Mohon tunggu...
Yunigi Yuni
Yunigi Yuni Mohon Tunggu... -

Mencoba untuk ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayah, Aku Beli Waktumu 30 Menit...

13 Agustus 2010   04:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sehari semalam ada 24 jam, seminggu ada 7 hari dan sebulan ada 30 hari. Tapi itu terasa kurang bagi anak untuk bisa bersama dengan orang tua apabila orang tua sibuk mencari nafkah yang katanya "untuk kebahagiaan anaknya juga", bisa juga saya adalah salah satu dari orang tua tersebut. Sepenggal cerita ini terinspirasi dari bulettin Kumon yang dibagikan setiap bulan ditempat anakku les.

Seperti biasa Ayah sampai rumah selalu jam 9 malam. Dio; anaknya laki - laki yang berumur 8 tahun membukakkan pintu dan langsung menyapa dengan gembira " Hore... ayah sudah pulang".

Ayahnya spontan menjawab" koq adik belum tidur?"

Dio menjawab " Belum Yah...Dio menunggu mau bertanya pada ayah, boleh kan?".

Ayah dengan sabar menanggapi anaknya "Boleh, buat jagoan ayah semua boleh...Dio mau tanya apa?"

"Ayah, sebulan gaji ayah berapa?" Ayahnya kaget,  tapi tetap menjawab " 10 juta, emang kenapa Dio tanya gaji ayah?". Dio tidak menjawab dan langsung berlalu kekamar dengan meninggalkan ayahnya yang masih belum mengerti apa maksud pertanyaan tadi.

20 menit kemudian ayah sudah selesai mandi dan lagi - lagi dan Dio sudah menunggu di depan kamar mandi dan langsung bertanya tanpa bisa disela. " Ayah, Gaji ayah kan 10 juta, sebulan kerja 20 hari dan dalam sehari kerja 10 jam, berarti gaji ayah dalam 1 jam adalah 50 ribu. Sekarang aku punya uang 25 ribu, berarti aku bisa membeli waktu ayah 30 menit untuk main bersama kan ayah?"

Jawaban apa yang harus kita berikan kepada anak?

Cerita diatas membuat saya sadar kalau interaksi dan komunikasi dengan anak sangat penting tidak hanya dari segi kualitas tapi juga kuantitas. Kalau tidak bisa dari kedua segi tersebut, minimal salah satu segi bisa kualitas maupun kuantitas, sehingga interaksi dengan anak bisa terjalin.

Tidak mudah membuat anak paham tentang orang tua, karena dunia anak berbeda dengan dunia orang tua. Terkadang kita lupa kalau anak kita tidak cukup dengan limpahan materi, mainan beraneka ragam, buku - buku cerita terkenal dengan berbagai bahasa atau kepingan-kepingan CD cerita anak.

Cerita sebelum tidur, menemani makan, bermain bersama atau mengantar sekolah merupakan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjalin keakraban dengan anak yang pada akhirnya bisa membantu perkembengaan mental anak. Akibat orang tua yang terlalu sibuk, jangan sampai terjadi 'loose generation'

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun