Mohon tunggu...
Boarneges
Boarneges Mohon Tunggu... Profesional -

"Tidak-kah kita merasa kehilangan orang-orang yang selama ini kita andalkan? mari kita melawan lupa,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

'Ndeso' dan Kedangkalan Berpikir Politisi Kita

8 Juli 2017   17:53 Diperbarui: 8 Juli 2017   18:40 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kasus Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Jokowi yang dilaporkan oleh Muhamad Hidayat ke Polres Bekasi hanya karena sebutan 'Ndeso' dalam video singkat di akun Vlog (Video Blog) milik Kaesang Pangarep yang kemudian menjadi viral beberapa hari ini.

Melihat berbagai Pro Kontra dalam laporan dugaan Penodaan agama dan ujaran kebencian kepada Kaesang atas video singkat tersebut, yang kemudian membangun berbagai pendapat dan sikap beberapa elit politik atas kasus ini. Ada sebuah kejanggalan dan kedangkalan berpikir dari sebuah elititas politisi yang tiba-tiba dengan 'gaya'-nya tampil dengan tegas, dengan statement tegas, dan kedangkalan berpikir itu mencerminkan kualitas diri dan otak para politisi kita dan saya menyebutnya 'bobrok'.

Bagaimana tidak, mereka berbicara keadilan hukum, tapi menutup matas dan mulut lebarnya atas ujaran kebencian, provokasi SARA, dan berbagai sikap beberapa oknum tertentu yang mengatasnamakan organisasi, agama dan lainnya yang dapat memicu perpecahan di negeri ini seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

Mereka berbicara kepedulian terhadap rakyat, tetapi menutup mata dan mulut lebarnya atas aspirasi-aspirasi masyarakat bawah yang lebih penting dan prioritas dari pada kata 'Ndeso' dalam video tersebut. Kita ingin melihat hasil kunjungan kerja, aspirasi dan sikap nyata dalam pembangunan. Tidak hanya sekedar membangun opini belaka yang ujung-ujung 'pemerintah salah terus'.

Mereka berbicara perlindungan hukum, tapi sampai saat ini UU Anti Terorisme belum kelar. Berbicara penegakan hukum, justru revisi UU KPK menjadi senjata favorit untuk bermain-main politik. Ini nyata dan menjadi tontonan rakyat yang telah memberikan hak keterwakilan melalui pesta demokrasi.

Media menjadi panggung lebar untuk tampil. Terlebih memuncaknya arus sebaran informasi melalui media sosial yang membuat pemberitaan menyebar cepat. Publik tentunya harus dengan bijak memilah dan menganalisa sesuai kebenarannya, bukan sesuai kepentingannya. Nah, tentang hal ini ada berbagai sosok yang tampil di panggung, menampilkan kedangkalan dan kepeningannya, tampilan penyesalan bagi konstituen yang telah mendudukkannya. Namun, masih ada waktu ke depan untuk kita memahami bahwa perlu evaluasi oleh publik untuk menempatkan orang-orang yang tepat di tempat yang tepat bagi kebangunan negeri ini.

Sepertinya Video Kaesang Pangarep makin banyak follower-nya, like-nya, visitor-nya, dan makin menjadi viral. Selain itu, makna positif yang disampaikan lewat Video ini akan semakin menyebar. Sementara  Muhammad Hidayat katanya justru malah akan diperiksa karena akun Media sosial miliknya yang penuh ujaran kebencian dan elit politisi kita makin jelas belangnya dari sikapnya dan ini adalah kejatuhan baginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun