“Ya Allah, masihkah tersisa sedikit belas kasih-Mu? Tunjukanlah keadilan-Mu di negeri kami ini, aku tidak bersalah, aku masih ingin bersama keluargaku,” ujarnya mendoa di dalam hati, di tatapnya langit yang mulai gelap, lalu berdiri mendorong gerobaknya dengan lunglai menyusuri jalan pulang.
***
Indu menatapi ujung jalan yang mulai gelap dari balik daun jendela rumah kecil mereka, hatinya berlega melihat sosok ayahnya dari kejauhan mendorong gerobak, segera dia memberitahu ibunya, lalu keduanya menunggu dengan bahagia di depan pintu. Indu berlari menghampiri ayahnya dan memeluknya erat-erat, lalu tersenyum.
“Kenapa ayah baru pulang?”
“Ah, sepi hari ini , Nak, keduluan sama yang lain.”
Segera Ibunya Indu menyambut suaminya, dipeluknya suaminya itu erat tanpa peduli bau keringat yang menyengat. Kalau sudah begini makin berbunga-bungalah cinta dihati keduanya.
“Pak, tadi di sekolah guruku bertanya, nama ayah kamu siapa?”
“Lalu kamu jawab apa?”
“Saya anaknya, Lulung!”
“Lalu, gurumu bilang apa?”
“Guruku itu tersenyum saja, lalu berteriak : Angket!”