Mohon tunggu...
Lyfe

Ulasan Novel "Arok Dedes": Kudeta Licik, Tetapi Cerdik

3 Oktober 2017   21:30 Diperbarui: 4 Oktober 2017   03:07 8355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sehingga ia tetap bersedih karena ia harus berbagi suami dengan istri pertama Arok. Di ceritakan bahwa Dedes  tak bisa memendam air mata yang terus mengalir seperti pada awal ia memasuki Tumapel. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, bukan kebahagiaan akan tetapi saya membayangkan bahwa Dedes merasakan beban berat bertubi-tubi yang tiada habisnya.

Tunggul Ametung

Seorang perampok yang naik tahta berkat kemampuannya mempengaruhi orang lain. Diceritakan Tunggul Ametung seorang kejam yang tidak segan-segan membunuh orang yang menghalanginya. Selain kejam saya membayangkan Tunggul Ametung seseorang yang seenaknya sendiri, terbukti saat dia menculik Dedes untuk "dipaksa" menjadi seorang yang kelak akan melahirkan bakal calon pemimpin Tumapel. Selain itu ia seorang yang serakah, karena seharusnya segala sesuatu harus ia setorkan ke Kediri akan tetapi ia timbun sendiri tanpa sepengatahuan orang lain. 

Menurut saya Tunggul Ametung sudah memiliki semua sifat duniawi yaitu harta, tahta, dan wanita yang mungkin sampai saat ini masih menjadi dambaan semua orang termasuk saya sendiri. Namun suatu saat karena akibatnya sendiri, orang lain banyak membecinya yang membuat Tunggul Ametung dikudeta bahkan oleh prajuritnya sendiri. Tak bisa berbuat banyak karena semua orang berusaha untuk merebut kekuasaan darinya, pada akhirnya ia mati di tangan prajuritnya sendiri yang bernama Buto Ijo.

Dang Hyang Logawe

Mungkin tak banyak nampak dalam cerita demi cerita, akan tetapi sekali ia muncul membawa dampak yang sangat besar pada masa depan Tumapel. Dang Hyang Logawe merupakan seorang Brahmana atau guru yang terhormat, akan tetapi ia tidak dihormati oleh Tunggul Ametung karena perbedaan keyakinan. Suatu saat mengetahui Dedes anak Mpu Parwa di culik oleh Akuwu, ia memerintahkan dan memberi kepercayaan kepada anak didiknya Arok untuk menyelesaikan semua permasalahan di Tumapel. 

Ibarat sebuah pertunjukkan wayang saya dapat membayangkan bahwa Arok adalah wayang dan Dang Hyang Lohgawe adalah dalang yang memainkannya. Menurut saya ia seorang guru yang sangat luar biasa karena mempunyai taktik kudeta yang bagi saya sangat cerdas. Taktik kudeta yang licik tapi cerdik. Berdarah, tetapi para pembunuh yang sejati bertepuk dada mendapati penghormatan yang tinggi.

Kesimpulan

Pada awalnya membaca novel ini mungkin membuat anda bingung, sebenernya apa yang akan di ceritakan oleh Pram? Akan tetapi pertanyaan tersebut akan terjawab dengan membuka halaman demi halaman. Saya kira awalnya akan menceritakan sebuah romansa percintaan Arok Dedes sesuai dengan judulnya akan tetapi secara keseluruhan novel ini akhirnya menggambarkan bagimana kudeta terhadap penguasa melalui taktik yang cerdas. Bahwa dalam merebutkan kekuasaan, sang aktor tidak perlu berlumuran darah untuk memperoleh sebuah kekuasaan. Masih relevan dengan situasi saat ini bahkan di Indonesia. Setujukah kamu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun