Hari ini tepatnya dua tahun yang lalu, saya seperti menemukan keluarga baru. Setelah delapan tahun mendampingi suami dinas di Papua, akhirnya saya pun hijrah ke Bali, masih dengan tujuan yang sama. Demi mendampingi suami yang pindah tugas ke Bali, saya kembali beradaptasi dengan lingkungan baru dan mencari berbagai cara demi mengisi waktu luang.
Ngebloglah yang membuat hari-hari saya penuh arti. Barangkali ada yang beranggapan apa yang saya kerjakan hanyalah iseng belaka, tak menghasilkan apa-apa. Namun bagi saya pribadi menjadi seorang blogger membuat saya mampu membuka wawasan dan mendapatkan berbagai pengalaman.
“Ngeblog bukan soal untung atau rugi, namun lebih ke pengalaman dan berbagi.”
Dan saya sudah membuktikannya............
Saya tidak hanya diam di rumah, duduk manis di depan laptop, sambil memutar otak dan menuliskannya lewat jari-jemari. Menjadi blogger harus berani, berani berpendapat, berani menulis, dan berani menjalin persahabatan. Inilah yang membuat saya tidak boleh “apatis” terhadap lingkungan sekitar, terlebih harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru.
Adalah “HokBen” tempat pertama kalinya saya kopdar bersama para blogger Bali. Melalui “media sosial” saya bergabung dengan grup yang mewadahi para blogger. Dan dari grup inilah saya menemukan komunitas blogger Bali. Ada yang tergabung di Warung Blogger, IIDN Bali, Kumpulan Emak Blogger area Bali, dan masih banyak lagi.
Meski jumlah kami hanya dalam hitungan jari, bukan berarti jalinan persahabatan kami tidak akrab. Buktinya, dua tahun yang lalu, menjadi kopdar pertama saya di HokBen Mall Bali Galeria, yang terletak di Jalan By Pass Ngurah Rai Denpasar. Masih dalam suasana bulan Ramadhan, kami mengadakan BukBer bersama sambil bersilahturahmi di HokBen. Benar-benar penuh kehangatan suasana kala itu.
Awalnya saya mendapat undangan melalui grup di facebook, bahwa blogger Bali akan mengadakan acara BukBer di HokBen Mall Bali Galeria. Tempat yang terjangkau oleh motor matic saya, karena lokasi itu lumayan dekat dengan tempat tinggal saya. Rasanya tak mungkin kalau setelahnya saya tidak tahu jalan pulang alias kesasar hehehe.......
Jadilah hari itu saya hadiri acara kopdar, dan sungguh menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya bisa berkenalan dengan para blogger sekaligus pengarang berbagai buku dari beberapa genre. Ada mbak Utari Giri, anggota IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis Interaktif) yang jauh-jauh datang dari Dubai bersama keluarganya. Beliau adalah penulis produktif, pengarang berbagai buku best seller. Ada juga mbak Erlina Ayu, seorang blogger juga penulis beberapa buku. Bahkan beliau juga menggeluti bisnisnya di Oriflame. Bahkan ada mbak Sri Rahayu, seorang penggagas menu sehat, kreatif menciptakan aneka olahan sehat, owner Dapur Sehat Bunda Sri yang sering berbagi tips-tips makanan sehat. Beliau juga seorang blogger dan penulis berbagai buku resep masakan sehat. Terakhir ada mbak Yuni Aisha. Beliau adalah pencipta produk skincare herbal. Kala itu mbak Yuni Aisha tengah menjalani pengobatan kanker payudara dengan menggunakan produknya dr. Warsito.
Sambil menikmati hidangan yang kami pesan di HokBen, satu persatu cerita mengalir dari mereka. Mbak Utari Giri yang menceritakan pengalamannya di Dubai, membuat kami tak mau beringsut meninggalkannya. Bahkan kisah-kisahnya yang penuh inspiratif, sangat menyentuh kami, kadangkala membuat kami ingin suatu saat ke Dubai, walau hanya sekedar menikmati perjalanan menuju kesana. Dan kisah mbak Utari di Dubai pun kini telah tertuang dalam sebuah buku yang penuh balutan kalimat-kalimat manis.
Terakhir ......sayapun disambut hangat oleh pelukan mbak Yuni Aisha. Mbak Yuni adalah survivor kanker yang sangat inspiratif. Ditengah usaha kerasnya melawan kanker, senyum manis itu selalu mengembang di raut wajahnya. Tak ada penyesalan atau kesedihan yang tergambar, semangatlah yang senantiasa melambari setiap kalimat yang diucapkan.
Hari ini, masih dalam suasana bulan Ramadhan, entah mengapa saya ingin meneteskan air mata. Teringat perjumpaan yang begitu hangat di HokBen Mall Bali Galeria. Andai sang waktu bisa diputar mundur, ingin rasanya saya berada tepat di waktu itu, saat kami berempat berbagi kisah disana.
Sayang....semua tinggal kenangan. Dan saya hanya bisa meneteskan air mata kala mengenangnya. Mbak Yuni Aisha kini telah tiada. Kepergiaannya seolah dirahasiakan. Beliau tidak ingin kami para sahabatnya sedih mendengar keluh kesahnya. Apa yang dideritanya cukup mbak Yuni dan keluarganya yang tahu. Bahkan kamipun tahu beliau meninggal, setelah satu tahun tidak mendengar kabarnya. Hiks.....
Masih teringat perjumpaan terakhir dengan mbak Yuni Aisha. Kami bertandang ke Yayasan Anak Kanker Indonesia. Disitulah beliau bercerita bahwa kanker yang dideritanya sudah sembuh total. Itulah yang menjadi penyemangat dalam dirinya untuk bangkit dan menginspirasi para penderita kanker lainnya. Bahkan, beliaupun berkeinginan untuk menuliskan kisahnya dalam sebuah buku.
Sayang.....Allah lebih sayang pada mbak Yuni Aisha. Beliau dipanggil sebelum cita-citanya terwujud. Buku itu belum selesai dibuat, kanker telah merenggut nyawanya. Hanya kenangan yang tetap terpatri di benak saya. Kehangatan BukBer di HokBen dua tahun yang lalu, membuka cakrawala saya bahwa ada banyak inspirasi disekitar kita, tak perlu menjauh. Karena dengan membuka mata hati kita, sesungguhnya inspirasi mampu membuat kita berubah menjadi baik.
Peluk sayang untuk mbak Utari Giri, mbak Erlina Ayu, mbak Sri Rahayu......selamat jalan mbak Yuni Aisha, semoga engkau tenang disana dan kenangan bersamamu akan selalu terpatri di ruang hati ini yang terdalam.........love you all......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H