelaku UMKM. Dulu banyak orang berjualan nasi bungkus, lalu nasi itu dititipkan ke warung atau kantin sekolah. Dan setelahnya mereka mendapatkan keuntungan dari hasil jualannya. Begitu pandemi mewabah, semua kegiatan offline dihentikan, termasuk pegawai kantor, anak sekolah, harus melakukan aktifitas di rumah secara online, mendadak penjual nasi bungkus itu kehilangan pekerjaan.

Bukan hanya penjual nasi bungkus, akibat pandemi berkepanjangan, banyak warung tutup, banyak karyawan dirumahkan. Hampir semua usaha gulung tikar. Hotel, mall, pusat perbelanjaan, tempat wisata nyaris tutup dan mengadakan pengurangan karyawan secara besar-besaran. Padahal hidup ini masih berlanjut. Kalau perekonomian carut marut karena pandemi, bagaimana mereka dapat bertahan hidup? Sementara ada keluarga yang butuh makan, butuh biaya pendidikan dan biaya kehidupan lain yang jumlahnya tidak sedikit.

Kini, kurang lebih 1 tahun 9 bulan pandemi ini mewabah, dan kita tidak tahu sampai kapan akan berakhir. Masyarakat mulai peka dan terbiasa dengan kehidupan "New Normal".  Meski bermunculan varian baru, tetapi mereka tetap berusaha bangkit dari keterpurukan. Bukan berarti abai terhadap serangan virus berbahaya ini, namun mereka berusaha memanfaatkan teknologi modern untuk memperbaiki perekonomiannya.

Meski fasilitas umum sudah mulai dibuka kembali, seperti mall atau pusat perbelanjaan, tempat wisata, tempat hiburan seperti cinema XXI atau hotel, namun masih dibatasi jumlah pengunjungnya. Dengan harapan supaya penyebaran virus covid-19 tidak terlalu merajalela. Himbauan vaksinasi gencar disebarkan,  berharap  makin banyak masyarakat yang divaksin. Masuk pusat perbelanjaan dan tempat-tempat umum wajib scan barcode melalui aplikasi PeduliLindungi. Semua itu adalah upaya pemerintah untuk menekan angka paparan virus covid-19.

Nyatanya pandemi ini mengajarkan banyak hal kepada masyarakat. Termasuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana berbisnis. Banyak pelaku UMKM yang memasarkan produknya melalui media facebook dan instagram. Bahkan ada pula yang berjualan melalui marketplace. 

Dan kini marketplace itu dipenuhi barang-barang kebutuhan kita. Kita tinggal searching mencari barang yang kita inginkan sesuai kata kunci, maka bermunculanlah aneka barang yang kita butuhkan dengan macam-macam harga yang ditawarkan owner. Imbas  dari pandemi berkepanjangan ini memang luar biasa. Masyarakat makin melek teknologi, mereka makin lihai memanfaatkan fasilitas digital. Berjualan online nyatanya mampu membangkitkan perekonomian yang sempat hancur akibat pandemi.

KISAH INSPIRATIF PEBISNIS PEMULA

Adalah Wahyu Indayani dan suaminya Yudhi Nugroho, pasangan yang mampu bertahan ditengah pandemi hanya dengan berbisnis online. Dulunya sang istri bekerja di sebuah perusahaan leasing, lalu dia kena PHK. Sementara suaminya seorang fotografer, karena pandemi dan sepi pelanggan, akhirnya dia menutup usahanya.

Dengan kondisi keuangan yang tidak menentu, ditambah harus menghidupi seorang anak yang baru berusia 3 tahun, mereka mencoba menciptakan sebuah bisnis hampers yang dipasarkan di marketplace. Awalnya sang istri berjualan perlengkapan muslimah, mulai dari gamis, baju koko, jilbab, mukena dan sebagainya. Persaingan bisnis memang amat ketat. Dan tidak selamanya bisnis yang dijalankannya mulus tanpa hambatan. Ada saatnya dagangannya tidak laku, dan dia tidak mendapatkan keuntungan sepeserpun.

Pernah juga menciptakan bross handmade, gelang dan kalung dari manik-manik sebagai souvenir, namun nyatanya dia kewalahan ketika permintaan banyak. Sementara harga bahan baku makin naik. Bahkan pasangan ini sempat uring-uringan, tak tahu lagi usaha apa yang harus dilakukan agar menghasilkan. Sampailah pada suatu hari mereka mencoba menjual hampers di marketplace.

Awalnya hampers yang mereka jual berupa kado bayi. Dengan harapan untuk membantu pelanggan yang butuh kado ketika akan mengunjungi teman atau kerabatnya yang baru melahirkan. Dengan berburu pernak-pernik bayi di tempat grosir, dan mencari ide kemasan yang menarik, satu persatu hampers buatannya mulai dilirik pelanggan.

Ketika sang istri menekuni hampers baby, maka sang suami mencoba peruntungan di hampers coklat sebagai kado ulang tahun atau perayaan hari spesial. Masih dengan cara yang sama, mencari barang kebutuhan hampers di tempat grosir ditambah keahlian di bidang fotografi, maka sang suami berhasil mendapatkan pelanggan hampers ini. Jadilah mereka memiliki dua buah olshop yang banyak diminati pelanggan di marketplace, namanya "galerigamiscantikha" dan "chantiqa_shop".

Kini, usaha mereka perlahan membuahkan hasil. Meski tidak mengambil keuntungan besar, tapi dari usahanya yang baru dirintis setahun belakangan ini membuat mereka mampu bertahan hidup ditengah pandemi. Setidaknya ada 15 -- 30 pesanan hampers yang harus mereka kerjakan setiap hari. Terlebih saat perayaan Natal dan Tahun Baru ini, banyak pelanggan yang ingin mengirim kado kepada teman atau kerabatnya yang merayakannya melalui sistem dropship.

Meskipun usaha yang mereka lakukan masih manual, sebagai contoh untuk hampers coklat. Mereka harus membeli aneka snack coklat di toko grosir langganannya. Untuk kemasan mereka masih memanfaatkan kardus bekas yang dibungkus dengan kertas kado aneka motif. Setelah kemasan itu jadi, lalu aneka coklat disusun sesuai permintaan harga. Terakhir kemasan itu dibungkus dengan plastik bermotif dan dipercantik dengan lilitan pita diatasnya.  Nyatanya pelanggannya mulai bertambah dari hari ke hari. Hebatnya lagi dengan cara manual itu mereka bisa menyelesaikannya minimal 30 kemasan perhari, sungguh sebuah kerja keras yang patut diacungi jempol.

Sementara untuk pengiriman barang, mereka juga bekerjasama dengan JNE sebagai ekspedisi yang siap mendukung tumbuhnya UMKM di masa pandemi ini. Mereka tinggal mengemas rapi pesanan pelanggan, dilengkapi alamat tujuan. Dan bila semua pesanan sudah siap saatnya menghubungi agen JNE terdekat, maka sang kurir akan datang menjemput barang itu lengkap dengan pembayarannya.

Dari bisnis pemula yang dijalankan pasangan ini, ada beberapa tips bertahan hidup ditengah pandemi, diantaranya:

  • Bekerja dan menghasilkan uang bisa dilakukan dimana saja, termasuk berjualan online.
  • Saat mencoba peruntungan di bisnis online harus melihat pangsa pasar yang ada.
  • Dari pangsa pasar, muncul ide. Ide bisa dikembangkan dari pasar yang sudah ada. Namun jangan sampai meniru persis milik orang lain. Berusahalah sekreatif mungkin.
  • Bila ide sudah ada, saatnya berburu barang. Barang bisa diproduksi sendiri atau didapatkan secara grosir.
  • Untuk bertahan di dunia persaingan, jangan mengambil untung terlalu banyak. Usahakan barang yang dikemas selalu baru.
  • Kreatif dan inovatif, selalu membuat tampilan baru dan jangan monoton.
  • Telaten, dalam artian rajin promosi dan memberikan respon cepat kepada pelanggan.

Tentang JNE Yang Siap Mendukung Tumbuhnya UMKM

Pandemi ini nyatanya mengubah kebiasaan masayarakat dari yang suka jalan ke mall menjadi belanja online. Peran JNE menjadi makin krusial seiring meningkatnya kebutuhan belanja online sebagai motor penggerak pengiriman barang atau paket. Semakin cepat barang itu sampai tujuan, pelanggan pun makin puas, dan owner atau pemilik UMKM dapat cepat menerima pembayaran melalui marketplace.

Bayangkan saja jika kolaborasi antara UMKM dan JNE berjalan dengan baik, tentu akan menguntungkan semua pihak, baik UMKM sebagai penyedia barang, JNE selaku penyalur barang atau paket, bahkan pelanggan itu sendiri. Semakin banyak pelanggan yang puas berbelanja online, maka perekonomian pun dapat kembali pulih. Artinya pemilik UMKM akan menikmati hasil jualannya, JNE pun dapat menyejahterakan karyawannya. Dan sebagai mitra UMKM, maka ekspedisi JNE makin dipercaya masyarakat karena pelayanannya yang memuaskan.

Upaya JNE Dalam Mendukung UMKM

Di masa pandemi ini JNE berupaya memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM dan masyarakat, melalui berbagai program diantaranya:

  • Memberikan layanan prima kepada pelaku UMKM, seperti memberikan diskon ongkos kirim, cashback bagi UMKM baik mandiri maupun online dari marketplace.
  • Memberikan program apresiasi bagi konsumen loyal yang tergabung dalam JNE Loyalty Card atau JLC.
  • Mengadakan workshop atau pelatihan untuk meningkatkan daya saing UMKM di era digital.
  • Melayani free pick up bagi UMKM yang ingin dijemput barangnya, sehingga mereka tidak harus datang ke kantor pusat atau agen JNE.
  • Melalui program Cakap Sama JNE, JNE siap mendorong UMKM untuk Go Online, dimana 3 hal yang menjadi supporting system Ekonomi Digital adalah Logistik, Financial Tech dan Media Market. 
  • Memiliki program educatif seperti pelatihan desain grafis, program pendampingan, dan memberikan tarif khusus pengiriman bagi pelaku UMKM yang Go Online.

Kesimpulan:

Belanja online di masa pandemi ini menjadi cara mencegah penularan virus covid-19, disamping dapat mendukung bergulirnya roda perekonomian Indonesia pada level mikro. Dan JNE telah menunjukkan kontribusinya yang luar biasa dalam menunjang kebutuhan gaya hidup di era digital. Dengan misinya untuk memberi pengalaman terbaik kepada pelanggan secara konsisten, nyatanya saya pribadi sebagai pelanggan setia JNE sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan saya secara online.

Sebagai pecinta olahraga bersepeda di musim pandemi ini, barang-barang yang saya beli secara online baik itu tas sepeda, tempat minum, sarung tangan, baju, celana atau helm sampai tepat waktu tanpa cacat sedikit pun. Saya makin puas dengan pelayanan JNE, terlebih dengan promo-promo yang ditawarkannya. Sampai-sampai si kurir pun langganan menaruh barang di tempat tersembunyi bila saya tidak di rumah.

Belanja online kini menjadi kebutuhan masyarakat di era digital karena kemudahannya. Bukan berarti kita kalap belanja karena banyak barang pilihan di marketplace. Semoga era digital membuat pelaku UMKM bangkit. Ekonomi membaik, JNE pun makin dicintai masyarakat. Ini artinya JNE maju terus bersama UMKM untuk Indonesia lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun