Mohon tunggu...
Yunia Soleha
Yunia Soleha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Sentilan "Meminta-minta"

25 Februari 2018   15:28 Diperbarui: 26 Februari 2018   13:12 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam meninjau masalah tersebut, banyak aspek yang harus secara komprehensif, agar nantinya tidak terjadi pengambilan kebijakan atau keputusan yang terlalu dini. Bagaimana agama, ilmu, sosial budaya, serta hukum dan piranti lainnya memandang fenomena ini.

Dalam konteks meminta-minta inipun perlu kita kerucutkan lagi polemik yang ada didalamnya. Meninta-minta yang bagaimana? Lalu bagaimana nasib para mereka yang memang tidak mampu sehingga ia meminta-minta dalam memperjuangkan hidupnya? Apakah itu pula diharamkan?

Ada suatu kisah dari rasulullah yang kiranya dapat menjadi salah satu media bantuan kita dalam menghadapi polemik ini.

Ketika itu Nabi Muhammad SAW dedang berkhutbah di di Arafah pada haji wada', lalu datang seorang Badui yang tiba-tiba menarik ujung selendang Nabi dan memintanya, maka Nabi pun memberikan selendang itu kepadanya, lalu orang Badui itupun pergi. Dan ketika itulah diharamkan meminta-minta. Rasulullah SAW bersabda: "tidak halal menerima sedekah bagi orang yang kaya juga bagimorang punya kemampuan untuk bekerja, kecuali orang fakir yang sangat sengsara atau orang yang punya tunggakan hutang dan sangat kesulitan membayarnya"

Realita yang sering kita jumpai di antara pengemis yang berderet didepan pintu masjid, dan mereka menghentikan dzikir para hamba Allah yang menuju atau hendak pulang dari masjid dengan ratapan yang mereka buat sesedih mungkin. Sebagian lain mereka memakai modus agak berbeda, membawa dokumen dan berbagai surat palsu beserta blanko isian sumbangan. Ketika ia menghadapi mangsanya, ia mengada-ngada cerita sehingga berhasil mengelabuhi dan mendapatkan uang.

Dengan adanya peristiwa tersebut sangatlah memprihatinkan. Seharusnya tindakan mengemis ini dilakukan sebagaimana mestinya, dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar dalam keadaan sangat membutuhkan, tetapi yang marak dan menjadi realita yang terjadi malah mengemis dijadikannya suatu tindakan yang merkedok dusta.

Dalam pandangan agama konteks meminta-minta ini bukan masalah mengharamkan atau menghalalkannya yang menjadi polemik nyata. Masalah yang muncul cenderung pada kemampuan para mereka yang masih memiliki kemampuan yang cukup dalam pekerjaan yang lebih dimuliakan dalam agama selain meminta-minta atau menjadi pengemis.

Dikisahkan dalam suatu hadist Rasulullah SAW:

Sahl bin Hanzhaliyah Radhiallahu'anhu meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda:

"barang siapa meminta-minta sedang ia dalam keadaan berkecukupan, sungguh orang itu telah memperbanyak (untuk dirinya) bara api jahannam" mereka bertanya "apakah (batasan) cukup sehingga (seseorang) tidak boleh meminta-minta?" beliau Rasulullah Sallahu 'alaihi Wassalam menjawab, "yaitu sebatas (cukup untuk) makan pada siang dan malam hari" (HR Abu Daud:2/281, shahihul Jami':6820)

Bagi keluarga tertentu, mengemis bahkan sudah menjadi suatu profesi. Padahal tak jarang mereka tersebut dalam kondisi cukup mampu, dan sungguh Allah Maha Mengetahui kondisi mereka, dan bila mereka mati barulah terlihat atas apa yang mereka telah kerjakan didunia, na'udzubillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun