JNE dan Kompasiana selama dua bulan berturut-turut mengadakan serangkaian roadshow di 4 kampus dalam 4 kota, yang dikemas dalam “Kompasiana Blogshop Goes To Campus bareng JNE”. Pada tanggal 28 April 2015 lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti acara ini di Kampus Universitas Udayana – Bali. Sebuah kesempatan emas yang tidak boleh saya sia-siakan mengingat acara ini dikemas dalam bentuk pelatihan singkat yang bertujuan untuk menyebarkan virus sukses berbisnis online, dengan mengambil tema “Inovasi Strategi Bisnis Di Media Online”.
Acara Kompasiana Blogshop berlangsung sangat singkat namun materi yang disampaikan begitu padat. Bertempat di Gedung Pascasarjana lantai 3 Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar Bali, acara ini berlangsung hanya dua jam saja. Dimulai dari jam 02.00 WITA dan berakhir pada jam 04.00 WITA. Antusiasme peserta terlihat dengan banyaknya mahasiswa dan kompasianer yang mendaftar menjadi peserta pelatihan ini. Dari jumlah kursi yang disediakan, yaitu 100 peserta untuk mahasiswa dan 50 peserta untuk kompasianer, agaknya memang memenuhi kuota.
Bahkan satu jam sebelum acara dimulai, terlihat barisan peserta yang memadati meja buku daftar hadir. Bukan hanya mahasiswa namun sejumlah kompasianer juga ikut baris untuk mengisi buku daftar hadir sesuai nomor peserta registrasi. Sebuah pemandangan lain yang tak kalah menariknya, adalah gerai “Pesona Nusantara”, sebuah layanan baru dari JNE yang menghadirkan aneka makanan khas Indonesia, juga ramai dikunjungi peserta.
Kesan pertama yang saya tangkap bahwa acara ini bakal dikemas demikian seru, heboh dan luar biasa bermanfaat. Terbukti kekompakan panitia dalam menghandel semua peserta demikian bagus. Mereka mampu mengarahkan para peserta untuk mengikuti step-step mulai dari antri absen, menerima sebuah tas berwarna putih berisi snack, kaos dan brosur, setelahnya dipersilahkan mengambil tempat duduk didalam ruangan. Tepat jam 02.00 WITA, acara pun siap dimulai, karena dalam undangan yang disebarkan secara online, para peserta diharap hadir 30 menit sebelum acara dimulai.
Ada beberapa prinsip dalam Content Marketing, yaitu:
- Original, artinya bukan plagiat atau copy paste
- Be patient, artinya marathon dan bukan lari cepat
- Timely, artinya mengangkat isu atau moment yang sedang berkembang, misal peringatan hari Kartini, maka kita bisa menjual sesuatu dengan brand “17 asesoris R.A. Kartini”
- Relevant, prioritas atau fokus terhadap produk kita
- Resonant, bagaimana produk itu bisa menarik audience
Berbicara tentang bisnis online, tentunya berhubungan dengan blog. Blog adalah salah satu media untuk menjalankan bisnis online. Untuk itulah ada beberapa tujuan ngeblog yang disampaikan oleh mas Iskandar, diantaranya:
- Have a fun (untuk bersenang-senang)
- Connect with people (terhubung dengan orang banyak)
- To make money (untuk mendapatkan uang)
- Establish your expertice (menunjukkan kemampuan penulis)
- To help people (untuk membantu orang lain)
Meski demikian dalam membuat sebuah blog “content is the king” (konten adalah raja). Inilah mengapa isi blog demikian penting, ia harus menarik dan bermanfaat, tidak mainstream, data dan fakta yang disampaikan harus melalui serangkaian testimoni, gaya bahasa yang disampaikan harus dalam bentuk cerita, tulisan dalam blog harus diupdate secara berkala, serta libatkan pembaca dalam setiap tulisan. Dengan begitu blog yang kita ciptakan akan ramai dikunjungi pembaca.
Disamping blog, ada hal penting yang harus diperhatikan dalam berbisnis online, yaitu Go – Visual. Dalam hal ini visual menentukan kesuksesan konten online. Gambar yang ditampilkan harus dibuat semenarik mungkin, bahkan cara mengambil foto atau menampilkan foto harus relevan sesuai dengan kualitas dan kuantitas foto tersebut.
Mas Iskandar memberikan contoh blog Kompasiana. Kompasiana merupakan blog jurnalis Kompas yang bertransformasi menjadi sebuah media warga (citizen media), dimana setiap orang dapat mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar atau rekaman audio dan video. Kompasiana didirikan di Jakarta pada tahun 2008 dengan situs resmi www.kompasiana.com. Saat ini Kompasiana telah berkembang menjadi Kompas TV dan Kompasiana Book. Demikian penjelasan mas Iskandar Zulkarnain yang singkat dan padat.
Selanjutnya di sesi kedua mas Nurullah mempersilahkan founder Hello Motion, mas Wahyu Aditya untuk menyampaikan materinya. Kali ini beliau menerangkan “Peran Media di Industri Kreatif Hello Motion Academy”. Hello Motion ini mengelola event kreatif dan distro, yang berawal dari sebuah penemuan kreatifitas, teknologi dan pasar. Menurut mas Wahyu, dalam menjalankan bisnis, kita harus betul-betul menikmati (enjoy). Dengan kata lain carilah bisnis yang sesuai dengan hobi kita. Dan bagaimana membuat bisnis kita dilirik banyak orang? Tentunya dengan membuat visual yang powerfull, karena 90% orang akan menyerap visual tersebut.
Dalam menjalankan bisnisnya, mas Wahyu juga memegang konsep “Crowd Sourcing”, yaitu dengan teknologi bisa menyerap otak. Impact-nya follower twitter mencapai 2,7 juta. Selain itu beliau juga menekankan “kreatif tanpa birokrasi ribet”, dengan cara mengadakan kompetisi online. Yang tadinya hanya untuk kesenangan atau iseng, namun tetap membidik pangsa pasar, akhirnya lambat laun diakui juga. Kementerian Desain akhirnya diakui, dan hasil karyanya siap ditampilkan dalam berbagai lomba. Terbukti dalam dua minggu dapat menghasilkan 800 karya. Bahkan baru-baru ini Pemprop DKI Jakarta mengajak Kementerian Desain untuk bekerjasama.
Disinilah mas Wahyu menjelaskan bahwa sebuah produk yang kita miliki harus di-monetize sehingga laku keras bila dijual secara online. Sebagai contohnya distro yang dimilikinya di http://distrokdri.com kini telah mencapai 9 titik penjualan. Tentunya kita sudah dapat berhitung berapa penghasilan dari distro yang dimiliki oleh mas Wahyu. Betul-betul sebuah pencapaian yang bombastis.
Dan diakhir sesi, mas Nurullah mempersilahkan Bapak Johari Zein selaku Direksi JNE untuk menyampaikan materinya. Beliau mengulas “Media Online Business Innovation”. Menurut beliau, ada beberapa perubahan dalam berbisnis online, diantaranya teknologi merubah perilaku dan market change. JNE mensupport UKM untuk memulai usahanya. Ia berkomitmen “connecting happiness” yaitu menghubungkan ke konsumen dan “eccomerce a waking giant in Indonesia”.
Mengapa harus berbelanja online? Tentunya salah satu alasannya adalah hemat biaya dan hemat waktu (safe time). Mungkin mereka takut macet, tidak mau ribet atau ingin praktisnya saja, maka belanja online inilah yang dibidik. Mengingat semakin banyaknya orang yang lebih memilih berbelanja online, maka kita harus pandai melihat pangsa pasar. Dalam artian kita harus mempunyai capitality, atau mempunyai jiwa kreatif dalam diri sendiri, sehingga bisnis yang kita ciptakan mampu menarik minat pembeli. Salah satu syarat atau faktor bisnis online itu sendiri adalah trust atau kepercayaan, sebagai pemilik bisnis online hendaknya kita harus memiliki track record untuk dipercaya orang lain khususnya konsumen atau pelanggan kita.
Dalam menjembatani antara penjual dan pembeli utamanya dalam bisnis online, JNE kini menciptakan beberapa fasilitas baru dengan harapan membantu memperlancar jalannya bisnis online tersebut. Fasilitas-fasilitas itu antara lain:
- JLC (JNE Loyalty Card), merupakan fasilitas yang diberikan JNE kepada pelanggan setianya, dimana ia akan memberikan benefit khusus kepada pelanggan retail JNE setiap kali melakukan pengiriman. JLC ini merupakan pembaharuan dari JNE Member Card. Benefit yang diberikan berupa bebas biaya pendaftaran, bebas biaya bulanan, mendapatkan poin pada setiap transaksi, penukaran poin dengan hadiah menarik dan diskon di merchant sodexo.
- Pesona Nusantara, merupakan layanan dari JNE yang dapat menghadirkan makanan oleh-oleh khas dari daerah di seluruh Indonesia, yang dapat dipesan dan dikirim langsung dari kota asalnya ke seluruh Indonesia. Pesona dapat dipesan secara online melalui website http://www.pesonanusantara.co.id
Setelah 3 narasumber menyampaikan materinya secara singkat dan padat, acara pun dilanjutkan dengan talkshow yang dipandu langsung oleh mas Nurullah. Demi menyingkat waktu, dalam talkshow kali ini moderator memberikan kesempatan kepada dua peserta untuk mengajukan pertanyaan sehubungan dengan materi yang telah disampaikan oleh ketiga narasumber. Pada kesempatan ini ada mas Iskandar dan mbak Nabila yang berhasil ditunjuk untuk mengajukan pertanyaannya.
Dalam acara talkshow ini juga ada peserta yang memberikan pertanyaan tambahan sehubungan dengan pelayanan JNE di Bali. Mereka mengeluhkan pelayanan JNE yang kadang kurang memuaskan, terutama terletak pada kurir yang kurang berani untuk bertanya bila alamat pengiriman kurang jelas, sehingga hal ini akan menghambat proses pengiriman. Pada kesempatan ini Ibu Alid, selaku Kepala Cabang JNE Bali berjanji akan memperbaiki kinerja JNE, agar menjadi layanan yang memuaskan pelanggannya khusus di wilayah Bali.
Mengakhiri acara talkshow, ada beberapa pertanyaan yang diberikan kepada peserta, diantaranya pertanyaan yang diajukan oleh mas Iskandar Zulkarnain, yaitu tahun berapa berdirinya Kompasiana? Disusul pertanyaan yang diajukan oleh mas Wahyu Aditya, yaitu dimana beliau bersekolah? Terakhir pertanyaan yang diberikan bapak Johari Zein, apa nama website Pesona Nusantara? Pernyataan-pertanyaan ini mengundang riuh peserta, pasalnya tidak semua jawaban langsung dijawab dengan benar, ada beberapa yang dilempar hingga berkali-kali. Hingga akhirnya tiga peserta berhak mendapatkan voucher gratis dari JNE.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H