Sebenarnya dari cerita di atas sudah jelas bahwa sumber keputus asaan berasal dari pikiran sendiri dan sugesti lingkungan yang mempengaruhi pikiran individu. Apalagi dalam kehidupan jauh dari keluarga tentu manajemen emosional dan financial memiliki peran yang cukup besar.Â
Rata-rata keputus asaan seseorang yang terjadi pada warga rantauan dimulai dari tertekan baik emosional, pekerjaan, batin, asmara dan sebagainya yang tidak tersalurkan. Sehingga individu tersebut merasa tidak berharga dan terbuang. Perasaan ini muncul dari perilaku orang lain terhadapnya yang ia nilai berdasarkan pemikirannya sendiri (Overthingkhing).Â
Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik untuk kesehatan batin, mental dan fisik. Ingat bahwa bermula dari overthingkhing dapat menyebabkan penyakit hati, mental, dan fisik. Sebelum itu merusak total dari dirimu kenali hatimu, singkirkan iri dengki dalam hatimu.Â
Jika kau melihat kenikmatan orang lain maka berdoalah kepada pemilik kehidupan agar engkau juga bagian dari orang beriman yang mendapat Ridho Allah. Insya allah kau akan tenang. Jika saat mendengar orang lain mendapat rezeki cobalah untuk ikut bersyukur atas kenikmatan yang dia terima.Â
Bisikkan dalam hati "Masya allah.. Alhamdulillah dia menjadi seorang yang mendapat ridho Allah atas rezeki yang ia terima.. Semoga aku juga masuk didalamnya dengan mendapat rezeki yang berkah seperti fulan". Kemudian afirmasi diri dengan kata-kata "Alhamdulillah dia mendapatkan kepercayaan bos, saya yakin suatu hari nanti sayapun akan mendapatkan lebih baik dari itu".Â
Dengan begitu sejenak hatimu dan pikiranmu akan tenang insya allah. Setelah itu cukup usahakan atas apa yang kamu cita-citakan selebihnya pasrahkan hasilnya pada Allah. Insya allah itu akan lebih baik untuk kesehatan mentalmu juga.Â
Selesai urusan dengan dirimu sendiri, mari kita berkehidupan sosial. Teman, keluarga, dan kerabat tentu ada dalam lingkar kehidupan kita. Bagaimana menanggapi keadaan jika teman baikmu tak lagi denganmu saat ini? Dia jauh lebih nyaman dengan temanmu yang lain. Begitu juga dirimu yang terkesan canggung bersamanya lagi sebagai teman. Baiklah kita akan belajar dari based true story berikut.
Saya sejak SD tidak pernah memiliki teman karena aku adalah anak ynga memiliki penyakit pernafasan. Dulu sering batuk sampai pernah muntah di kelas.Â
Pernah mengalami bullying yang luar biasa saat masih SD hingga menjelang kelulusan SDpun masih harus berjuang sekolah tanpa teman. ada satu kalimat guru wali kelas 6 SD mengatakan "Kepandaianmu dari kelas 1 s.d kelas 6 saat ini tidak akan mejamin kesuksesan kehidupanmu di masa depan".Â
Dari kata-kata itu aku mempercayai bahwa aku masih memiliki kesempatan untuk menjadi orang sukses. Benar saja aku bisa menuntaskan pendidikanku sampai aku lulus sarjana. Alhamdulillah sampai dapat pekerjaan yang selalu diimpikan oleh orang tua. tanpa teman-teman masa SD alhamdulillah aku tetap bisa hidup dan baik-baik saja hingga saat ini.Â
pembelajaran yang dapat kita ambil hikmah dari cerita kedua yakni bahwa kehidupan bukan ditangan temanmu tapi ada di tangan Allah. Bisa saja kamu dijauhkan dari mereka untuk kamu bisa terus bertumbuh dan berkembang.Â