Saya yakin, setiap rumah tangga ingin punya rumah sendiri. Tidak ngontrak, apalagi tinggal di pondok mertua indah. Masalahnya harga rumah mahal, beli rumah tak semudah menjentikkan jari. Ngumpulin duit? Ah, mau sampai kapan, sedangkan tiap tahun harga tanah naik!
3-4 tahun lalu saya pesimis bisa membeli rumah dengan cara cash. Komitmen saya dan suami sejak dulu adalah tidak ingin terbeban utang. Prinsip kami, lebih baik nabung daripada berutang. Tidak apa-apa tidak punya rumah sekarang, tapi suatu saat rezeki memiliki rumah sendiri pasti ada.
Suatu hari kantor tempat saya kerja mengharuskan karyawan membuka rekening tabungan karena sistem penggajian akan dibayar melalui sistem transfer. Pada waktu itu membuka rekening sesulit membeli rumah, maksud saya buka rekening tabungan saat itu harus mengeluarkan modal gede, Rp. 500.000,. Iya, meskipun uang itu tetap jadi milik kita, namun tidak mudah mendapatkan nominal sebesar itu. Dengan tekad kuat saya pinjam uang orang tua dan membuka rekening tabungan. Buku udah jadi, kartu ATM diserahkan, uang di rekening saya tarik kembali, dong, haha.. Lebih butuh ‘mentahnya’ ketimbang ngunyah ATM! :D
Rupanya ada sisi positif yang selama ini tak saya sadari, bahwa lebih mudah mengelola uang di rekening, ketimbang harus memegang uang tunai.
Lebih aman membawa ATM, daripada bawa uang tunai
- Transaksi apapun lebih mudah, tanpa ribet urusan kembalian, bila menggunakan mesin debit
- Keluar masuk uang lebih terkontrol, maksudnya, saat pengen jajan sedangkan uang cash terbatas, akan mengganggu birahi belanja.
- Mesin ATM rata-rata jauh dari rumah, lebih mikir ditabung aja ketimbang ngabisin bensin pergi ke ATM narik uang
- ATM memudahkan bayar-bayar tagihan bulanan
Sejak saat itu, saya rajin mantengin saldo rekening. Berdoa dan berupaya supaya saldo naik terus. Malah saat ada Bank mengeluarkan ATM versi unik, saya buka rekening baru. Rekening baru ini saya khususkan untuk tabungan saja. Tidak boleh ditarik dalam kondisi apapun!
Gak susah? Urus satu rekening aja gak mampu, kok punya dua!
Jangan pesimis dulu, ada lho trik mengisi rekening tabungan, gini cara saya:
Kumpulan kembalian belanja
Jika dihitung-hitung, kembalian belanja nilainya besar, lho! Apalagi saya memang suka mengumpulkan uang receh buat bayar parkir, buat kasih pengamen atau kasih polisi cepek di tikungan. Nah, dari recehan ini saya kumpulin yang seribu sama lima ratus koinan. Setelah dihitung-hitung sebulan nyampe deh 300 ribu. Masukkan rekening!
Kadang kita udah seneng duluan saat mendapati cicilan motor akan lunas. Saya nggak, cicilan lunas masih tetap saya anggarkan. Duit cicilan ini saya masukkan ke dalam rekening tabungan khusus. Meskipun lunas, seolah-olah saya masih punya cicilan.
Rejeki tak terduga sebagai tabungan
Sebagai Blogger Alhamdulillah ada aja rejeki yang datang tak terduga. Misalnya menang kuis/lomba, atau dari lainnya. Semua itu saya masukkan dalam tabungan juga. Nilai kecil atau besar, pokoknya masuk ke dalam rekening khusus.
Emang nabung di Bank aman? Hati-hati, lho, banyak Bank kena likuidasi sekarang!
Halah, halaahh... pakai nyebut likuidasi, ulangan ekonomi aja nyontek! :D
Percayalah nabung di Bank aman. Sekarang udah ada Lembaga Penjamin Simpanan alias LPS.
Udah tau LPS beluummmm?
LPS adalah lembaga yang memberikan jaminan kepada para nasabah yang memiliki rekening Bank di Indonesia. Jumlah saldo yang dijamin oleh LPS maksimal 2 Milliar Rupiah! Jadi jangan takut uang kita hilang di Bank.
Hampir semua Bank di Indonesia saat ini telah menjadi peserta LPS. Baik Bank konvensional, maupun Bank Syariah. Sedangkan simpanan-simpanan yang dijamin oleh LPS meliputi Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan, dan/atau bentuk lainnya.
Lalu, apakah setelah punya tanah berhenti menabung? Ow, sama sekali tidak! Justru setelah mewujudkan impian besar ini, rasa optimis saya terlecut untuk semakin giat menabung. Masih banyak rencana-rencana baru yang telah saya susun. Yang pasti saya makin yakin bahwa menabung dapat menghalau bingung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H