Bulan Depan menjadi bulan diselenggarakannya IMF. Kebetulan Bali mewaliki Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan perhelatan internasional ini. Sayangnya, gaung pelaksaan AM IMF-WB 2018 ini masih lemah kedengarannya.
Sepertinya sosialisasi arti pentingnya acaranya ini kurang begitu gencar sehingga masyarakat awam belum banyak mendapatkan informasi tentang perhelatan ini. Andai sudah tahu, barangkali pemahaman mereka masih dangkal untuk memaknai persepsi dan penafsiran tentang AM IMF ini.
Sebenarnya yang dibutuhkan adalah dukungan masyarakat secara luas, karena dukungan ini tentunya menjadi modal utama. Intinya, sikap dan perilaku yang pro-tourism turut andil dalam suksesnya agenda akbar tersebut.
Sebagai contoh keadaan pariwisata di negara Thailand yang telah berhasil menarik puluhan juta wisatawan setiap tahun karena kepeduliaan penduduk lokalnya terhadap sektor pariwisata. Â Hendaknya bangsa Indonesia bisa belajar dari negara Thailand agar kondisi perekonomiannya kian stabil.
Menurut Dodi Zulverdi, Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia, acara pertemuan tahunan IMF-WB 2018 ini tentunya akan meningkatkan kepercayaan investor asing terhadap Indonesia. Dengan demikian, hal ini akan meningkatkan kerjasama antar negara yang hadir pada acara tersebut.Â
Pendapat ini tentunya berdasarkan survey awal bahwa sudah ada beberapa lembaga negara yang tergabung dalam IMF - WB untuk merencanakan pertemuan baik dengan pemerintah Indonesia maupun dengan pihak Bank Indonesia.
Dalam event Pertemuan Tahunan IMF - WB ini akan dihadiri oleh pemimpin ekonomi dari negara-negara IMF. Otomatis akan bertemu dengan berbagai perusahaan lembaga keuangan negara.
Indonesia pasti akan mempunyai kesempatan yang besar bahkan peluang yang cukup signifikan saat perhelatan akbar ini digelar. Utamanya di sektor pariwisata, sudah pasti akan berdampak ke semua sektor, sehingga dapat mendorong perekonomian Indonesia lebih maju.
Berbagai upaya kini tengah dimaksimalkan oleh pemerintah Indonesia menyongsong pelaksanaan perhelatan ini, utamanya di Bali sebagai tuan rumahnya. Berbagai prasarana dipersiapkan semaksimal mungkin, seperti patung GWK - Bali yang baru-baru ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Â Penampakan patung Garuda Wisnu Kencana - Bali, seperti tampilan video berikut ini:
Atau pembangunan fly over yang memakan biaya, waktu dan tenaga yang tak tanggung-tanggung. Namun semuanya dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai rencana.
Persiapan yang matang menuju Pertemuan Tahunan IMF - WB di Bali bulan depan sudah pasti agar Indonesia mampu memberikan daya tarik  bagi negara-negara peserta IMF.
Sementara berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan, bahwa dampak langsung pertemuan tahunan IMF-WB pada Oktober nanti baik dari sisi pengeluaran pengunjung, biaya konstruksi, dan biaya operasional, diperkirakan mencapai Rp6,9 triliun. Sedangkan dampak langsung pengeluaran peserta IMF-WB 2018 mencapai Rp943,5 miliar. Tentunya sebuah nilai yang sangat fantastis jumlahnya.
Kalau dirinci dalam bentuk prosentase, maka sebanyak 95,2% pengeluaran tersebut berasal dari wisatawan mancanegara dan sisanya, sejumlah 4,8%, berasal dari wisatawan nusantara. Sedangkan biaya operasional penyelenggaraan IMF-WB Annual Meetings 2018 sebesar Rp1,1 triliun. Untuk perkiraan biaya konstruksi diperkirakan mencapai Rp4,9 triliun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H