Jika berbicara tentang ekonomi kerakyatan, Jawa Timur cukup memiliki potensi. Saya bisa katakan ini karena beberapa kali mengunjungi pameran, produk UMKM tampak menunjukkan taringnya. Mereka pun tidak sekedar jual produk, tapi juga mengedepankan inovasi dan kreasi.
Di Surabaya, pengusaha UMKM sangat antusias mengembangkan produknya. Mereka terus berupaya meningkatkan produksinya melalui kegiatan komunitas Pahlawan Ekonomi. Jangan kaget jika kemudian angka pengusaha UMKM di Surabaya 2018 ini mencapai 8 ribuan!
Diskusi Media bersama Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)
Demi mengupas kondisi perekonomian di Jawa Timur, hari Kamis minggu lalu, 22 November 2018, saya mengikuti sebuah diskusi menarik yang bertema Membangun Indonesia dalam Perspektif Peningkatan Daya Saing Daerah di Ruang Rapat Hayam Wuruk Lantai 8, Kantor Sekda Pemprov Jatim, Surabaya.
Acara diskusi ini diselenggarakan oleh Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), yakni kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) Ditjen IKP Â yang memberikan informasi Akurat, Data Valid dan Narasumber Terpercaya.
Beberapa narasumber yang hadir adalah:
- Mohammad Nasir, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
- Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan Republik Indonesia
- Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi
- Meliadi Sembiring, Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
- Heru Tjahjono, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur
Yang dibawakan oleh Panelis Emil Faizzah, Anchor JTV, dan Rohman Budijanto, PimRed Jawa Pos.
Jawa Timur dan angka pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata
Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur tahun 2018, menurut catatan BPS, mengalami peningkatan. Pada triwulan 1-2018 mencapai 5,50 persen, sedangkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,37 persen.
Â
Aspek ekonomi di Jawa Timur sejatinya jauh dari kondisi yang mengkhawatirkan. Dalam 5 tahun terakhir tercatat pertumbuhan ekonomi selalu berada lebih dari 5%.
Peningkatan ekonomi di Jawa Timur tersebut didukung  oleh 3 sektor ekonomi utama, yaitu:
- Sektor Industri  Pengolahan sebesar 29%
- Sektor Perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan motor sebesar 18%
- Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 13%
Capaian yang baik juga ditunjukkan dari sektor industri dengan pertumbuhan diatas 5% selama 5 tahun terakhir.
Begitupun sektor perpajakan yang pada tahun 2017 lalu realisasinya melampaui target yang ditetapkan, yang harusnya Rp. 12,98 triliun, realisasinya mencapai Rp. 14,35triliun.
Pertumbuhan Start Up dan peran UMKM di Jawa Timur
Dewasa ini angka start up Indonesia mengalami banyak perkembangan. Kita menyadari lahan teknologi digital masih sangat luas.
Â
Seperti yang dikatakan oleh menristekdikti, Mohammad Nasir, bahwa pada 4 tahun  pemerintahan Jokowi -- JK, akumulasi jumlah start up dan calon start up mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Tumbuhnya wirausaha berbasis teknologi ini memicu kehadiran perusahaan pemula berbasis teknologi.
Pertumbuhan start up di Indonesia dinilai sangat cepat. Pada tahun 2015 ada 52 start up, tahun 2016 ada 203 start up, tahun 2017 naik menjadi 661 start up, sekarang 2018 angkanya mencapai 956 start up. Target 2019 nanti Indonesia memiliki 1000 start up.
Sementara itu geliat Usaha Micro Kecil dan Menengah turut memberikan andil dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Inovasi lainnya adalah membuka penerbangan langsung Kuala Lumpur ke Banyuwangi pada bulan Desember nanti.
Kekuatan ekonomi dan konsistensi penurunan angka kemiskinan
Kondisi perekonomian di Jawa Timur menunjukkan sejumlah aspek yang menggembirakan dan tentunya harus terus dikelola dengan baik, termasuk dalam upaya menumbuhkan daya saing.
Indeks IPM di Jawa Timur pada tahun 2017 terus mengalami kemajuan. Merujuk pada data BPS, IPM Jawa Timur mengalami kemajuan yang terus menerus selama periode 2011-2017. Dari hasil itu, indeks pembangunan manusia di Jawa Timur naik kembali dari sebelumnya kategori Sedang menjadi kategori Tinggi.
Pencapaian indeks IPM ini diukur dengan memperhatikan 3 aspek esensial, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
Pada kesempatan itu sempat dibahas mengenai arah kebijakan yang telah dirumuskan pemerintah untuk mendorong peningkatan kualitas SDM terkait penguasaan IPTEK sebagai upaya meningkatkan daya saing nasional.
Dalam kerangka ini ada perubahan strategi, dari supply driven menjadi demand driven. Strategi ini sebagai upaya menjawab tantangan zaman karena terjadinya akselerasi perubahan konfigurasi industri global yang dipicu oleh revolusi digital (Industri 4.0).
Jika pemerintah, akademisi, dan industri telah mendukung sumber daya manusia, kini saatnya masyarakat bergerak untuk Jawa Timur maju bersaing dilevel nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H