Mohon tunggu...
Jejak Pena Yuni
Jejak Pena Yuni Mohon Tunggu... Penulis - Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Blogger, Buzzer, Culinary, Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

#BahagiadiRumah: Bahagia Itu Berawal dari Rumah

31 Mei 2016   11:09 Diperbarui: 31 Mei 2016   11:21 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

img-20141226-105207-574d0d0ad59273e40413ff0f.jpg
img-20141226-105207-574d0d0ad59273e40413ff0f.jpg
“Ma...boleh gak aku bermain kesana?” Pasti sederetan kalimat tanya kulontarkan sebelum ia memutuskan untuk keluar rumah. “Main sama siapa?, Lama tidak? Main apa?”......bukan berarti bawel, sebagai orang tua dari seorang anak laki-laki yang berumur 11 tahun, aku harus menjaganya dari pengaruh buruk lingkungan. Kemajuan teknologi bukan berarti mendorong anak tampil menjadi pribadi yang pandai dan cakap, karena ada sisi buruk yang mempengaruhi perkembangan anak. Inilah yang harus diwaspadai sebagai orang tua.

Disamping itu, sebagai orang tua, aku dan suami mempunyai komitmen, untuk tidak memanjakan anak. Namun bukan berarti mengekang ruang gerak anak, atau menjadikan anak sebagai robot ciptaan kita, sehingga harus berbuat sesuai keinginan kita sebagai orang tua. Tetap kebebasan itu ada pada anak, kewajiban orang tua mengontrol dan mengarahkan menuju kebaikan.

img20140406110056-574d0ca977977308052a742b.jpg
img20140406110056-574d0ca977977308052a742b.jpg
Jujur, kami jarang menghabiskan waktu libur di luar rumah. Rumah menjadi tempat singgah kami untuk me-refresh diri. Sangat mudah caranya. Ketika libur tiba, aku selalu menyempatkan diri untuk masak bersama suami di dapur kesayangan. Apapun yang kami masak selalu terasa spesial karena tujuan kami adalah untuk kebersamaan dan kehangatan dalam keluarga. Itulah sebabnya, meski rumah yang kutempati adalah rumah dinas, bersama suami aku menciptakan lingkungan rumah sedemikian rupa sehingga nyaman untuk ditempati.

cake-574d0b0a6f7e610d048b4567.jpg
cake-574d0b0a6f7e610d048b4567.jpg
Bukan berarti, aku terlena dengan rumah dinas dan tidak memikirkan rumah pribadi sebagai tujuan saat suamiku pensiun kelak. Semua sudah kurundingkan dengan suami di rumah. Mulai dari membeli rumah secara KPR yang saat ini sedang kami kontrakkan, menabung untuk hari tua, mengikutkan anak dalam asuransi pendidikan, sampai berinvestasi untuk jangka panjang. Intinya, rumahlah menjadi awal mula terciptanya kebahagiaan.

ww2-574d0b7bd47e61e304edce5a.jpg
ww2-574d0b7bd47e61e304edce5a.jpg
Satu hal yang tak bisa dipisahkan dari semua ini adalah ibadah. Menjadi insan yang bertaqwa kepada Allah SWT adalah bekal kebahagiaan di akhirat kelak. Dan dari rumahlah kami saling mengingatkan untuk senantiasa menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Tak lupa mengarahkan anak serta mengajak turut serja untuk taat menjalankan ibadah. Walau kebahagiaan itu berawal dan tercipta dari rumah, tetap Allah-lah sang Maha pemberi kebahagiaan itu. Tugas kita sebagai umat-Nya adalah selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Termasuk bahagia berada dalam keluarga kecil yang penuh kehangatan merupakan nikmat Allah yang terindah dalam hidupku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun