Mohon tunggu...
Yun
Yun Mohon Tunggu... Guru - Terimakasih

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berkenalan dengan Lupus dan Tantangan yang Dihadapi pada Masa Pandemi

31 Agustus 2021   10:31 Diperbarui: 31 Agustus 2021   13:00 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Foto: www.instagram.com/selenagomez)

Tahukah kamu? Tanggal 10 Mei merupakan peringatan Hari Lupus Sedunia lho! Tapi apa itu lupus? Kali ini kita akan membahas mengenai lupus dan tantangan yang dihadapi odapus pada masa pandemi. Markica! Mari kita baca!

Apa itu Lupus?

Lupus adalah suatu penyakit autoimun, dimana imun dalam tubuh kita yang seharusnya memproduksi antibodi untuk menyerang virus dan bakteri tidak dapat membedakan benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan malah berbalik menyerang sistem ketahanan tubuh itu sendiri. Lupus dapat menyerang sel, jaringan dan organ tubuh yang sehat.

Penyintas lupus  mengalami gejala seperti nyeri pada otot atau sendi, sakit kepala, ruam kemerah-merahan pada area pipi dan hidung yang polanya mirip seperti kupu-kupu, rambut rontok,  pendarahan yang tidak biasa, dan simtom-simtom lainnya yang mungkin tidak nampak dan berbeda-beda.

World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 5 juta penduduk di dunia merupakan penyintas Lupus. Dan meskipun lupus dapat menyerang laki-laki dan anak-anak, akan tetapi sebagian besar penyintas lupus merupakan perempuan dengan kisaran usia 15-44 tahun. 

Di Indonesia sendiri sekitar 1.250.000 orang penyintas lupus tidak menyadari bahwa dirinya menderita lupus karena adanya beberapa simtom yang berbeda dan tidak terlihat sehingga tidak mudah untuk dideteksi.

Apa saja sih jenis-jenis Lupus itu?

Janis-jenis lupus antara lain:

  • Lupus Eritematosus Sitemik (Systemic Lupus Erythematosus/SLE)

Jenis lupus ini merupakan jenis yang paling umum dan sering terjadi di masyarakat. Gejalanya sendiri beragam, beberapa merasakan gejala ringan, beberapa parah, dan dapat berlangsung lama atau hanya sementara.

  • Lupus Eritematosus Kutaneus (Cutaneous Lupus Erythematosus/CLE)

Jenis lupus ini pada umumnya menyerang kulit sehingga menyebabkan ruam kemerah-merahan. Diagnosis dapat dilakukan dengan melakukan biopsi pada ruam yang muncul di kulit tubuh.

  • Lupus Akibat Obat

Obat yang kita konsumsi dapat menimbulkan berbagai reaksi dan efek samping yang berbeda pada tiap-tiap individu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan suatu efek samping yang menyerupai lupus. Namun, pada kasus ini hanya bersifat sementara dan gejala lupus yang muncul akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berhentinya konsumsi obat tersebut.

  • Lupus Eritematosus Neonatal

Lupus Eritematosus Neonatal merupakan suatu gejala langka dimana auto-antibodi dari sang ibu dapat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Sehingga ketika bayi lahir akan muncul gejala seperti ruam pada kulit, gangguan hati atau jumlah sel darah yang rendah. Tetapi biasanya gejala ini akan menghilang dengan sendirinya setelah bayi menginjak usia 6 bulan.

Berbicara mengenai lupus ternyata penyanyi sekaligus aktris ternama Selena Gomez merupakan penyintas Lupus. Selena mengumumkan bahwaa ia menderita lupus sejak tahun 2015 silam, dan pada tahun 2016 membatalkan sisa jadwal konser tour-nya karena komplikasi lupus yang ia derita menyebabkan gangguan kecemasan dan depresinya bertambah.

Meskipun demikian, Selena tidak menyerah dan terus berjuang melawan lupus. Pada tahun 2017 silam ia menerima transplantasi ginjal dari teman baiknya dan mengunggah momen tersebut di instagram miliknya.

                                                                                

Tapi ternyata tidak hanya Selena Gomez, penyanyi terkenal seperti Toni Braxton dan Kelle Bryan juga merupakan odapus dan berjuang dengan lupus yang dideritanya.

Masih tentang perjuangan, seperti yang kita ketahui bahwa saat ini Indonesia juga tengah berjuang untuk melawan pandemi Covid-19. Hal tersebut tentunya tidak berbeda dengan odapus. 

The World Lupus Federation melakukan survei global dan mendapatkan lebih dari 6.000 responden dari 85 negara. Hasil survei tersebut menunjukkan adanya penurunan akses perawatan lupus selama 3 bulan terakhir.

Penyebabnya sendiri cukup kompleks, mulai dari kondisi keuangan dimana pada masa pandemi ini banyak penduduk yang mengalami dampak pada aspek ekonomi, kesulitan mendapatkan obat karena adanya pembatasan dan stock obat yang terbatas, dan kekhawatiran akan terpapar Covid-19. 

Akibatnya, tidak sedikit odapus yang menunda maupun menghentikan pengobatan sementara pada masa pandemi ini.

Di sisi lain kecemasan odapus ada pada aspek vaksinasi Covid-19. Dilansir dari CNN Indonesia, survei yang dilakukan pada laman World Lupus Day menunjukkan sebanyak 75% responden khawatir akan efek samping vaksin dan efek pengobatan lupus apabila dipadukan dengan vaksin Covid-19.

Namun, Karen H. Costenbader selaku direktur Lupus di Brigham dan Women's Hospital, AS menyarankan agar odapus tetap melakukan vaksinasi Covid-19 dengen pertimbangan atau syarat tertentu.

Nah, kita semua juga dapat berjuang bersama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit lupus dan memberikan dukungan pada odapus lho! Kamu bisa membawa perubahan besar dengan melakukan satu langkah kecil yang berarti dengan mengikuti Challange #BersamaDukungOdapus di aplikasi Campaign #ForChange.

Cukup dengan menyelesaikan 5 aksi yang dimulai dengan berfoto selfie disertai dengan speech bubble berisikan pesan untuk odapus, foto saat berolahraga, dan aksi-aksi lainnya yang tidak kalah seru dan menarik. Dengan menyelesaikan misi tersebut kamu sudah berdonasi sebesar Rp5.000,00 lho! Keren kan!

Di Campaign #ForChange kita juga dapat berkontribusi dan #BantuSesamaTanpaKeluarUang, kapan saja dan dimana saja. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk ikuti setiap challange-nya! Karena #SemuaBisaJadiChangemakers.

#BantuSesamaTanpaKeluarUang

#SemuaBisaJadiChangemakers

Referensi: 1 2 3 4

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun