Mohon tunggu...
Boarneges
Boarneges Mohon Tunggu... Profesional -

"Tidak-kah kita merasa kehilangan orang-orang yang selama ini kita andalkan? mari kita melawan lupa,

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Quick Count Pilkada DKI 2017, Akhir dari Kekisruhan?

16 Februari 2017   00:12 Diperbarui: 17 Februari 2017   18:35 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 hari ini terlaksana dengan baik dan lancar. Beberapa spekulasi tentang terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu pesta demokrasi hari ini di wilayah Ibukota dapat diminimalisir bahkan tidak ada pemberitaan berkaitan dengan hal tersebut. Sesuatu yang harus disyukuri, mengingat Jakarta adalah Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang secara admintrasi pemerintahan tentunya mencakup warga Jakarta di dalamnya, tapi secara ke-negara-an, Jakarta adalah milik semua bangsa Indonesia. 

Jadi, sangat patut kita berikan presiasi kepada KPU, TNI dan Polri, dan juga kepada pasangan kandindat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, tentunya dalam hal ini dapat dikatakan telah berhasil mengarahkan Tim Sukses, Simpatisan dan pendukung masing-masing kandindat selain untuk tujuan pemenangan, yang tak kalah penting adalah mengarahkan untuk menjaga berlangsungnya pesta demokrasi itu sendiri.

Hasil Quick Count Pilkada DKI 2017 dari berbagai lembaga survei, telah menunjukan hasil sementara versi lembaganya masing-masing dan dapat dilihat diberbagai pemberitaan media. ada beberapa perbedaan persentase, sengaja tidak mencantumkan persentanse tersebut disini, mengingat masih terdapat beberapa perbedaan dan tentunya menunggu hasil final dari KPUD Jakarta. Namun, meskipun masih menunggu hasil rekapitulasi resmi dari KPU tersebut, pasangan kandindat sudah menyampaikan statement-nya masing-masing dan bila dibaca secara sekilas, gambaran hasil Quick Count ini sudah menjadi gambaran hasil suara yang mendekati real. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa elit pendukung mulai membicarakan 'Pilkada putaran kedua', dan bahkan salah satu kandidat yakni Agus-Silvy, menyatakan kekalahannya dalam Pilkada DKI 2017 yang dilaksanakan hari ini.

Bicara tentang tentang 'Pilkada putaran kedua',  kita ketahui bersama bagaimana proses menuju DKI 1 pada Pilkada tahun ini telah membuat hangat situasi Politik di Indonesia. Bahkan muncul istilah 'Pilkada rasa Pilpres', dimana masing-masing petinggi partai, pendukung bahkan sampai di tingkat masyarakat bawah sekalipun saling fight untuk mendukung kandindat yang diusungnya. Lebih lagi, hal tersebut tidak hanya berlangsung di Jakarta, justru hampir diseluruh penjuru Indonesia, Pilkada DKI ini menjadi bahan perbincangan serius dan masyarakat sangat antusias. Ditambah lagi dengan berbagai kekisruhan menjelang pilkada. 

Di berbagai pemberitaan media kita ketahui bersama, kasus penistaan agama yang menimpa Ahok dari pasangan Ahok-Djarot, yang menuai aksi unjuk rasa dari GNPF MUI; Kasus korupsi Dana Hibah oleh Sylvi sewaktu menjabat Walikota tiba-tiba muncul dipermukaan;  Anies dari pasangan Anies-Sandi, sewaktu menjadi Menteri dipertanyakan prestasinya dan menjadi pembicaraan hangat netizen, bahkan bebarapa meme lucu yang memuat ledekan menghiasi wall jejaring sosial. 

Semakin kisruh dengan adanya isu SARA, curhat-nya mantan Presiden SBY dan berbagai cuitannya melalui akun Twitter-nya semakin menambah hangat situasi, dan bahka menjadi olok-olok dan menuai tanggapan menarik bahkan lucu oleh para Netizen di media sosial. Hal ini telah membuat kisruh suasana politik dan menyentuh ranah sosial masyarakat. kejadian-kejadian tidak muncul begitu saja, disinyalir ada sebuah setitingan terkait persaingan menuju DKI 1 menjelang hari pemilihan. Kita ketahui di berbagai pemberitaan media, bagaimana situasi ini telah membuat sebuah ketidaknyamanan dan bahkan rentan memecah belah persatuan di kalangan masyarakat. 

Lepas daripada itu, hari ini, rasa bangga dan salut untuk warga Jakarta, membuktikan kecerdasannya di tengah polemik dan kekisruhan politik yang terjadi tersebut. Terlaksananya Pilkada DKI hari ini dengan lancar dan damai telah membuktikan dan dapat menjadi sebuah contoh untuk daerah-daerah lain bahwa pesta demokrasi adalah untuk memilih pemimpin, dan itu adalah hak dari setiap warna negara yang dijamin oleh konstitusi, dengan tidak memandang latar belakang Suku, Agama, Ras dan Golongan. Namun, adanya kemungkinan 'Pemilihan putaran kedua', dapat dipastikan pemilihan akan semakin seru dan harapannya tidak semakin kisruh. 

Kesempatan kedua untuk warga Jakarta untuk kembali membuktikan kecerdasannya untuk memilih pemimpin yang mampu, terbukti, bersih dan berintgritas tinggi dalam mebangun Jakarta kedepan sebaga Ibukota negara yang sejahtera. Menentukan pilihan bukan karena faktor SARA, bukan karena politik uang, bukan karena faktor kepentingan lainnya yang kerap dimainkan oleh politisi atau kandindat 'murahan' yang menghalalkan segala cara untuk berkuasa. Tetapi menetapkan pilihan pada pasangan kandindat yang dirasa mampu, telah terbukti dan dipercaya untuk membawa Jakarta menuju cita-citanya. Menetapkan pilihan pada yang melayani dan bukan yang berkuasa. Jakarta untuk warganya, Jakarta untuk Indonesia. Salam Damai. Persatuan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun